Ada sesuatu yang berbeda ketika pertama kali menginjakkan kaki di Plataran Puncak. Udara dingin dari perbukitan Bogor, aroma pepohonan basah setelah hujan, dan sambutan hangat segelas jamu membuat saya merasa seakan tubuh sudah mulai ditata ulang, perlahan-lahan dibersihkan dari hiruk pikuk kota. Tiga hari Bazaar habiskan di sana dalam rangkaian Plataran Wellness: Reconnect with Yourself, sebuah perjalanan intim yang menggabungkan penyembuhan holistik, kearifan Indonesia, dan kedekatan dengan alam.
BACA JUGA: Plataran Puncak Menjadi Destinasi untuk Bernostalgia di Tengah Alam
Sepanjang perjalanan, kami ditemani Stephanie Hoo, pendiri A Gracious Life sekaligus sosok di balik kurasi pengalaman ini. Stephanie adalah seorang holistic wellness expert dengan sertifikasi yang membentang dari Clinical Aromatherapy, Qigong, Singing Bowl Therapy, hingga Integrative Nutrition. Dengan pendekatan yang penuh empati, ia membimbing kami melewati setiap sesi, seperti sahabat yang mengingatkan untuk bernapas lebih dalam, mendengarkan tubuh, dan percaya pada proses.
Selama tiga hari, rangkaian retreat ini dirancang mengikuti three X factors khas Plataran: eXperience, eXoticism, dan eXcellence, sebuah benang merah yang menuntun setiap aktivitas.
Hari Pertama: eXperience
Rencana awalnya kami akan memetik bahan jamu langsung dari kebun, tapi hujan deras turun tiba-tiba, memaksa kami berlindung di dalam ruangan. Namun, ada kejutan kecil – the greens were brought to us. Meja panjang di hotel disulap menjadi kebun mini penuh kunyit, jahe, sereh, dan dedaunan segar. Kami meracik jamu dengan tangan sendiri, ditemani cerita Stephanie tentang energi setiap bahan.
Malam itu, garden-to-table dinner terasa sakral. Piring kami dihiasi dengan niat yang ditulis sebelum makan. Hari pertama berakhir dengan Yin Yoga dan sound bath, getaran singing bowls dan suling Sunda meresap begitu dalam hingga tubuh terasa ringan.
Kejutan malam pertama: Saat kembali ke kamar, speaker telah dipasang dengan alunan musik menenangkan, lengkap dengan sebuah buku jurnal yang seakan mengundang kami untuk menuliskan refleksi hari itu sebelum tidur.
Hari Kedua: eXoticism
Kabut pagi menyelimuti Puncak ketika kami memulai Qigong bersama. Gerakan sederhana terasa seperti meditasi dalam gerak, lalu perjalanan dilanjutkan dengan walking meditation dan sarapan pagi di kebun teh Gunung Mas.
Setelah itu, kami mengunjungi Rahita Riverside Wellness Sanctuary untuk spa treatment yang dipersonalisasi sesuai kebutuhan tubuh masing-masing. Di siang hari, wellness workshop oleh Rumah Atsiri menghadirkan pengalaman unik, di mana kami dapat menciptakan aroma personal dari rempah dan tanaman lokal. Setiap botol kecil membawa jejak lanskap Indonesia. Malamnya, api unggun menyatukan kami dalam lingkaran hangat, berbagi tawa, dan surprisingly, tangisan haru dalam refleksi.
Kejutan malam kedua: Kamar mandi kami dipenuhi dedaunan yang pagi itu dipetik dari kebun teh, very thoughtful! Ada teh hangat yang dibuat dari daun yang sama, bersama linen spray, eye mask, dan lotion lembut.
Hari Ketiga: eXcellence
Pagi terakhir dimulai di atas dek kayu, dengan pilates yang menghadap pegunungan. Setelah sarapan bergizi, tibalah momen Seed of Inspiration. Kami menanam pohon kecil dengan nama kami masing-masing yang akan tumbuh seiring waktu, dirawat oleh tim Plataran.
Sebelum berpisah, Stephanie membagikan pesan personal yang disusun dari Human Design dan astrologi. Pesan itu terasa puitis, seperti benih baru yang ditanam di dalam diri untuk masa depan. Perjalanan ditutup dengan refleksi bersama, lalu makan siang terakhir yang penuh syahdu.
Retreat ini menjadi bagian dari komitmen Plataran Indonesia dalam menghadirkan pendekatan holistik bagi kesejahteraan. Plataran Wellness: Reconnect with Yourself akan dibuka untuk publik mulai September 2025, hanya sepelemparan batu dari Jakarta. Selama program, para tamu mendapatkan akses penuh ke Rahita Riverside Wellness Sanctuary, mulai dari gym, studio pilates, sauna, spa, reflexology lounge, hingga jacuzzi, serta perawatan spa khas Plataran yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu. Setiap malam ditutup dengan ritual menenangkan, dari aromaterapi hingga musik lembut dan catatan kebijaksanaan yang ditinggalkan di kamar, sementara sajian kuliner sepanjang retreat dirancang untuk menyehatkan tubuh sekaligus menutrisi jiwa.
BACA JUGA: Plataran Indonesia Membangun Warisan yang Berkelanjutan dan Berdampak
