Tiffany mungkin hidup di alam bawah sadar budaya pop Anda dalam beberapa cara atau yang lainnya. Mungkin teman sekamar Anda memiliki poster Breakfast at Tiffany's yang mereka tempel di kamar asrama kampus mereka, atau Anda mendapatkan mainan bayi Tiffany saat baru lahir, atau seseorang yang Anda kenal mengenakan kalung bean dari Elsa Peretti atau manset tulang. Mungkin bahkan lebih halus dari itu: piala berkilau untuk final Superbowl, World Series, atau NBA, semuanya buatan Tiffany.
Baca juga: Saint Laurent Menjadi Penyelenggara Pameran Fotografi di Beberapa Kota Besar Dunia
Sebuah cuplikan dari film Breakfast at Tiffany's
Sebuah butik perhiasan di Amerika, yang berdiri pada tahun 1837, muncul di banyak bagian kehidupan dan budaya Amerika. Di luar negeri, itu cerita yang berbeda. Di seluruh Eropa dan sebagian Asia, brand ini tidak begitu terikat secara budaya. "Persepsi merek berbeda, orang belum pernah hidup dengan Tiffany," ucap Alexandre Arnault, wakil presiden eksekutif untuk bagian produk dan komunikasi.
Alexandre, yang berusia 30 tahun, anak tertua ketiga dari lima anak ketua dan CEO LVMH Bernard Arnault, pindah ke New York ketika ia mengambil alih perannya di Tiffany pada tahun 2021. (Sebelumnya, ia merupakan seorang CEO untuk sebuah merek koper Rimowa.) "Menjadi orang Prancis," ia menjelaskan, "Tiffany telah berada di Prancis untuk waktu yang lama, tetapi tidak harus berada di tempat yang sama, seperti yang Anda lihat dari para pesaing."
The Tiffany Diamond
Itu sebabnya Tiffany membuka pameran besar-besaran minggu lalu di Galeri Saatchi, London. "Saya pikir [pameran] membantu orang untuk lebih dekat dengannya dan memahami sejarahnya," ucap Alexandre.
"Vision & Virtuosity" menampilkan lebih dari 400 objek arsip, termasuk Tiffany Diamond yang terkenal (pernah dipakai oleh Audrey Hepburn, Lady Gaga, dan Beyonce) dan naskah asli dari Breakfast at Tiffany's ditandai dengan catatan asli dari Audrey. (Ini adalah perhentian kedua untuk pameran, yang pertama kali memulai debutnya di Shanghai pada tahun 2019, meskipun inkarnasi ini menampilkan lebih banyak perhiasan, serta gaun hitam kecil dari Givenchy yang ikonis, yang sempat Audrey Hepburn pakai di Breakfast at Tiffany's.
Pameran akan buka di London mulai 19 Agustus mendatang.
Naskah asli Breakfast at Tiffany's
Gaun dari Givenchy yang Audrey Hepburn pakai di film Breakfast at Tiffany's
Melalui tujuh ruangan luas yang mengambil alih galeri, pameran ini bertujuan untuk menunjukkan tidak hanya sejarah dari merek tersebut. Kotak biru Tiffany pertama dari tahun 1878 dan buku katalog biru Tiffany pertama dari tahun 1845, keduanya ada di pameran ini, tetapi juga kerajinan dan keseniannya, menampilkan karya Jean Schlumberger, Elsa Peretti, Paloma Picasso, dan John Loring
Kotak biru pertama, dari tahun 1878
Katalog pesanan lewat pos dari Tiffany Blue Book yang pertama
Sebuah bros yang pernah dipakai oleh Elizabeth Taylor
Kalung Paloma Picasso
Ada ruangan yang mereka dedikasikan untuk melihat Tiffany Diamond, termasuk filter yang mereka buat bersama Snapchat sehingga Anda dapat mencobanya secara virtual. Inovasi interaktif mengesankan yang lainnya, termasuk kemajuan teknologi: dinding tempat pengunjung dapat mencoret-coret catatan cinta dengan jari mereka dan "mengirim" pesan ke seberang ruangan; dan analog yang menyegarkan: sebuah ruangan di mana Anda dapat mencoba cincin pertunangan Tiffany yang sebenarnya.
Selain pengenalan lebih jauh dalam segala hal tentang Tiffany, pameran ini juga memperdagangkan salah satu asetnya yang kurang terlihat: Kota New York. Sebagai tempat kelahiran Tiffany dan butik andalannya di Fifth Avenue, sebagian besar pameran mereka khususkan untuk menciptakan kembali momen Manhattan. Ada bagian depan butik Fifth Avenue, bagian depan taksi yang menjorok keluar dari salah satu dinding untuk momen selfie yang tak terhindarkan.
Untuk pesta pembukaan yang penuh selebriti (global ambassador Gal Gadot, Rosé Blackpink, Florence Pugh, semuanya ada di sana), lantai atas galeri Saatchi diubah menjadi restoran klasik khas New York yang menyajikan sandwich pastrami dan es krim sundae, dengan Mark Ronson sebagai house DJ.
Florence Pugh
Rosé Blackpink
Mungkin pemandangankota New York yang berwarna merah jambu ini ada hubungannya dengan bagaimana Vice President Tiffany yang baru melihat rumah barunya. "New York adalah kota yang saya suka karena kecepatannya," ucapnya. "Saat tidak terlalu dingin, saya berjalan ke kantor dan merasakan energi dari kota itu. Itu hanya membawa Anda masuk. "Ketika saya menantang kredensial kotanya dengan menanyakan tempat pizza favoritnya, ia memiliki jawaban yang tidak dapat disanggah: Lucali's di Caroll Gardens, Brooklyn, yang juga merupakan tempat pizza favorit Jay-Z dan Beyoncé, dan mereka juga kebetulan membintangi sebuah kampanye utama Tiffany. New York kebetulan seperti itu.
Baca juga:
Museum Victoria & Albert di Britania Raya akan Menggelar Pameran Megah Coco Chanel
Pameran Bertajuk Hermès in The Making yang Menunjukkan Nilai Di Balik Namanya
(Penulis: Leah Rose Chernikoff; Artikel ini disadur dari Bazaar US; Alih Bahasa: Christanto Subrata; Foto: Courtesy of Bazaar US)