Mungkin Anda tidak asing dengan istilah depresi, sebuah gangguan mental yang mengubah perilaku seseorang dan suasana hatinya. Sosok yang ceria dan penuh semangat mendadak lemas dan tampak tidak menikmati hari-hari seperti biasanya. “Kalau depresif pastinya moodnya akan low dalam waktu yang panjang,” jelas Gracia Ivonika M.Psi, seorang psikolog klinis.
Perasaan bersalah atau merasa tidak berharga adalah dua dari banyak tanda depresi yang terpendam dalam diri seseorang dan tanpa disadari telah menggerogoti semangat hidup orang tersebut sehingga berpotensi menimbulkan keinginan bunuh diri. Dengan demikian, penting bagi kita semua untuk turut membantu orang-orang di sekitar yang mengalami gejala-gejala depresi.
Gracia juga membagikan beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk membantu orang-orang di sekitar Anda yang mengalami gangguan depresi dan membutuhkan seseorang yang tidak hanya memberi motivasi atau dukungan, tetapi juga mau memahami perasaan mereka.
“Pertama, sadari kalau depresi terjadi karena suatu kondisi tertentu, biasanya orang tersebut memiliki tumpukan pengalaman negatif dari masa lalu dan moodnya akan selalu rendah,” jelasnya. Gracia juga membagikan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengenali gejala depresi dengan mengandalkan telinga dan kesabaran.
1. Jadilah pendengar yang baik
Ketika seseorang mengalami depresi, ia cenderung merasa bahwa orang lain tidak memahami perasaan yang dirasakan sehingga ia memilih untuk menutup diri. Namun dengan mendengarkan, Anda memberikan katarsis bagi orang tersebut untuk meluapkan emosi serta perasaan yang terpendam. Anda memberikan kesempatan dan tempat baginya untuk merasakan kelegaan yang ia cari.
2. Pelan-pelan mulai memberi saran
Peran Anda sebagai pendengar akan memberikan keyakinan dan penilaian bagi penderita bahwa Anda akan selalu ada untuk mendengarkan keluh kesahnya. Dengan demikian, kepercayaan terbangun yang memberi ruang bagi Anda untuk perlahan-lahan memberi saran. Namun, tetap mempertimbangkan kondisi orang tersebut sehingga dapat menentukan bagaimana Anda dapat memberikan saran kepadanya.
3. Pastikan keamanan penderita tidak lepas dari pengawasan Anda
Proses pemulihan kondisi mental tidak semudah mengembalikan telapak tangan sehingga saran-saran yang Anda berikan belum menjamin bahwa penderita tidak akan kembali ke titik terlemahnya. Dengan demikian, pastikan ia jauh dari benda-benda yang berpotensi digunakan untuk bunuh diri, “Pisau, cutter, sampo, atau syal itu pastikan harus jauh dari jangkauan penderita,” ungkap Gracia.
4. Bila sudah sangat mengganggu, dorong pelan-pelan untuk konsultasi dengan tenaga profesional
Ketika berbagai pemulihan mandiri sudah dilakukan tetapi justru kondisinya semakin mengganggu produktivitas dan juga kesehatannya, Anda memerlukan tenaga profesional untuk membantu proses pemulihannya. “Encourage pelan-pelan untuk bawa ke psikolog klinis atau psikiater, karena kalau sudah berat tidak hanya butuh psikoterapi terapi, tetapi juga medikasi,” ungkap Gracia. “Kadang takutnya ketika orang awam yang membantu pemulihan bisa juga terbawa stres atau terlalu overwhelmed sehingga menjadi lebih emosional yang justru dapat membuat orang yang depresi semakin memburuk kondisinya,” tambah Gracia.
Mengenali gejala-gejala depresi yang kerap tidak disadari membutuhkan kemauan untuk hadir, menemani, dan mendengarkan mereka yang mengalaminya. Sebab, kehadiran Anda menjadi ruang bagi mereka untuk perlahan-perlahan berjuang memulihkan diri dari berbagai pengalaman negatif yang mengganggu.
Baca Juga: Kenali Tanda-Tanda yang Ternyata Tak Dirasakan dari Gangguan Depresi
(Penulis: Vanessa Masli; Foto: Courtesy of Michael Pondaag for Harper’s Bazaar Indonesia)