Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Tetap Tenang di Tengah Tekanan, Ini Cara Menghindari Sifat Temperamental

Latih diri untuk menghindari sifat temperamental dan ciptakan respons lebih sehat terhadap berbagai situasi yang menantang.

Tetap Tenang di Tengah Tekanan, Ini Cara Menghindari Sifat Temperamental
Foto: Courtesy of cottonbro studio/Pexels

Pernah berelasi dengan orang yang mudah marah? Sebagai lawan bicaranya, pasti rasanya tidak nyaman dan ingin menjauh saja. Pada dasarnya marah adalah hal yang wajar. Namun, bila mulai tidak terkendali, kita bisa dianggap memiliki pribadi yang temperamental dan akan merugikan diri sendiri, juga orang lain di sekitar kita. 

Dalam psikologi, temperamental ditandai dengan respons emosional yang berlebihan dan cepat berubah, seperti mudah marah, mudah tersinggung, sering menyalahkan orang lain atau sulit mengendalikan emosi. 

Berita baiknya, sifat temperamental bukanlah sesuatu yang permanen. Dengan melatih kesadaran diri dan latihan yang konsisten, seseorang bisa mengelola emosi dan menghindari ledakan emosi yang merugikan.

Anda bisa menghindari sifat temperamental dengan cara-cara berikut ini:

Kenali Pemicu Emosi

Kenali pemicu utama kemarahan atau frustrasi. Apakah Anda mudah marah saat merasa tidak dihargai? Saat macet di jalan? Ketika seseorang berbeda pendapat dengan Anda? Atau ketika rencana tidak berjalan sesuai ekspektasi?

Dengan memahami pemicu-pemicunya, Anda bisa lebih siap menghadapi situasi serupa di masa depan. Pelajari, kenali dan sadari polanya, mengapa sesuatu yang serupa selalu memicu kemarahan? Sadari bahwa bukan hanya situasinya yang membuat marah, tapi bagaimana Anda meresponnya.

Latih ini: Catat momen-momen yang membuat emosi kerap meledak-ledak, cari pola atau situasi yang sering memicu amarah, dan latih diri untuk melihat situasi tersebut dari perspektif yang lebih membangun (sudut pandang hikmah).

Latih Teknik Pernapasan dan Mindfulness

Salah satu teknik paling sederhana namun ampuh dalam mengelola emosi adalah pernapasan dalam dan mindfulness. Saat emosi mulai memuncak, langsung sadari dan cobalah tarik napas dalam-dalam selama 4 detik, tahan 7 detik, dan hembuskan perlahan selama 8 detik. Ulangi beberapa kali sampai merasa lebih nyaman dan skala marah menurun. 

Mindfulness melatih Anda untuk hadir di saat ini tanpa terbawa oleh ledakan emosi masa lalu atau kecemasan masa depan. Dengan latihan yang rutin, Anda akan lebih mampu merespons dengan tenang, bukan bereaksi secara impulsif.

Latih ini: Rutin meditasi 10 menit setiap pagi sebelum memulai hari dan sebelum tidur malam, latih napas 4-7-8, dan jalan pagi tanpa distraksi sambil berfokus pada pola napas Anda.

BACA JUGA: Cara Usir Stres dengan Meditasi yang Benar untuk Pemula

Belajar Merespons daripada Bereaksi Spontan

Salah satu ciri orang temperamental adalah bereaksi secara spontan dengan kemarahan. Padahal, tidak semua hal butuh reaksi instan. Tunda reaksi beberapa saat saat bertemu dengan pemicu amarah, tarik napas perlahan untuk menenangkan diri, berikan waktu kepada otak untuk mencerna keadaan dan untuk berpikir lebih jernih. Kemudian, hadirkan beberapa opsi respons yang lebih bijak, lalu pilih yang lebih nyaman.

Latih ini: Setiap bertemu dengan pemicu amarah, beri jeda sesaat dengan napas dalam untuk Anda mencerna situasi. Berikan respons setelah Anda merasa lebih tenang.

Bangun Pola Pikir Positif

Sifat temperamental sering muncul karena pola pikir negatif seperti merasa selalu benar, tidak bisa menerima kritik, atau merasa kritik orang lain seperti "serangan" untuk kita. 

Latih ini: Listen and not just hear untuk dapat memahami sudut pandang orang lain, ciptakan empati dan menerima bahwa wajar bila orang lain memiliki pandangan yang berbeda, serta tidak mengambil segala sesuatu secara pribadi. 

Salurkan Emosi Secara Sehat

Memendam emosi (repress) bukanlah solusi jangka panjang. Emosi yang ditekan terus-menerus bisa berubah menjadi ledakan besar dan berdampak pada kesehatan tubuh. Belajar untuk mengelola emosi dengan lebih sehat.

Latih ini: Tulis jurnal harian untuk memindahkan emosi yang tersimpan di tubuh ke dalam sebuah buku jurnal pribadi, olahraga ringan, dan melakukan hobi di waktu luang.

Jaga Pola Hidup Sehat

Kesehatan fisik sangat berpengaruh pada kestabilan emosi. Kurang tidur, kelelahan, atau asupan makanan tidak seimbang bisa membuat seseorang lebih sensitif dan mudah marah. Tubuh yang sehat membuat pikiran lebih tenang dan respons emosi lebih terkelola dengan baik.

Latih ini: Niatkan untuk memiliki tidur yang berkualitas (7-8 jam setiap malam), 10 menit meditasi pagi, konsumsi makanan bergizi seimbang, dan jalan pagi 30-45 menit setiap pagi.

Ciptakan Help-Seeking Behaviour

Meminta bantuan profesional bukanlah kelemahan, melainkan bentuk cinta kepada diri sendiri. Di era yang sudah memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, peran psikolog maupun konselor menjadi sebuah kebutuhan. Profesional akan mendampingi dan membantu Anda lebih memahami diri sendiri dan bagaimana cara mengelola emosi dengan baik.

BACA JUGA:

6 Cara Menenangkan Diri untuk Hidup Lebih Bahagia

Cara Memaafkan Diri Sendiri untuk Menemukan Kedamaian Batin