Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Mengapa Harus Anda Menaruh Batas Umur Sukses Dalam Kehidupan?

Waktunya untuk mempelajari mitos kapan dan bagaimana Anda "harus" sukses dalam hidup.

Mengapa Harus Anda Menaruh Batas Umur Sukses Dalam Kehidupan?
Courtesy of BAZAAR UK

Kembali pada saat Anda masih anak-anak, kata "sukses" adalah di mana hidup kita tertata secara mutlak saat Anda berusia sudah 25 tahun. “Saya akan menikah, dan memiliki dua anak,” Anda akan berbicara seperti itu tanpa sadar atau “saya akan mempunyai tempat tinggal sendiri, dan karier yang diinginkan,” atau “saya akan memenangi Academy Award untuk kategori aktris terbaik saat itu.” Apakah hanya saya yang sempat berpikiran seperti itu?

Sekarang Anda tertawa dengan mendengar pernyataan seperti itu, namun seberapa besar Anda sudah berubah? Apakah Anda masih mempunyai pikiran semacam itu? Percaya bahwa kesuksesan dapat diperoleh di usia muda?  

Baca juga: Inilah Ide Berbusana Agar Sukses Saat Interview Kerja

“Betul, ini adalah kondisi sosial,” jelas sosok di balik Seven Career Coaching, Evelyn Cotter, salah satu panutan yang berhasil mencapai semua keinginannya dengan kesuksesan di usia muda, “Kita memiliki rasa bangga yang muncul ketika melihat kesuksesan yang terjadi dalam waktu yang singkat. Seperti dalam siaran televisi berjudul Love Island, dan sejenisnya. Di mana generasi muda menjadi terkenal dengan drastis. Adanya hal ini membangkitkan budaya influencer, sudah menjadi kontribusi sukses terbesar yang terjadi di generasi muda. Kenyataannya, sekarang hanya minoritas kecil yanga seperti itu, namuan masalahnya mereka lebih "terlihat" dibandingkan orang yang terkesan biasa-biasa saja.

Media sekarang cenderung dikonsumsi oleh para kaum muda, dan sangat mudah melihatkan kegagalan Anda dibandingkan yang lainnya. Seperti penyanyi yang sedang naik daun, Olivia Rodrigo. Ia telah menjadi nominasi Grammy pada usia 18 tahun, atau pemain tenis profesional Emma Raducanu yang berhasil memenang kejuaraan tenis di US Open dengan usia yang sama.

Sudah banyak sekali remaja yang mempunyai jutaan penonton di media sosial seperti di Youtube, TikTok, dan Instagram, dan dengan ini, para influencers sekarang sudah diberikan posisi sebagai CEO di umur yang sangat muda. Apa yang sudah Anda lakukan ketika Anda berumur 18 tahun? Anda membayangkan mendapatkan penghargaan Grammy, atau melamun menjadi seperti Mark Zuckerberg dan Evan Spiegel? 

Courtesy of BAZAAR UK
Courtesy of BAZAAR UK
Courtesy of BAZAAR UK
Courtesy of BAZAAR UK

“Saya berpikir hal itu adalah pengaruh terbesar dalam hidup kita,” ucap Poppy Jamie, penemu aplikasi bernama Happy Not Perfect, yang populer di Silicon Valley. “Di umur 21 tahun, mereka sudah menjadi miliarder, menikah dengan para supermodel, serta mengubah struktur sosial. Bagaimana Anda tidak merasa kecil di sebelah mereka?” 

Ruang media sosial yang mereka ciptakan, tentunya menjadikan isu ini lebih buruk lagi; tanggung jawab untuk menciptakan mitos di balik kesuksesan di usia muda melalui algoritma yang membuat Anda merasakan tidak cukup terhadap diri sendiri. “Momen seperti ini yang membuat Anda merasa sensitif,” ujar Poppy.

“Kembali pada saat Anda memulai untuk membandingkan diri dengan supermodel pada tahun '90-an di majalah, dan Anda merasakan perbedaan yang sehat, namun kali ini Anda membandingkan kepada orang yang merasa dirinya lebih dari Anda, dan sesungguhnya menempatkan diri mereka sebagai sesuatu yang "nyata", hingga akhirnya membuat Anda berpikir: "Is it just me?"

“Itu memiliki dampak mental kesehatan yang tidak baik,” tambah Jamie. “Tiba-tiba Anda akan melewati umur di mana Anda harus (sudah) memiliki kesuksesan, di mana hidup Anda sudah sempurna, dan Anda melihat perbedaan antara ekspektasi dan kenyataan. Anda mulai bertanya-tanya pada diri sendiri, dan melupakan harga diri sendiri. Anda mulai berpikir bahwa diri Anda lah penyebab kegagalan itu, dan Anda sudah kehilangan kesempatan hingga Anda terlupakan.

Sebelumnya mengubur diri Anda dalam kegagalan, Anda mesti merasakan hal yang tak tergantikan, dan mengambilkan tindakan pada media sosial serta tempat lainnya. “Kita mempunyai budaya konsumerisme yang besar, di mana informasi adalah konsumsi terbesar,” kata Evelyn, dan ia pun menambahkan “Ini adalah kondisi budaya terbesar yang telah didorong berdasarkan narasumber; informasi yang seharusnya diperlukan, mulai membuka celah dan kekosongan, dan mendorong harga diri Anda ke arah yang dibutuhkan. Banyak orang yang tanpa sadar, tidak mengetahui apa yang harus dikonsumsi perihal sukses. Anda mesti mengubah pola pikir Anda.”


Salah satu cara untuk menemukan jalan yang benar adalah dengan menyadari mitos kesuksesan yang selama Anda ketahui. Mundur sedikit untuk menyadari gambar besarnya. Dengan perjuangan Anda, kerja keras atau jutaan kegagalan yang pernah dilewati untuk mencapai kesuksesan. “Di sana jarang sekali ada kesuksesan yang berhasil hanya dengan semalam,” jelas Evelyn. “Pada saat melihat kesuksesan, yang Anda lihat bukanlah berapa banyak waktu yang seorang individu kerahkan untuk mencapai momen tersebut; melainkan ujung dari segala jerih payahnya, dan rahasia utama di balik kesuksesan tersebut justru tak terlihat di mata. Meski begitu banyak orang yang berbagi apa yang terjadi di belakang kesuksesan tersebut, sering kali Anda enggan melihatnya - Anda lebih memilih dongeng dan menyimpan kenyamanan yang biasa untuk diri sendiri.

Seharusnya Anda mengubah cara Anda berpikir tentang kesuksesan. Apa arti yang sebenarnya untuk Anda? Apakah Anda ingin mempunyai penghargaan Grammy? Apakah Anda ingin lihai bermain olahraga tenis? Mungkin sesungguhnya Anda tidak ingin menikah dan mempunyai keluarga? Dengan catatan Evelyn Cotter, tanpa komersialisme yang merajalela, kondisi sosial yang menyebabkan Anda untuk berpikir untuk memiliki sesuatu lebih dari yang kita inginkan.

“Arti kesuksesan dalam kehidupan adalah sesuatu yang berbeda untuk semua individu dan banyak orang yang tidak mengerti untuk mundur sejenak, dan memikirkan kembali apa arti sukses untuk mereka masing-masing,” ucap Evelyn, dan ia menambahkan, “Kita semua perlu mempunyai panutan untuk menunjukkan sukses dalam kehidupan itu berdasarkan definisi masing-masing. Anda seharusnya mengukur kebahagian dan kesuksesan berlandaskan apa yang Anda inginkan.” 

Courtesy of BAZAAR UK
Courtesy of BAZAAR UK


“Mengharapkan kesuksesan di usia muda sangatlah bertolak belakang dengan logika,” lanjut Evelyn, “Mengapa Anda ingin sukses di usia muda, sedangkan pengalaman, kedewasaan, serta keahlian adalah komponen utama dalam kesuksesan standar?,” Anda perlu berpikir ulang apabila pandangan Anda seperti ini mengikuti saran dari Evelyn, dan mulai melihat umur sebagai angka yang tak ada gunanya.

“Dengan logika, kesuksesan terlihat lebih realistis pada saat Anda bertumbuh, berkembang, dan menjadi lebih terampil dan terpelajari. Jadi dengan berpikir dengan logika, baru usia lebih terlihat sebagai aset yang membantu Anda mencapai kesuksesan. Banyak filosofi timur yang membahas umur 40 tahun adalah umur untuk mencapai kedewasaan sepenuhnya sebagai orang dewasa dan untuk kebanyakan orang itu dinyatakan benar.”

Akan sangat membantu bila seandainya media zaman sekarang itu lebih bijak dari para idola generasi muda yang sebenarnya. Untungnya, Anda tengah melihat tren media zaman sekarang sedang mengarah ke sana.

Lihatlah obsesi publik dengan kembalinya pasangan J.Lo dan Ben Affleck, di umur 50 tahun, dan ini terlihat lebih menarik dari apa yang pernah lihat sebelumnya. Lihat Jennifer Aniston, aktris papan atas yang memiliki kesuksesan yang tak berujung di umur 54 tahun, atau cerita kesuksesan Julia Hart yang mempunyai film berjudul My Unorthodox Life, yang baru saja menjadi CEO di usia 40-an. Dan terakhir, lihat sang penyanyi terkenal, Adele, yang membahas usia di generasinya.

Courtesy of BAZAAR UK
Courtesy of BAZAAR UK

“Siapa yang membuat lagu untuk generasi saya?” ucapk Adele dalam wawancara, dan mengatakan “Saya akan melakukan pekerjaan itu dengan tulus. Saya lebih memilih untuk berkarya untuk orang-orang yang sudah melewati waktu yang sama seperti saya di muka bumi ini. Saya tidak mau anak berusia 12 tahun mendengarkan album saya. Album ini ditujukan untuk mereka yang berusia 30 hingga 40 tahun, yang sudah berkomitmen kepada dirinya, dan menjalani terapi. Itu yang saya sukai. Di album ini, saya lebih perhatian kepada mereka, dan saya berharap akan membantu mereka.” 

"Semoga Anda memiliki hidup yang panjang. Lantas, mengapa Anda berpikir itu semua akan sirna di umur 25 tahun?"

Melihat dengan cerita sukses klasik, dan mengelilingi diri Anda dengan hal baik penting adanya untuk memerangi segala kegagalan yang Anda lewati hingga Anda berusia 30 tahun. Ingat, Vera Wang memulai kariernya dalam ranah gaun pernikahan di umur 40-an, dan tanpa pengalaman di industri tersebut. Martha Stewart ,seorang pengusaha yang menulis buku pertama pada umur 41 tahun, dan Charles Darwin menulis teori yang hingga saat ini masih dibanggakan bernama The Origin of the Species pada usia 50 tahun.

Poppy berbicara menyatakan, “Sekarang, secara sadar saya sedang melihat mereka yang berusia 60 hingga 70 tahun untuk menginspirasi saya,” dan ia menambahkan, “Mereka mempunyai banyak pengalaman dalam kehidupan untuk diceritakan. Saya berpikir, banyak individu mempunyai potensi besar untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya masing-masing, dan ini membuat saya sangat bersemangat untuk melihat masa depan.

Ketika Anda berpikir kehabisan waktu, lantas apa yang seharusnya Anda tunggu? Semoga Anda memiliki hidup yang panjang. Lantas, mengapa Anda berpikir itu semua akan sirna di umur 25 tahun?

Jadi, mari sepakat untuk menuai kesadaran diri sendiri betapa pentingnya menjalani kesuksesan menurut diri Anda sendiri. Tidak semua orang akan menjadi “pemenang” di usia 18 tahun, tapi bisa juga di usia 40 atau 50, bahkan 60 tahun. Apa ada yang salah dengan itu?

Baca juga:
3 Top Model Sukses Bermodal Keunikan
Tips Sukses untuk Para Desainer Fashion Pemula

Penulis: Marie-Clarie Charpat; Artikel ini disadur dari: BAZAAR UK; Alih bahasa: Alyssa Tagor & Sabrina Sulaiman; Foto: Courtesy of BAZAAR UK