Mengungkap Pesona Labubu, Aksesori Kontroversial yang Mendominasi Dunia Fashion

Mengurai kompleksitas fenomena bag charms, simbol status yang mempertanyakan esensi orisinalitas dalam dunia mode.

Courtesy of @willamazing on Instagram


Di tengah gemerlapnya dunia mode, ada satu tren yang tiba-tiba mencuat dan mencuri perhatian banyak orang saat ini yakni, bag charms. Salah satu yang paling banyak digandrungi adalah Labubu, karakter unik dengan telinga runcing, gigi tajam, dan senyum nakal yang tak disangka-sangka berhasil merajai hati para pencinta fashion.

BACA JUGA: Mengapa Aksesori Topi Kembali Populer di Dunia Fashion?

Dibuat oleh Kasing Lung, seorang desainer asal Hong Kong dan diproduksi oleh Pop Mart sejak tahun 2015, Labubu kini bukan hanya sekadar aksesori lucu, tapi juga simbol status sosial yang diperjuangkan banyak orang.

Courtesy of Pop Mart

Labubu yang menjadi bagian dari koleksi karakter The Monsters telah menarik perhatian dunia terutama setelah Lisa Blackpink kerap terlihat dengan boneka Labubu-nya. Meski penampilannya menyerupai monster kelinci, Kasing Lung mengungkapkan bahwa Labubu adalah karakter baik hati yang siap membantu sesama. Sosok imut ini kini tak hanya menjadi pelengkap gaya, tapi juga cerminan identitas dari para penggunanya.

Courtesy of @lalalalisa_m on Instagram

Namun untuk memiliki Labubu tidaklah mudah. Pop Mart menjualnya dalam bentuk mystery box, artinya Anda tak bisa memilih desain atau warna yang diinginkan. Selain itu, Labubu sering hanya bisa didapatkan melalui sistem undian atau antre panjang di depan toko. Maka tak heran, harga di pasar sekunder pun bisa melonjak drastis.

Courtesy of @lalalalisa_m on Instagram

Dalam dunia yang sering kali mengusung konsep “less is more”, Labubu menawarkan pendekatan berbeda yaitu “more is more”. Gantungan tas kini bukan sekadar imbuhan belaka, tapi menjadi fokus utama yang membuat tampilan semakin kaya dan berkarakter. Labubu pun sering tampil dengan berbagai kostum unik yang tak hanya lucu, tapi juga memancarkan gaya yang berani — mulai dari pakaian kasual hingga desain yang terinspirasi dari nama besar di dunia mode.

Courtesy of @lalalalisa_m on Instagram

Namun di tengah kesuksesannya, nyatanya ada ironi di balik tren ini. Banyak dari kostum Labubu yang dikenakan pemiliknya sebenarnya adalah produk bootleg, alias tiruan dari label-label besar seperti Louis Vuitton atau Chanel. Meskipun Labubu sendiri adalah simbol orisinalitas dan kreativitas, mengenakannya dengan aksesori imitasi justru bisa merusak reputasi tersebut. Hal ini menimbulkan pertanyaan: Mengapa banyak orang rela membayar mahal untuk karakter ikonis seperti Labubu, namun berhenti setengah jalan dengan memilih kostum yang tidak orisinal?

Courtesy of Pop Mart

Pada akhirnya, Labubu bukan hanya sekadar aksesori belaka, tapi juga mencerminkan pilihan dan apresiasi Anda terhadap dunia mode. Jika Anda memilih orisinalitas dan kualitas, Labubu akan menjadi aksesori yang benar-benar berbicara tentang selera dan gaya Anda. Tetapi jika Anda memilih kostum imitasi, bukankah itu hanya menurunkan nilai estetika dari karakter ikonis ini? Jadi, apakah Anda akan merangkul keunikan Labubu dengan cara yang bijak, atau justru ikut terseret dalam arus imitasi? Semua keputusan ada di tangan Anda.

BACA JUGA:

Inspirasi Aksesori Berdasarkan Zodiak dan Ciri Khas Warnanya

Intip Pilihan Aksesori Bermerek untuk Perayaan Valentine Dari Rumah Mode Ternama

Baca artikel Talking Points yang berjudul "Enigma Aksesori Kontroversial" yang terbit di edisi cetak Harper's Bazaar Indonesia - Oktober 2024; Penulis: Evelyn Sunyoto; Foto: Courtesy of @willamazing, @lalalalisa_m on Instagram, Pop Mart