
Jennie di Coachella kembali membuktikan bahwa ia bukan sekadar bintang pop, melainkan simbol fashion yang tak tergantikan di panggung musik dunia. Jennie di Coachella tahun ini tampil di dua akhir pekan berbeda dan masing-masing memberikan kejutan visual yang memikat pecinta mode dan penggemarnya. Jennie di Coachella minggu pertama mencuri perhatian lewat tampilan serba merah rancangan desainer asal Lebanon, Georges Hobeika. sementara di minggu kedua ia tampil dengan aura dekaden mengenakan look dari arsip Thierry Mugler yang ikonis.

Pada minggu pertama, Jennie melangkah ke panggung Outdoor Theatre dengan energi yang membakar. Ia mengenakan set dari koleksi Fall/Winter 2026 Georges Hobeika yang terdiri dari cropped jacket croco berwarna merah, bra top serasi, dan celana pendek mikro yang mempertegas siluet rampingnya. Tampilan itu diperkuat dengan tiga ikat pinggang Kate Cate, kacamata statement dari Acne Studios, sepatu boots platform dari Daphne Lab x Didu, serta topi koboi merah menyala.

Bukan hanya sekadar outfit panggung, tampilan Jennie mencerminkan sinergi antara kekuatan performatif dan ekspresi pribadi yang penuh percaya diri. Pilihan warna merah menjadi pernyataan berani yang mencerminkan album barunya yang bertajuk Ruby, sementara potongan kontemporer khas Georges Hobeika menambahkan terobosan anyar dari desainer asal Lebanon yang jarang terlihat di festival musik.


Jika pada week 1 Jennie lebih menonjolkan sisi fierce dan kekinian, week 2 membawa transformasi yang lebih segar tanpa menghilangkan inspirasi Western-style. Jennie memberikan penghormatan dengan tampil dalam Mugler archival look yang diambil dari koleksi ikonis Les Cow-Boys rumah mode tersebut pada tahun 1992. Ia mengenakan buckled wrap coat dress yang dipadukan dengan biker jacket, serta celana mikro merah menyala. Dalam balutan Mugler, Jennie memakainya bukan sebagai kostum, melainkan sebagai wujud dominasi artistiknya di atas panggung.
Kedua tampilan ini bukan sekadar busana panggung, tapi narasi visual yang menggambarkan dua sisi kepribadian Jennie. Di satu sisi, ia adalah performer pop yang energik dan muda dengan keberanian eksperimental. Di sisi lain, ia adalah muse couture yang bisa menghidupkan kembali warisan rumah mode legendaris seperti Thierry Mugler. Dalam dua minggu, Jennie menunjukkan bahwa ia bisa melampaui labelnya sebagai penyanyi K-pop, dengan bertransformasi menjadi pop star seutuhnya.


Coachella sering dijadikan panggung personal style oleh para musisi, tapi jarang yang berhasil menyatukan fashion dan performa secara utuh seperti yang dilakukan Jennie. Bisa dibilang, Jennie berhasil menjadikan fashion sebagai medium untuk ia menyalurkan self-expression yang memperkuat storytelling musikalnya.
Di tengah kerumunan festival yang penuh gaya bohemian dan streetwear kasual, Jennie muncul bak vision couture. Dari Georges Hobeika hingga Mugler, Jennie di Coachella 2025 adalah definisi dari seorang bintang yang tahu caranya memadukan performa dan estetika di satu panggung yang sama.