Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

4 Sosok Pelukis Wanita Indonesia dan Karyanya

Peran wanita dalam menghiasi panorama seni di Indonesia.

4 Sosok Pelukis Wanita Indonesia dan Karyanya
Layout by Aura Zataline

Tanpa pikir panjang pasti Anda sudah tahu kalau pelukis wanita Tanah Air memiliki kontribusi yang sepadan dengan para pelukis lelaki dalam dunia seni. Walau acap kali nama tokoh pria sering kali mendapat sorotan lebih. Budaya patriarki memposisikan kedudukan wanita selalu berada di bawah lelaki. Yang mana tentu berpengaruh dengan kehadiran sosok para seniman wanita di Indonesia.

BACA JUGA: Teruntuk Sang Ibu Kota, Srihadi Soedarsono Mendedikasikan Lukisan Terbarunya

Namun seiring berkembangnya zaman, budaya patriarki kian menyusut. Sosok wanita dalam dunia seni mulai menampakan hilalnya. Sudut pandang wanita yang unik dan menginspiratif menjadi sebuah adicita, karya tersebut pantas mendapatkan tempat di kancah seni. Lewat jari jemari mereka, kita dapat menikmati keindahan coretan tangan yang bercampur warna dan garis.

Courtesy of Affandi Museum

Tak hanya menampilkan keindahan visual, lukisan pelukis wanita Indonesia sering kali sarat makna dan pesan mendalam. Mereka tidak takut untuk menyuarakan opini dan pengalaman pribadi. Sehingga karya-karyanya sering menjadi medium untuk mengkritik ketidakadilan sosial atau mengangkat isu-isu penting seperti hak perempuan dan lingkungan.

Lantas, mari berkenalan dengan beberapa sosok pelukis wanita Indonesia, bagaimana kisah dan karya di balik nama besarnya.

Kartika Affandi

Courtesy of The Kartika Affandi Project

Kartika Affandi, seorang pelukis wanita termasyhur Indonesia, yang juga dikenal sebagai putri dari maestro seni rupa Tanah Air, Affandi. Ia mengikuti jejak ayahnya dalam dunia seni lukis dan telah membangun reputasi yang kuat dengan karya-karya yang unik.

Courtesy of Kemdikbud BPCB Yogyakarta

Tangannya merupakan alat yang sering ia gunakan untuk menciptakan lukisannya. Dengan sapuan jari yang ekspresif dan penggunaan warna yang berani, menjadikannya salah satu pelukis wanita terkemuka di Indonesia.

Courtesy of Kemdikbud BPCB Yogyakarta

Dirinya mulai berkecimpung di dunia seni sejak belia, yang mana telah mengadakan banyak pameran, baik di dalam maupun luar negeri. Karyanya sering kali menyoroti isu-isu sosial, kemanusiaan, dan emosi pribadi. Salah satu kreasi Kartika yang mencuri perhatian saya adalah "Potret Diri". Di balik lukisan ini terpancar pergulatan beliau menjadi seorang wanita dalam dunia seni.

Bagi Anda yang kagum akan sosok Kartika serta keluarganya, Anda dapat menemukan karyanya di Museum Affandi, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. 

Christine Ay Tjoe

Courtesy of Institut Teknologi Bandung

Christine Ay Tjoe, seorang pelukis wanita Indonesia ini dikenal karena seni lukis dan instalasinya penuh ekspresi dan bermuatan emosi. Wanita asal Bandung ini kerap mengeksplorasi tema yang kompleks, yakni spiritualitas. Cara ia mengekspresikan karyanya didominasi dengan rentang warna yang gelap nan misterius. Christine menggunakan media campuran, termasuk minyak, akrilik, dan pensil di atas kanvasnya, serta teknik-teknik seperti etsa dan titik kering.

Courtesy of Sotheby's

Apa yang Anda pikirkan pada saat melihat lukisan di atas?

Lukisan yang bertajuk "The Team of Red" merupakan salah satu karya seniwati Indonesia yang mengharumkan nama bangsa di kancah Internasional. Perpaduan guratan warna merah dan jingga ini merupakan seni abstrak, yang terjual sekitar Rp 11.000.000.000 di Sotheby's, sebuah rumah lelang prestisius di New York, Amerika Serikat.

Courtesy of Sotheby's

Lukisan karya Christine yang satu ini, bertajuk “Pemandangan biru 02”,  juga turut dilelang di rumah lelang tersebut.

Arahmaiani

Courtesy of Museum Macan

Masih dengan pelukis wanita yang berasal dari kota kembang, Arahmaiani sering kali di”cap” sebagai seniwati yang kontroversial. Pelukis wanita ini mengeksplorasi karyanya dengan tema agama, gender, keberagaman budaya. Para penikmat seni mengenal sosoknya sebagai pelukis yang progresif. Selain menjadi seniman, sosok Arahmaiani juga dikenal sebagai aktivis yang memperjuangkan hak perempuan dan hak asasi manusia. Melalui karyanya, ia bersuara untuk mengangkat hal yang ia perjuangkan. Ini menjadikan dirinya sebagai salah satu pelopor seni yang berpengaruh di Indonesia.

Courtesy of Indo Art Now

Salah satu karya Arahmaiani yang mengandung kontroversi yakni "Lingga-Yoni". Lukisan yang mengandung aksara arab Melayu dan Sansekerta, dengan simbol phallus (alat kelamin pria) dan vagina ini disalah tafsirkan. Padahal, interpretasi dari mahakarya ini melambangkan kesatuan dan keseimbangan antara aspek maskulin dan feminin di alam semesta. Namun kini karyanya telah diakui sebagai simbol kesetaraan. 

Citra Sasmita

Courtesy of Museum Macan

Tak hanya dari Pulau Jawa, Pulau Bali juga ikut andil dalam melahirkan pelukis wanita untuk mengisi panorama seni di Tanah Air. Sosok ini adalah Citra Sasmita, seorang seniwati yang mengangkat isu-isu kehidupan perempuan lewat karya, berfokus pada budaya patriarki dalam adat Bali.

Di Pulau Dewata, jumlah seniman wanita tergolong sedikit dikarenakan menjadi seorang seniwati bukanlah profesi yang diagungkan. Dukungan dari masyarakat adat Bali terhadap perempuan yang memilih menjadi perupa juga kurang. Kodrat wanita sudah tertulis dalam budaya Bali. Seorang wanita wajib bertanggung jawab atas urusan rumah tangga, maupun terlibat sepenuhnya di setiap upacara keagamaan.

Courtesy of Indo Art Now

Lukisan yang dilahirkan oleh Citra merupakan media yang ia pilih untuk menyuarakan keresahan serta membangun kesadaran bagi wanita lainnya. Seperti salah satu lukisan yang bertajuk “Ab Initio, Ab Aeterno” yaitu “tanpa awal dan yang tanpa akhir.” Cerita di balik tubuh perempuan yang ditumbuhi kaktus ini memiliki makna yang mendalam.

Dirinya memakai bahasa latin untuk menginterpretasikan konsep “infinity” dalam budaya patriarki, yang memiliki arti kapan budaya itu berawal dan bagaimana agar budaya itu bisa berakhir?

Simbol kaktus digunakan untuk mewakili phallus atau maskulinitas. Bagi seniwati asal Bali tersebut, patriarki merupakan persoalan yang sulit untuk ditelusuri akarnya.

Melalui kanvas dan warna, para pelukis wanita Indonesia telah berhasil menyuarakan kisah maupun keresahan, dan menghadirkan perspektif yang sering diabaikan. Hal ini merupakan bukti nyata para seniwati dalam melawan kesetaraan dalam panorama seni di Tanah Air. Mari dengan bangga kita rayakan kontribusi para pelukis wanita Indonesia dalam memperkaya budaya serta menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.

BACA JUGA:

Pelukis Indonesia dengan Down Syndome, Diego Luister Berel, Menjuarai Seni Rupa Artfusion di Pameran The Holy Art Gallery London

Merayakan Semangat Emansipasi Wanita Melalui Pentasi Seni

(Teks: Fenny Marandita, Layout: Aura Zataline, Foto: Courtesy of Affandi Museum, The Kartika Affandi Project, Kemdikbud BPCB Yogyakarta, Institut Teknologi Bandung, Sotheby's, Museum Macan, Indo Art Now)