Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Wujud Perubahan Fashion yang Dapat Anda Lihat di Tahun 2023

Dari paspor digital hingga bahan generasi selanjutnya, berikut adalah beberapa perkembangan yang dapat kita harapkan di tahun ini.

Wujud Perubahan Fashion yang Dapat Anda Lihat di Tahun 2023
COURTESY OF BAZAAR UK

Meskipun kita semua telah sadar akan realita perubahan iklim, dan banyak merek serta konsumen melakukan yang terbaik untuk membuat perubahan positif, masih banyak hal terkait sustainability dalam fashion yang belum diketahui dan membingungkan, sementara segala sesuatunya juga terus berubah. Namun, seiring banyaknya informasi tentang jejak lingkungan kita dan bagaimana kita menanggapinya, serta bagaimana setiap label beroperasi. Secara langsung berdampak pada lingkungan kita, maka penting bagi kita untuk terus mengikuti perkembangan industri, dan beradaptasi dengan apa yang terbaik bagi planet kita.

BACA JUGA: Temukan Inspirasi OOTD untuk Diaplikasikan Saat Hari Raya Idulfitri Tahun Ini!

TrusTrace, platform terkemuka untuk penelusuran dan kepatuhan rantai pasokan, telah menggunakan keahliannya untuk memprediksi bagaimana fashion akan berubah tahun ini. Dan bagaimana hal ini dapat membantu kita untuk berbelanja dengan bertanggung jawab. Perusahaan ini bekerja sama dengan berbagai merek fashion untuk membantu mereka menavigasi industri dan keberlanjutannya. Serta memberikan saran kepada mereka tentang perubahan atau peraturan yang akan datang.

Ketika kelestarian bergerak ke garis depan untuk label fashion dan konsumen, sangat penting bagi kita untuk memperluas pengetahuan kita sendiri. Dengan pemikiran ini, TrusTrace memprediksi tren kontinuitas yang akan menjadi agenda utama industri fashion di tahun 2023, dan apa artinya bagi konsumen.

Paspor digital untuk semua pakaian

Salah satu masalah terbesar dalam industri fashion adalah kurangnya kejelasan rantai pasokan. Hal ini menyulitkan pembeli untuk memahami produk yang mereka beli. Sebagai bagian dari undang-undang baru, Paspor Produk Digital Uni Eropa (DPP), akan membantu konsumen memahami dan melacak dampak lingkungan dari pembelian mereka, sehingga mereka dapat mengambil keputusan yang lebih baik. Paspor digital juga akan memaksa merek untuk bertanggung jawab dalam mengukur dampak produk mereka dan mundur dari aturan yang bermasalah dalam industri.

Jadi, seperti apa bentuknya nanti? Melalui kode QR yang dapat discan, paspor ini akan membagikan informasi yang terverifikasi dengan cara yang transparan dan jujur. Sehingga Anda dapat berbelanja sesuai dengan nilai-nilai Anda. Sejumlah merek dan peritel telah menguji coba paspor digital, seperti Chloé, Gabriela Hearst, Pangaia, Mulberry, dan Zalando. Pembeli dapat memindai kode atau produk dengan ponsel mereka dan segera mengakses riwayat lengkap perjalanan barang tersebut, melacak segala sesuatu seperti penggunaan air, emisi karbon, dan kondisi pabrik bagi para pekerjanya.

TREN MASA DEPAN
COURTESY OF BAZAAR UK

"Paspor digital akan menjadi pengubah besar bagi industri fashion dalam beberapa tahun ke depan," ujar Anja Sadock, kepala pemasaran di TrusTrace. "Untuk pertama kalinya, semakin banyak merek fashion yang mulai melacak dan memahami dampak dari rantai pasokan mereka dan produk yang mereka jual. Informasi ini kemudian dapat diteruskan kepada pencinta mode dari kode QR, yang berarti kita akhirnya dapat mulai mendapatkan transparansi tentang di mana dan bagaimana pakaian kita dibuat. Merek-merek perlu menggunakan dan membagikan data terverifikasi ini untuk mendukung klaim ramah lingkungan, membantu mengurangi pencucian lingkungan dan memberdayakan masyarakat untuk berbelanja sesuai dengan nilai-nilai mereka."

Paspor digital yang akan datang saat ini hanya berada di dalam kebijakan Uni Eropa, tetapi akan berdampak pada semua merek yang menjual produk di Uni Eropa. Jadi, kita dapat mengharapkan hal ini akan berdampak pada hampir semua merek yang tersedia di Inggris. Selain itu, Inggris juga sedang mengembangkan kebijakan kode rantai pasokan fashion dan mengeksplorasi cara memastikan berbagai merek tersebut bertanggung jawab atas emisi cakupan tiga. Jadi, ada kemungkinan kita akan melihat inisiatif serupa masuk ke dalam kebijakan Inggris dalam waktu singkat.

Semakin dekat ke circulatory

Saat ini, industri fashion sebagian besar berjalan dengan model bisnis linier, yang berarti menggunakan sumber daya dari planet ini untuk memproduksi pakaian dan produk lainnya. Hal ini berbahaya bagi planet ini karena setelah barang tersebut dibuang akan berujung di tempat pembuangan akhir atau dibakar, daripada digunakan kembali. Industri fashion saat ini memproduksi sekitar 100 miliar produk per tahun dan satu truk penuh tekstil dibuang ke tempat pembuangan akhir setiap detiknya. Jumlah yang sangat mengkhawatirkan, oleh karena itu kita harus bertindak cepat.

Meski begitu, tidak semuanya malapetaka dan kesuraman. Selama beberapa tahun terakhir, peningkatan jumlah platform penjualan kembali seperti Depop, Vinted, dan The Luxury Closet, serta situs penyewaan seperti Hurr, By Rotation, dan Rotaro membantu kita beralih ke model yang lebih melingkar. Tetapi, masih relatif kecil dibandingkan dengan jumlah yang kita konsumsi.

"Circulatory akan terus menjadi tren utama untuk merek fashion di tahun 2023. Karena undang-undang yang akan datang berfungsi untuk mengatasi masalah fashion sekali pakai. Dan banyaknya limbah tekstil yang masih berujung di tempat pembuangan akhir atau dibakar," jelas Anja. "Hingga saat ini, sebagian besar merek hanya menguji coba program circulatory. Tetapi undang-undang baru ini akan mendorong langkah permanen menuju fashion yang lebih tahan lama, fokus pada perbaikan, penjualan kembali, dan penyewaan."

TREN MASA DEPAN
COURTESY OF BAZAAR UK

Sekarang, undang-undang baru dari Uni Eropa akan memaksa industri fashion untuk menganggap serius sirkularitas. Skema ini mengharuskan merek-merek yang dijual di Uni Eropa untuk menjadi lebih tahan lama, dapat diperbaiki, digunakan kembali, dan didaur ulang. Ini berarti kita dapat mengharapkan lebih banyak lagi dari merek dan inisiatif sirkularitas mereka, seperti penjualan kembali, penyewaan, dan daur ulang bahan.

Bahan untuk generasi penerus

Bahan-bahan generasi berikutnya adalah alternatif bebas hewani yang diciptakan untuk menggantikan bahan kulit, sutra, bulu, wol, dan kulit eksotis seperti kulit buaya dan ular. Banyak merek yang bekerja keras untuk menemukan bahan ini. Anda mungkin sudah pernah mendengar tentang kulit jamur, Piñatex, dan Vegea.

TREN MASA DEPAN
COURTESY OF BAZAAR UK

"Bahan-bahan generasi terbaru ini akan terus meningkat popularitasnya. Seiring dengan banyaknya merek yang mencari produk alternatif berbahan dasar hewan untuk memenuhi permintaan pelanggan dan membantu mengurangi dampak lingkungan dari koleksi mereka," kata Anja Sadock. "Dengan berbagai macam alternatif bahan kulit yang muncul selama beberapa tahun terakhir, dan semakin banyak desainer terkemuka yang menggunakan bahan generasi baru, area inovasi fashion akan berkembang pesat di tahun 2023."

BACA JUGA:
Apa yang Menyebabkan Serial Televisi 'Euphoria' Menjadi Sebuah Fenomena Mode dan Kelanjutan Acara Ini

Bagaimana Masa Depan Fashion?

(Penulis: Jessica Davis; Artikel ini disadur dari Bazaar UK; Alih bahasa: Celine Setiawan; Foto: Courtesy of BAZAAR UK)