Gara-garanya, saya sedang bersepeda pada hari minggu pagi-pagi buta di area Sudirman. Ya, dua ruas jalan dibuka khusus masyarakat yang sedang berolahraga. Macam-macam olahraganya, ada yang sekadar jogging santai, berlari serius, tentu sisanya didominasi para pesepeda, termasuk saya.
Sepedanya juga beragam, dari yang seli (sepeda lipat) bergengsi, seli ramah di kantung, mountain bike, sepeda ontel, fixie kece, sampai peletonan road bike. Yang pakai maskernya pun beragam, ada yang benar-benar patuh tetap memakai masker, ada yang merosot di bawah hidung, ada yang di bawah leher, sampai yang menggelantung di dada karena dikaitkan dengan pengait stylish ala tali kacamata kuda. Saya sendiri? Mencoba patuh dengan pakai masker, namun tidak kuat saat kontur jalan sedikit menanjak atau kecepatan tinggi saat habis turunan, jadi ya, terpaksa saya turunkan di bawah hidung (maafkan saya tidak sanggup 🙏 ).
Daripada saya mengira-ngira, apakah boleh, apakah tidak boleh jika berolahraga tanpa mengenakan masker. Akhirnya saya menghubungi dr. Sophia Hage, SpKO, yang merupakan spesialis kedokteran olahraga. Begini isi percakapan kami:
APAKAH SAAT SEDANG BEROLAHRAGA JUGA PERLU TETAP MEMAKAI MASKER?
Nah, dr. Sophia yang berpraktek di Royal Sports Performance Centre, Senayan City, tersebut menyatakan jika sesuai dengan rekomendasi Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO), di saat pandemi ini sebaiknya melakukan olahraga di dalam rumah atau lingkungan rumah sendiri. Sebab jika Anda melakukannya di dalam rumah atau halaman rumah sendiri, tentu bebas dari pakai masker bukan?
Tapi jika Anda melakukan olahraga di ruang publik atau outdoor yang memungkinkan bertemu orang lain, apalagi yang tidak serumah, maka saat pandemi ini (terutama saat PSBB atau PPKM berlaku kembali dan angka positif makin naik) Anda wajib memakai masker.
Selain itu rekomendasi intensitas olahraga yang sebaikan dilakukan saat maih pandemi adalah intensitas sedang. Dari mana diukurnya? Yakni dari denyut jantung intensitas sedang, yaitu 64-76% Denyut Nadi Maksimal (DNM), dimana DNM = 220 – usia. Bisa juga diukur dengan Talk Test yaitu saat berolahraga dapat mengucapkan 1 kalimat Panjang dalam 1 napas tanpa terengah-engah. "Memakai masker ketika melakukan olahraga intensitas sedang adalah sesuatu yang aman dan tidak menyebabkan risiko kematian," ujar dr. Sophia.
APAKAH ADA BIDANG ATAU CABANG OLAHRAGA YANG MEMPERBOLEHKAN UNTUK TAK PAKAI MASKER SELAMA LATIHAN?
"Apabila Latihan atau olahraga yang dilakukan adalah olahraga intensitas tinggi, memang sebaiknya tidak menggunakan masker saat berolahraga ini. Konsekuensinya untuk masyarakat adalah bila berolahraga intensitas tinggi, sebaiknya sendirian atau dengan orang yang serumah. Selain masyarakat, atlet juga tidak melakukan latihan tanpa menggunakan masker karena banyak latihannya ada di intensitas tinggi. Konsekuensinya? Karantina saat Latihan dan tes PCR teratur. Contohnya PSSI yang bisa 1-2 minggu sekali PCR dan seluruh tim karantina di hotel," jelasnya lagi.
KAPAN BOLEH MELEPAS MASKER SAAT BEROLAHRAGA DENGAN SEPEDA?
Pada dasarnya dr. Sophia kembali lagi menuju penjelasan di awal, sebaiknya senantiasa menggunakan masker meski latihan outdoor. Kecuali, Anda sedang bersepeda di intensitas tinggi (denyut nadi di atas 76% denyut nadi maksimal).
"Apabila olahraga bersepeda dilakukan di intensitas tinggi, sebaiknya jangan dilakukan beramai-ramai karena tidak memakai masker (maksimal 5 orang), selalu jaga jarak (10-20 meter kalau depan belakang, 2 meter kalau paralel atau sebelahan)," ujar dr. Sophia.
"Dan tidak nongkrong-nongkrong sambal ngobrol atau ngopi dan makan setelah gowes bareng. Seringkali olahraga yang dilakukan aman, tanpa masker tapi jaga jarak, tetapi malah lupa melakukan protokol Kesehatan saat selesai olahraga dan berkumpul atau istirahat Bersama," tambahnya.
Di akhir percakapan, dokter yang juga turut menjadi Tim Medis Federasi Panjat Tebing Indonesia ini memaparkan jika rasatidak nyaman itu pasti ada saat memakai masker dan berolahraga. "Bohong kalau kita bilang rasanya biasa saja saat olahraga dengan masker. Akan tetapi, penelitian juga membuktikan bahwa rasa tidak nyaman ini hanya bertahan di awal mulai olahraga dengan masker. Sesudah beberapa kali olahraga dengan masker, tubuh akan adaptasi dan rasa tidak nyaman akan berkurang," ungkapnya lagi.
Terakhir, dr. Sophia memberi pesan kepada Anda yang sedang menekuni latihan sepeda, "Kalaupun melakukan olahraga bersepeda di intensitas tinggi dan durasi lama, apabila masker dilepas, jangan lupa 3M, yaitu memakai masker setelah berolahraga atau saat beristirahat bersama, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Lebih baik lagi kalau ditambah menghindari kerumunan."
(Foto: Hadi Cahyono untuk Harper's Bazaar Indonesia; Fashion stylist: Michael Pondaag)