Tidak ada yang lebih mencuri perhatian sekaligus menjadi inspirasi seperti launching desain terbaru dari Rolls-Royce Motor Cars. Kali ini, Harper’s Bazaar Indonesia diterbangkan secara eksklusif ke Singapura untuk melihat langsung Arcadia Droptail. Karya unik ketiga dari program invitation-only milik Rolls-Royce, atau juga dikenal dengan Coachbuild. Ini baru definisi #humblebrag sebenarnya.
BACA JUGA: Bisakah Daya Pikir Dilatih untuk Sukses Saat Bekerja?
Nama ‘Arcadia’, berasal dari mitologi Yunani kuno, yang memiliki arti Heaven on Earth atau Surga di Muka Bumi. Sesuai selera, Arcadia Droptail merupakan wujud apresiasi sang pemilik terhadap desain, sculpture, dan arsitektur dari berbagai penjuru. Beberapa negara yang dikagumi sang pemilik adalah Singapura, Indonesia, dan Vietnam.
Tidak ketinggalan, sentuhan Britania Raya juga turut tercermin di sini. Digambarkan lewat elemen arsitektur dengan pendekatan biomimetika khas Inggris. Biomimetika atau biomimetic architecture adalah sebuah multi-disiplin dalam bidang arsitektur yang menggunakan alam lebih dari inspirasi estetikanya saja.
Search engine akan membawa Anda pada puluhan laman artikel yang mengulas soal Rolls-Royce Arcadia. Sama dengan Bazaar, namun izinkan kami memberangkatkan ulasan ini dari kalimat yang diucapkan oleh Jonathan Simms, selaku Head of Bespoke Rolls-Royce, yang berbunyi:
It’s for them, not for the world.
Untuk Anda penyuka Rolls-Royce pasti paham konteks kalimat di atas. Maksud Jonathan adalah segala personalisasi yang terjadi di setiap Rolls-Royce itu untuk semata hanya untuk pemiliknya. (Juga keluarga dan teman-teman sang pemilik). Tapi bukan untuk seisi dunia.
Sebelum diadakannya acara unveiling Rolls-Royce Arcadia Droptail di Flower Dome yang berada di Marina Bay Sands Singapura, pihak Rolls-Royce harus meminta izin terlebih dahulu kepada pemiliknya untuk mengadakan acara demikian. Banyak dari mereka yang menolak.
Sejak official release-nya, Rolls-Royce Arcadia dipercaya adalah mobil termahal di dunia yang dan yang pernah diproduksi oleh Rolls-Royce. Yang mengecohkan lagi adalah penampilan Rolls-Royce Arcadia Droptail ini tidak diselimuti warna ngejreng atau over the top accessories. Namun di balik tampilan Coachbuild Droptail ketiga yang “biasa saja” ini Anda menyadari bagaimana taste dan knowledge berperan besar.
Beberapa fitur Rolls-Royce Arcadia Droptail namun menonjolkan selera dan kekayaan. Favorit Bazaar adalah clock face yang membutuhkan waktu lima bulan untuk selesai. Bahkan Rolls-Royce saja memberikan predikat the most complex clock face in the Rolls-Royce history. Ini bukan haute couture, melainkan haute horlogerie.
Kemudian penggunaan Santos Straight Grain pada interiornya. Jika tidak berada di tangan yang betul-betul memahaminya akan merusaknya. Para artisan di Rolls-Royce menggunakan 233 wood pieces untuk Rolls-Royce Arcadia Droptail.
Rolls-Royce tidak pernah membocorkan informasi tentang pemiliknya, tidak sedikitpun. Namun bukan berarti setiap pemilik Rolls-Royce tidak bisa bermain dengan elemen personalisasi pada mobilnya. Seperti yang ada pada Rolls-Royce Arcadia ini.
We hope one day you can see it too! Fingers crossed!
Emma Begley, selaku Director of Global Communications Rolls-Royce, sempat memberitahukan adanya kenaikan angka klien perempuan di Rolls-Royce. Bukan sembarang perempuan, mereka tahu apa yang mereka mau. Para perempuan ini juga memiliki karakter kuat, gigih, dan self-driven. Keunikan dan keistimewaan teruntuk mereka seorang juga memiliki andil besar.
Bertambahnya besarnya proporsi perempuan di daftar klien Rolls-Royce mengundang saya untuk bertanya, seperti apa para perempuan ini jika sedang melakukan personalization pada Rolls-Royce miliknya. Alex Innes, Head of Bespoke Rolls Royce, menjawab dengan bijak kalau seringnya commissioned work seperti Arcadia Droptail ini datang dari satu keluarga. “Yang mana ada perempuan dan laki-laki. Keduanya memiliki andil dalam memutuskan, dan juga fokus yang berbeda-beda saat mendesain. Tapi keduanya saling melengkapi.”
Selain kriteria yang dibagikan oleh Emma, ada lagi general criteria dari mereka yang terlibat dalam proses bespoke ini. “Sangat sukses, sudah mendapatkan banyak hal yang mereka incar dalam hidup, hingga tiba saatnya mereka memilih Rolls-Royce untuk merayakan kesuksesannya.”
Setiap Rolls-Royce, terlebih yang dari Commissioned Bespoke program, memiliki keunikannya masing-masing. Alex mengaku tidak pernah berada di situasi di mana ia harus menolak sebuah desain atau ide. Hubungan antara Rolls-Royce dan pemiliknya selalu berawal dari kepercayaan. Dari sana relationship itu juga bertumbuh hingga kedua pihak saling percaya. Sehingga setiap momen selalu jadi kesempatan untuk menemukan solusi baru.
BACA JUGA:
Mengapa Harus Anda Menaruh Batas Umur Sukses Dalam Kehidupan?
Cara Merawat Jam Tangan dan Menjaga Kinerja Kerjanya