
Dalam ruang yang dipenuhi tawa, Harper’s Bazaar Indonesia berbincang dengan Shandy, Fenly, Fajri, Zweitson, dan Fiki, lima sosok yang membentuk UN1TY. Di antara canda dan cerita, mereka membuka lembar demi lembar perjalanan lima tahun mereka yang penuh warna. Kami bertanya dengan rasa ingin tahu: bagaimana lima pribadi dari latar dan daerah berbeda bisa berpadu menjadi satu suara yang kini bergema di industri musik Tanah Air, maupun album mereka yang akan datang.
BACA JUGA: Surat Cinta Un1ty Kepada yang Tersayang

Zweitson, yang dikenal sangat hands-on dalam menggarap aransemen dan nada di lagu-lagu UN1TY, menyebut album tersebut sebagai proses “menunjukkan identitas.” Mereka mengaku untuk menyusuri genre-genre baru, yang dulunya tak terpikirkan. Bahkan mereka memberi intipan bahwa ada satu lagu yang selama ini tersimpan rapi di ‘vault’ akan dirilis dalam album ini. Namun meski bereksperimen, jiwa UN1TY tetap terasa.

Di antara mereka berlima, kerja sama bukan sekadar slogan. Fiki, member bungsu yang sangat ekspresif, dengan semangat menjawab bahwa masing-masing member membawa warna, dan dari perpaduan itulah lahir UN1TY. Mereka tidak bisa menunjuk siapa yang paling bersinar, karena setiap bagian menyatu membentuk utuh. Cerita mereka, maupun cerita orang-orang di sekitar, menjadi benang merah yang memikat musik dan maknanya. Fenly member yang mungkin tidak banyak bicara, tapi setiap ucapannya mengandung kedalaman. Dengan suara halus, ia mengakui bahwa dulu jarang menyentuh lagu-lagu Indonesia namun lewat UN1TY, ia menemukan perspektif baru yang hangat dan akrab, yang membuat setiap nada terasa lebih bermakna.

Untuk UN1TY, dalam kolaborasi, tidak ada yang hitam atau putih. Mereka belajar bahwa kombinasi latar, pengalaman, dan momen bisa melahirkan sesuatu yang segar. Sebuah pemahaman yang mendewasakan, bukan hanya sebagai musisi, tetapi sebagai manusia. Fajri, dengan senyum ramah yang tidak pernah absen, mengenang awal perjalanan UN1TY yang awalnya hanya dibentuk secara teknis: satu grup, satu kontrak, satu atap. Namun seiring waktu, mereka menemukan satu visi. Visi yang lahir dari keberagaman. Fajri pun membawa nama tim mereka yang bukan hanya simbol, tapi juga prinsip: Unity in Diversity atau Bhinneka Tunggal Ika dalam bentuk musikal.

Saat bicara tentang me-time, Shandy member sulung dengan fashion yang selalu mencuri perhatian, menyebut nonton film horor, dengan selipan tawa bahwa mungkin itu bukan definisi me-time yang umum. Bagi yang lain, recharge bisa berarti hal sederhana. Seperti olahraga, memakan hidangan yang lezat atau sekadar tertawa bersama.

Dan pastinya, UN1TY tidak akan melupakan para YOUN1T yang selalu support mereka. Mereka menitip pesan untuk YOUN1T terhadap album terbaru mereka yang akan keluar pada tahun 2025 ini. Mereka berharap lagu-lagu dari album terbaru ini bisa menjadi teman setia dalam keseharian YOUN1T, dan semoga setiap pesan yang tulus dari hati UN1TY dapat menyentuh hati YOUN1T sepenuhnya.

Portfolio ini:
Teks: Anya C. Azalia
Fashion Editor: Geofanny Tambunan
Makeup: Kim Achda - The A Team MGT (Fajri & Fenly), Elin Lenaldo (Shandy, Zweitson & Fiki)
Hair: Dea Felicia (Fajri & Fenly), Nurul Fadhilah (Shandy, Zweitson & Fiki)
Fotografer: Gustama Pandu
Asisten Fotografer: Suprianto
Retoucher: Raghamanyu Herlambang
Wardrobe: Moral, MOC x Tities Sapoetra, Tangan, Semir
BACA JUGA: