Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Simak Mengapa Cuti Panjang Kini Kembali Menjadi Tren

Memperpanjang cuti kerja mungkin sebelumnya terasa tabu, namun permintaan pasar perekrutan kerja yang kompetitif telah membuat perusahaan mempertimbangkan kembali manfaatnya.

Simak Mengapa Cuti Panjang Kini Kembali Menjadi Tren
Courtesy of Bazaar US

Saat Anda memikirkan tentang gap year Anda mungkin mengacu pada remaja yang gemar berpetualang di Thailand. Setiap tahun, sekitar 200.000 hingga 250.000 anak muda di Thailand memutuskan untuk mengambil waktu luang sebelum melanjutkan jenjang ke pendidikan yang lebih tinggi atau berakhir untuk bekerja. Mereka juga bepergian atau menjadi sukarelawan untuk mengembangkan keterampilan dan wawasan.

BACA JUGA : Ini Cara Mengubah Pekerjaan Sampingan Menjadi Pekerjaan Penuh Waktu

Namun, bukan hanya remaja yang kini mempertimbangkan waktu istirahat lebih panjang. Saat ini, semakin banyak profesional memilih beristirahat sejenak dari karier. Penulis dan pembawa acara podcast, Emma Gannon, misalnya, memutuskan menghentikan pekerjaan setelah mengalami kelelahan kronis. Ia mengambil waktu satu tahun untuk "menonaktifkan diri", menyepi, dan menemukan kembali kebahagiaan.

“Saya berhenti membalas email,” tulis Emma Gannon dalam A Year of Nothing. Di mana ia mendokumentasikan waktu istirahatnya. "Saya menggunakan tabungan pribadi, lebih banyak tidur, meminjam anjing teman saya untuk bersenang-senang, makan pisang di tempat tidur, membeli tanaman, membaca majalah, berbaring, dan tidak melakukan apa-apa. Semua hal ini terasa sangat asing bagi saya."

Saat ini, banyak perusahaan yang mulai menyediakan opsi cuti panjang untuk karyawan. Baik cuti panjang yang dibayar maupun tidak dibayar semakin umum. Pada 2021, 29 persen perusahaan menawarkan cuti tidak berbayar, meningkat dari 18 persen pada 2016. Sementara itu, satu dari sepuluh perusahaan kini menyediakan cuti panjang berbayar dalam paket manfaatnya.

Mengapa Gap Year untuk para pekerja semakin populer? Seperti kebanyakan tren didalam dunia kerja, tidak bisa dipungkiri bahwa pandemi COVID-19 juga menjadi pengaruh dalam cara pandang kita terhadap pekerjaan. "Kita kini lebih menyadari manfaat cuti panjang atau jeda karier dalam melawan kelelahan," kata Jonathan Firth, Wakil Presiden dan Kepala Solusi Rekrutmen Inggris di konsultan bakat LHH, kepada Harper’s Bazaar. "Cuti panjang memberi waktu untuk mengenal diri sendiri dan menetapkan prioritas, baik di tempat kerja maupun di rumah."

Courtesy of Bazaar US
Courtesy of Bazaar US

Semakin banyak pekerja yang ingin beristirahat sejenak

"Kita kini lebih menyadari manfaat cuti panjang atau jeda karier dalam melawan kelelahan," kata Jonathan Firth, Wakil Presiden dan Kepala Solusi Rekrutmen Inggris di konsultan bakat LHH, kepada Harper’s Bazaar. "Cuti panjang memberi waktu untuk mengenal diri sendiri dan menetapkan prioritas, baik di tempat kerja maupun di rumah."


Jeda dalam karier menjadi sebuah hal yang penting, terutama saat masa kerja telah berlangsung lebih dari lima dekade. Penelitian International Longevity Centre memprediksi usia pensiun akan meningkat menjadi 70 atau 71 tahun pada 2050. Tak heran, cuti panjang paling diminati oleh karyawan berusia 25-35 tahun, diikuti kelompok usia 35-44 tahun.

"Pandemi memaksa kita menerima pengaturan kerja fleksibel dan mencari keseimbangan lebih baik antara pekerjaan dan kehidupan," kata Dr. Mona Mourshed, CEO jaringan nirlaba ketenagakerjaan Generation. "Dengan harapan hidup lebih panjang dan usia pensiun yang lebih lambat, orang kini mengelola karier mereka dalam jangka waktu lebih panjang."

Tentu, ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menghentikan karier untuk sementara waktu – terutama jika memilih cuti tidak berbayar. Pastikan Anda memiliki tabungan cukup untuk kebutuhan utama serta biaya tambahan (seperti melakukan perjalanan jika ingin menghabiskan cuti di luar negeri).

Hal yang paling penting adalah, tentukan tujuan utama cuti pada saat Anda berencana untuk mengambil cuti panjang. 

Courtesy of Bazaar US
Courtesy of Bazaar US

Cuti panjang dapat mencegah Anda dari burnout

"Bagi sebagian orang, cuti panjang adalah kesempatan untuk belajar atau bepergian," jelas Dr. Mourshed. "Ini jeda dari rutinitas harian dan perubahan suasana yang diperlukan. Bagi yang lain, waktu ini digunakan untuk menangani tanggung jawab hidup lainnya seperti merawat keluarga atau mengatasi masalah kesehatan."

"Namun, bagi sebagian lainnya, cuti panjang adalah kesempatan bagi diri sendiri. Jika dikelola dengan pola pikir yang tepat, cuti dapat menjadi waktu produktif untuk mengembangkan keterampilan baru atau mencoba pengalaman baru dengan segala peluang yang ada."

“Tempat kerja berubah secara dramatis dengan munculnya pekerjaan jarak jauh dan perubahan yang dipengaruhi oleh teknologi AI. Mengambil cuti panjang dapat menjadi cara strategis untuk proaktif dalam meningkatkan keterampilan.”

Courtesy of Bazaar US
Courtesy of Bazaar US

Cuti panjang juga dapat memberikan Anda kesempatan berharga untuk mempelajari keterampilan baru

Mungkin sulit untuk membicarakan masalah cuti panjang dengan atasan Anda. “Pada dasarnya, yang Anda minta adalah bagaimana atasan Anda memberi Anda waktu cuti yang lebih lama dan memastikan Anda masih memiliki peran saat Anda kembali,” jelas Dr. Mourshed. “Tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini dapat menimbulkan tantangan yang signifikan bagi tim atau sebuah bisnis kecil.”

Sebaliknya, ia melanjutkan, yang terbaik adalah menjadikan cuti panjang sebagai cara untuk meningkatkan keterampilan diri Anda. “Tekankan bagaimana cuti panjang dapat membantu Anda membangun keterampilan yang akan bermanfaat bagi Anda dan perusahaan, dengan membuat rencana yang jelas tentang apa yang ingin Anda lakukan selama berada di luar bisnis,” katanya. “Jelaskan bagaimana pengembangan diri Anda, baik melalui pendidikan formal maupun proyek pribadi, hal ini tentu akan selaras dengan tujuan organisasi, terutama jika Anda bekerja di sektor yang terus berubah seiring perkembangan teknologi.”

Bagi perusahaan kepuasan karyawan juga semakin penting- lagipula, lebih bijaksana untuk mempertahankan staf daripada merekrut talenta baru. “Manfaat dari gap year lebih dari sekadar retensi karyawan,” jelas Jonathan. “Hal ini juga menawarkan peningkatan produktivitas dan semangat kerja yang tidak luput dari perhatian para pemberi kerja. Banyak perusahaan yang kini menawarkan cuti panjang sebagai bagian dari paket tunjangan mereka.”

Courtesy of Bazaar US
Courtesy of Bazaar US

Anda bisa membawa keterampilan mencari informasi dari cuti panjang ke tempat kerja

Setelah Anda memutuskan untuk kembali bekerja setelah cuti panjang, bukan berarti Anda bisa langsung kembali ke peran Anda seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

“Penting untuk melakukan percakapan yang jujur dengan atasan Anda untuk memastikan bahwa Anda didukung dengan cara yang tepat untuk mengejar ketertinggalan,” kata Jonathan. “Sering kali, kita menekan diri kita sendiri untuk kembali bekerja, tanpa mempertimbangkan potensi kelelahan yang mungkin terjadi.

“Setelah Anda melakukan cuti yang panjang, mungkin ada perubahan personel atau prosedur kerja, sehingga sangat penting bahwa dukungan orientasi tersedia untuk menjembatani kesenjangan pengetahuan yang mungkin terjadi, dengan cara yang sama bagi mereka yang kembali dari cuti melahirkan.”

“Saat Anda kembali masuk ke tempat kerja setelah cuti yang panjang, hal ini dapat membawa kesempatan unik untuk membawa wawasan dan keterampilan baru ke dalam peran Anda,” tambah Dr. Mourshed. “Mulailah dengan mengorientasikan diri Anda dengan perkembangan atau perubahan yang terjadi selama Anda tidak bekerja. Tetaplah proaktif dan ajukan pertanyaan untuk memahami bagaimana segala sesuatunya berubah."

“Penting untuk menyoroti bagaimana waktu cuti Anda telah meningkatkan keterampilan Anda dan bagaimana Anda dapat berkontribusi pada tenaga kerja yang lebih dinamis dan inklusif. Apakah Anda mendapatkan pengetahuan teknis baru atau mempelajari perspektif baru tentang kepemimpinan, pastikan Anda membagikan wawasan ini kepada tim Anda."

“Dan jika Anda mencari pekerjaan baru, dibandingkan kembali ke perusahaan Anda yang sebelumnya, garis bawahi bagaimana Anda telah menggunakan waktu Anda di luar kantor dan keterampilan yang telah Anda pelajari untuk dibawa ke jenjang yang baru.”

BACA JUGA :
Siasat Membatasi Kehidupan Pribadi Anda dengan Tempat Kerja
Patek Philippe Merayakan 50 Tahun Kerja Sama Dengan Cortina Watch

(Penulis: Kimberley Bond; Artikel disadur dari BAZAAR US; Alih bahasa: Fajar Prasetyo; Foto: Courtesy of Bazaar US)