Karya megah berjudul In-Habit: Project Another Country (Here, There, Everywhere) menangkap perhatian mata saya saat melakukan pengecekkan di ujung ruangan. Saya yakin Anda mengalami hal yang sama. Atau akan.
BACA JUGA: 9 Pameran Seni yang Bisa Anda Kunjungi di Bulan Juni
Karya yang terbuat dari kardus ini juga jadi tanda adanya pameran baru di Museum MACAN. Bertajuk Somewhere, Elsewhere, Nowhere, pameran ini menampilkan karya Isabel dan Alfredo Aquilizan selama lebih dari dua dekade.
Itu mencakup instalasi berskala besar, patung, video dokumentasi dan juga seni gambar hasil pasangan perupa ini.
Hampir dalam setiap karyanya, Isabel dan Alfredo menafsirkan benda-benda mati dalam keseharian. Menghidupkan setiap instalasi dari memori. Serta memberikan mereka “suara” untuk berbagi cerita. Nilai tersebut juga dapat Anda perhatikan pada judul karya. Setiap titel selalu mengandung permainan kata dan makna ganda.
Lewat Isabel dan Alfredo saya mendapat pengetahuan baru. Bahwa barang keseharian negara Filipina tidak jauh beda dengan Indonesia. Ini juga tercermin dari instalasi yang mereka pamerkan di Museum MACAN.
Seperti sikat gigi bekas pakai yang mendampingi Anda di atas jalan setapak pintu pameran ini. Presences and Absences judulnya. Ini merupakan sikat gigi bekas pakai yang Museum MACAN kumpulkan lewat open call beberapa saat lalu.
Kabarnya, pihak museum masih terus menerima kiriman sikat gigi kalian. Saran saya, datang lagi di minggu terakhir pameran Somewhere, Elsewhere, Nowhere dan lihat berapa banyak yang menyumbangkan sikat giginya.
Karya pertama yang sempat saya sebutkan di awal juga memiliki treatment yang serupa. Cardboard di karya In-Habit: Project Another Country (Here, There, Everywhere) juga merupakan hasil donasi dari warga Jakarta. Di Filipina, kotak kardus ini dinamakan kotak balikbayan. Ini juga kotak yang lazim digunakan mereka.
Di Children’s Art Space yang juga menyediakan workshop untuk anak-anak, saya tidak sengaja bertemu dengan Alfredo. Ucapan selamat tentu saya sampaikan.
Momen itu jadi tempat saya melemparkan pertanyaan klise. Seringnya, pertanyaan “Mana yang jadi favorit Anda?” jarang mau dijawab oleh pelaku seni. Begitu juga Alfredo. Namun tanpa pikir panjang, ia berkata “The one with boats.”
Sambil tersenyum, saya tanya apa yang istimewa dari instalasi sampan berisi satu dan lain hal itu. “It reminds me so much of our colonization,” paparnya.
“It reminds me so much of our colonization.”
Ada yang menarik mata saya saat membaca deskripsi instalasi. Sebuah informasi yang mengatakan bahwa pisau-pisau pada karya Belok Kiri Jalan Terus atau Left Wing Project itu dibuat oleh pandai besi di Yogyakarta. Bahkan menjadi inspirasi dari karya itu sendiri.
Ada juga yang menjadi simbol era kolonisasi tafsiran kedua perupa ini, See/Through (Series 1). Terbuat dari kain piña. Kain yang ditenun dari serat daun nanas. Sedikit sejarah, buah Nanas diperkenalkan oleh bangsa Spanyol selama masa penjajahannya di Filipina.
Materi yang dipamerkan ini menjadi simbol dari penjajahan, perkebunan, dan perburuhan.
Sebagai tuan rumah, Museum MACAN juga turut mengomisi karya baru dari Isabel dan Alfredo. Terbuat dari gabungan kayu jati berbentuk sangkar burung. Lebih dari 90 sangkar burung yang menjadi rangkaian karya Caged ini. Dengarkan kicauan burung yang diputar di galeri. Jadikan momen ini sebagai waktu untuk diri Anda berkontemplasi.
Pameran Isabel dan Alfredo Aquilizan; Somewhere, Elsewhere, Nowhere berlangsung hingga 8 Oktober 2023. Kunjungi situs resmi museum MACAN untuk membeli tiket pameran.
BACA LAGI:
Rekomendasi 20 Kedai Kopi Ternyaman di Jakarta Selatan
International Ballet Super Star Gala Akan Kembali Hadir di Indonesia
Foto: Courtesy of Museum MACAN