Mengungkap Fenomena Wisata Ekstrem

Extreme tourism menawarkan petualangan dan transformasi diri bagi mereka yang berani.

Fotografi oleh Nicoline Patricia Malina – NPM PHOTOGRAPHY


Bagi kebanyakan orang, liburan bertujuan untuk relaksasi dan melepaskan diri dari keseharian. Tetapi dalam dekade terakhir ini, terjadi perubahan tren unik di mana bersantai di pantai saja tidak lagi cukup.

BACA JUGA: 10 Destinasi Wisata Dunia yang Paling Ramah Lingkungan

Adventure tourism telah mencapai babak baru dengan meningkatnya minat terhadap wisata ekstrem dalam beberapa dekade terakhir. Risiko, biaya sangat tinggi, dan kekhawatiran lingkungan tidak mengurangi minat akan sensasi istimewa extreme tourism. Internet memiliki peran besar dalam mendorong tren pariwisata ekstrem ini.

Tragedi implosi kapal selam Titan di laut Atlantik Utara yang membawa lima penumpang untuk menjelajahi bangkai kapal Titanic nyatanya masih segar dalam ingatan kita. Kapal selam yang dioperasikan oleh pengontrol video game ini kehilangan kontak dengan kapal induk di permukaan laut. Tetapi tragedi yang menimpa perjalanan dengan biaya 250.000 dolar Amerika per orang ini tidak mengurangi minat terhadap wisata ekstrem.

Perkembangan industri wisata ekstrem diteliti oleh berbagai pihak. Angka yang ditemukan terlihat berbeda-beda, yang jelas ada lonjakan besar.

Situs web Grand View Research menunjukkan 282,1 miliar dolar Amerika (2021) dengan proyeksi perkembangan 15,2 persen (2022−2030). Sedangkan situs Allied Market Research mencatat nilai industri 324,9 miliar dolar Amerika (2022) dan diperkirakan akan berkembang mencapai dua triliun dolar Amerika pada tahun 2032.

Pariwisata ekstrem menawarkan beragam pilihan destinasi dan aktivitas. Antara lain, Aero-tourism menjelajah eksplorasi ruang angkasa dan volcano tourism mendaki gunung api untuk menyaksikan dari dekat amarah gunung berapi, mengabadikan gejolak dan luapan abu dan lava panas. War tourism (wisata situs perang) mengunjungi daerah-daerah berbahaya tempat konflik terjadi. Pendakian gunung-gunung tertinggi dan tersulit di dunia, wisata ke kutub utara dan selatan, menjelajahi tempat-tempat berbahaya seperti kedalaman laut, hutan-hutan, gurun-gurun, gua-gua, dan sebagainya jelas berbahaya tetapi risikonya justru merupakan salah satu magnet daya tariknya.

“Saat ini diperkirakan hanya ada 700 orang yang pernah menerobos atmosfer bumi menguak rahasia alam ini.”

Courtesy of NASA On Unsplash

Aero Tourism

Misteri eksplorasi luar angkasa merupakan daya tarik dengan batasan baru. Walaupun peluncuran roket menyebabkan polusi ekstrem, jumlah roket privat telah berlipat ganda sejak tahun 2019. Bilioner Jeff Bezos, Elon Musk, dan Richard Branson bertarung mencapai dominasi roket komersial.

Saat ini diperkirakan hanya ada 700 orang yang pernah menerobos atmosfer bumi menguak rahasia alam ini.

Blue Origin, perusahaan teknologi ruang angkasa yang dibiayai oleh pendiri Amazon Jeff Bezos akhirnya melansir penerbangan berawak pertama Juni 2023 yang lalu. Keenam penumpang telah membayar 1,25 juta dolar Amerika per orang untuk sembilan menit dan 53 detik penerbangan suborbital yang mencapai ketinggian sekitar 106 km di atas permukaan bumi. Di antara penumpangnya adalah aktor Star Trek William Shatner, penjelajah bawah laut Victor Vescovo dan Hamish Harding.

Virgin Galactic rintisan Richard Brandson menjadwalkan peluncuran penerbangan luar angkasa komersial pertama 10 Agustus 2023. Sebanyak 800 orang telah membeli tiket seharga 450.000 dolar Amerika per orang untuk penerbangan selama 2 jam mencapai ketinggian 80 km melintas permukaan bumi. Galactic 02 lepas landas dari New Mexico membawa tiga penumpang dengan Octogenarian Jon Goodwin telah menanti perjalanan istimewa ini selama 18 tahun sejak ia mendaftar.

Roket SpaceX Starship milik Elon Musk berencana melakukan perjalanan tiga hari mengelilingi bulan dengan jarak terdekat 200 km dari permukaannya. Penerbangan yang semula dijadwalkan pada tahun 2023 ini tertunda karena kegagalan uji coba roket. Seluruh tiket penerbangan roket ini telah dibeli oleh seorang miliarder asal Jepang.

Alternatif lainnya adalah Space Perspective, yaitu sebuah kapsul yang dibawa oleh balon udara berkapasitas delapan orang. Kapsul ini akan membawa peserta mencapai ketinggian 30 km di stratosfer, tetapi tidak sampai ke luar angkasa. Perjalanan netral karbon selama enam jam ini sudah termasuk hidangan makan dan koktail. Perjalanan ini direncanakan akan diluncurkan tahun ini dengan harga 125.000 dolar Amerika per orang.

Puncak Tertinggi

Pada musim dingin tahun 2021, dua orang tewas dan tiga orang hilang di Gunung K2, pegunungan Himalaya. K2 adalah gunung tertinggi kedua di dunia setelah gunung Everest (8.116 meter di atas permukaan laut). Tetapi minat untuk mendaki puncak yang lebih berbahaya daripada Gunung Everest ini justru semakin meningkat. Pada musim dingin tahun 2022, 200 orang berhasil mencapai puncak K2, jumlah ini tiga kali lipat lebih banyak dari rekor sebelumnya. Financial Times melaporkan bahwa Lukas Furtenbach, seorang pemandu pendakian spesialis ekspedisi premium Gunung Everest menawarkan paket seharga 217.000 dolar Amerika (2023). Paket ini sudah termasuk personalized video dan jasa fotografi profesional. Menurutnya, petualangan tanpa risiko dan 100 persen aman bukanlah petualangan sejati dan tidak akan diminati.

War Tourism

Salah satu war tourist atau turis perang terkenal adalah Miles Routledge yang berusia 25 tahun. Penjelajah, YouTuber, selebriti internet, dan war tourist ini dikenal dengan liburannya ke Afganistan saat jatuhnya Kabul (2021). Akhirnya ia dievakuasi dengan penerbangan militer Inggris. Bukannya kapok malah ini membuatnya lebih tertarik lagi. Ia juga sempat mengunjungi Kazakhstan, Uganda, Kenya, Sudan, Ukraina, dan Brazil. Tahun lalu ia mengunjungi Afganistan kembali dan sempat ditahan oleh Intel Taliban selama enam bulan.

Ada banyak perusahaan-perusahaan yang menawarkan perjalanan tak biasa ini. Salah satunya adalah Untamed Borders yang menawarkan perjalanan ke destinasi seperti Afganistan, Syria, hingga Yaman. Sejak tahun 2009, pendirinya James Willcox juga mengatur pertemuan Extreme Traveler International Congress (ETIC) bagi turis yang menginginkan perjalanan yang tak biasa di luar brosur wisata umum.

Courtesy of Marc Szeglat on Unsplash

Volcano Toursim

Berkunjung ke gunung berapi aktif tidak hanya menyuguhkan pemandangan alam yang indah, tetapi juga kesempatan untuk merasakan dan menyaksikan langsung gejolak, abu dan lava panas, menjadi bukti kekuatan eksplosifnya. Sayangnya, aktivitas vulkanik, meskipun dapat dipantau, terkadang tidak dapat diprediksi.

Letusan Gunung Berapi Whakaari atau White Island di Selandia Baru pada tahun 2019 merenggut 22 nyawa dan melukai 25 orang. Para korban adalah wisatawan yang sedang melakukan ekspedisi ke pulau gunung berapi tersebut. Pada tahun 2023, erupsi Gunung Merapi di Sumatra menyebabkan 23 pendaki tewas dan puluhan lainnya luka-luka ketika gunung tersebut tiba-tiba memuntahkan abu super panas.

Konon, volcano tourism dimulai ketika pengusaha Inggris Thomas Cook memandu sekelompok wisatawan ke Gunung Vesuvius pada tahun 1841. Sekarang, jutaan orang mengunjungi tempat-tempat seperti Islandia, Italia, dan Hawai untuk merasakan kekuatan eksplosif gunung berapi.

Masih banyak contoh lain dari extreme tourism. Tetapi mari kita bahas lebih dalam faktor-faktor yang membuat wisata ekstrem ini begitu populer di kalangan orang kaya.

"Living on the edge dianggap sangat seru dan dapat menimbulkan rasa betul-betul hidup.”

Menjawab Tantangan, Mendobrak Batasan

Tantangan lingkungan, bahaya, dan risiko menjadi salah satu daya tarik utama extreme tourism. Bermain dengan nyawa dan mendobrak batasan menjadi semacam olahraga yang memicu transformasi jiwa dan menciptakan perubahan. Ketika uang, ego, dan keinginan manusia untuk mencari sensasi bertemu di tempat berbahaya, tantangan fisik, dan mental saat menghadapi maut justru membuat seseorang merasa lebih hidup.

Efek-efek yang sulit dijelaskan ini terkadang menyebabkan perubahan pada konsep diri, sistem nilai, dan pengalaman transformatif seperti meningkatnya rasa terhubung dengan orang lain, serta identitas dengan kemanusiaan dan bumi secara keseluruhan.

Kesenangan, kegembiraan, dan sensasi istimewa yang didapat melalui wisata ekstrem menjadi daya tarik bagi sekelompok elit. Konon, kesenangan dan tujuan hidup cenderung membentuk esensi kebahagiaan, baik dari sisi pribadi maupun kemanusiaan. Di zaman yang serba berkecukupan ini, kebosanan lebih mudah datang dan mencari kesenangan menjadi lebih menantang. Apakah ini suatu pergeseran makna hidup?

Selain memberikan kesenangan, pengalaman dan kisah perjalanan ekstrem juga dapat bersifat transformatif. Living on the edge dianggap sangat seru dan dapat menimbulkan rasa benar-benar hidup. Selain itu, sekembalinya ke kehidupan sehari-hari, ada rasa syukur atas apa yang dimiliki dalam hidup. Ada juga petualang yang berpola pikir bahwa perjalanan bermakna yang mereka lakukan membantu penelitian atau berkontribusi pada ilmu pengetahuan di bidang tertentu.

Membeli barang-barang mewah terasa membosankan karena sudah tersedia di mana-mana dan sekarang lebih terjangkau oleh banyak orang. Lalu, muncul keinginan baru dalam bentuk kegembiraan yang bergeser ke ekspedisi berbahaya dan sensasu yang pengalamannya jarang dimiliki orang lain. Inikah cara baru untuk merayakan eksistensi diri?

Realisasi dan bukti bahwa seseorang memiliki kapasitas yang berbeda dengan orang lain dengan melakukan the next and best thing, yang pertama, terdalam, atau tertinggi, menjadi salah satu faktor pendorong. Apakah ini sebuah elevasi status sosial?

Overview Effect

Pengalaman melihat bumi dari kegelapan ruang angkasa juga dapat bersifat transformatif. Istilah overview effect dicetuskan oleh Frank White, seorang penulis dan peneliti saat ia terpukau melihat bumi dari jendela pesawat.

Transformasi emosional dan psikologis merupakan elemen penting. Perubahan kognitif yang dilaporkan oleh para astronot ketika menyaksikan bumi dari orbit atau permukaan bulan disertai rasa kagum dan luapan emosi yang tak terduga. Apresiasi dan persepsi keindahan planet bumi mengukir kenangan abadi yang tak terlupakan.

Tidak sedikit peserta perjalanan ekstrem ini yang memiliki pemikiran bahwa mereka adalah penjelajah modern. Jika kita melihat kembali evolusi perjalanan udara, para pionir pemberani yang terbang dengan pesawat memang berkontribusi pada industri yang mengembangkan pesawat jumbo jet. Kini, jumbo jet telah menjadi alat transportasi udara yang terjangkau, ada di mana-mana, dan merupakan salah satu transportasi teraman di dunia.

Tidak ada yang dapat menghentikan dorongan manusia untuk menjelajah dan mendobrak batasan. Manusia akan terus memenuhi kebutuhan akan eksplorasi sebagai cara untuk belajar tentang sains, merancang solusi, dan mencari tahu lebih dalam tentang bagaimana dunia bekerja. Batas antara pariwisata dan ekspedisi pun menjadi kabur. Tetapi, beranikah Anda menatap maut?

BACA JUGA:
5 Tempat Wisata Unik di Belitung yang Harus Anda Kunjungi
22 Destinasi Terindah di Dunia

Baca artikel Talking Points yang berjudul "Extreme Tourism" yang terbit di edisi cetak Harper's Bazaar Indonesia - Oktober 2024; Penulis: Liny Agustini Foto: Courtesy of Nicoline Patricia Malina - NPM Photography