Emily in Paris mungkin menjadi cerminan gaya ekspatriat Amerika, baik itu dari segi baik atau buruk. Emily Cooper, dengan penampilannya yang mencolok, berani, dan jelas-jelas berbeda, tidak segan untuk berpakaian sesuai keinginannya — meskipun itu berarti mengenakan motif paisley neon atau gradasi metalik di tengah lautan celana khaki dan sweater garis biru navy. Ia menolak untuk menyesuaikan diri dengan gaya Paris dan lebih memilih mengikuti insting mode yang berani!
BACA JUGA: Emily in Paris Musim Keempat: Semua yang Kami Ketahui
Diperankan oleh Lily Collins yang merupakan seorang fashionista sejati, Emily langsung mencuri perhatian dunia ketika serial ini pertama kali tayang di Netflix pada tahun 2020. Dukungan dari para alumni Sex and the City, dengan showrunner, Darren Star, dan desainer kostum, Patricia Field, yang sempat bergabung sebagai konsultan utama, tentu menambah pesona acara ini. Namun, pada akhir episode pilot, terlihat jelas bahwa gaya visual acara ini memiliki identitasnya sendiri. Meskipun Emily berbagi kecintaan terhadap fashion mewah seperti Carrie Bradshaw, perbandingan hanya berhenti di situ. Dengan gaya yang aneh, berlebihan, dan sedikit eksentrik, lemari pakaian Emily mencakup berbagai genre dan sulit untuk didefinisikan. Saya rasa Carrie tidak akan pernah mengenakan sebagian besar dari tampilan tersebut.
"Emily itu unik; ia istimewa," ungkap desainer kostum Marilyn Fitoussi tentang filosofi mode Emily. "Ia adalah karakter yang ceria dan sangat berwiraswasta. Ia kreatif dan seorang pengamat yang cermat." Mengenai perkembangan gaya Emily, Marilyn menambahkan, "Anda akan melihat bahwa ia telah mempelajari semua kode fashion Prancis dan menafsirkannya dengan cara khasnya sendiri, cara Emily."
Menonton acara ini memang membutuhkan sedikit suspend disbelief. Bagaimana mungkin kita bisa menerima kenyataan bahwa ia bisa mengenakan gaun Versace vintage atau gaun Balmain seharga lebih dari $3000 dengan santai, seperti halnya orang Amerika memakai celana jogger saat berbelanja (termasuk saya)? Selain itu, meskipun Emily hanyalah wanita berusia 20-an dengan gaji eksekutif pemasaran junior, yang jelas tidak cukup untuk tinggal di apartemen mewah, ia mampu terus memperbarui koleksinya dengan pakaian desainer terbaru. Emily mungkin bisa disebut banyak hal, tetapi ia jelas bukan orang yang mengulang outfit.
Menjelang penayangan musim keempat acara ini, saya meninjau kembali semua penampilan Emily yang paling mengesankan. Beberapa hal menonjol — seperti kecintaannya pada pola yang tidak serasi dan ketertarikan pada aksesori kepala yang mencolok. Namun, pelajaran gaya terbesar yang diberikan Emily adalah bahwa tidak ada yang membuat seseorang merasa lebih di rumah — meskipun berada di benua yang berbeda — selain gaya pribadi yang autentik.
Berikut adalah peringkat resmi saya untuk semua outfit paling memorable dari Emily in Paris.
#20 - The Day Oner
Emily memilih pakaian ini untuk hari pertamanya bekerja di markas Savoir di Paris. Gaya ini benar-benar mencerminkan sosok gadis Midwest yang dulu dianggap paling bergaya di sekolah, kini berusaha menyesuaikan diri dengan mode lokal — dari blouse Alice + Olivia dengan motif Menara Eiffel hingga sepatu bot grafis Louboutin. Ini adalah awal yang menjanjikan!
#19 - The Fedora
Penampilan ini seperti hasil gabungan dari busana tur pers Blake Lively di It Ends with Us dan gaya Ryan dari High School Musical. Walaupun ada usaha untuk menggabungkan berbagai tekstur dan ide, eksekusinya kurang berhasil.
#18 - The Beret
Memakai baret di Paris mungkin bisa dimaklumi jika Anda seorang turis. Namun, di musim kedua, seharusnya Emily sudah paham bahwa topi ini mungkin bukan pilihan terbaik. Apalagi dengan warna kuning cerah yang mencolok. Untungnya, ia memadukannya dengan tas Gucci Jackie.
#17 - The Not-So-Merry Christmas
Tak disangka, Emily tidak mengenakan pakaian ini saat pesta Natal kantor! Jaket tuxedo perak dari Saint Laurent dan celana pendek merah berkilau ini ternyata hanya untuk bersenang-senang.
#16 - The Date Night
Emily menambah nuansa romantis untuk malam kencan dengan Alfie. Pakaian ini jauh lebih sederhana dibandingkan dengan koleksi busana musim ketiganya yang lain, namun elemen seperti mantel beludru Elie Saab dan sepatu bot dengan print bunga mawar merah tetap memberikan sentuhan manis.
#15 - The Distractor
Menggabungkan kuning dan ungu sering kali mengingatkan kita pada Paskah atau Los Angeles Lakers. Emily menghindari asosiasi tersebut dengan menyajikan berbagai pola yang menarik perhatian — papan catur hitam-putih, garis-garis berwarna-warni, dan tas Dolce & Gabbana dengan motif bunga. Why not?
#14 - The Girl Boss
Selama tiga musim, gaya Emily semakin berkembang selaras dengan perannya sebagai eksekutif pemasaran di Savoir. Di musim ketiga, Emily, yang berasal dari Amerika, semakin percaya diri untuk tampil mencolok — dan itu terlihat dari pilihan pakaiannya. Contohnya, set Rotate dengan cetakan hitam dan biru yang mengilap ini. Lengan puff yang lebih besar dari kepalanya? Oui, oui!
#13 - The Heart Eyes
Emily dikenal dengan sikap literalnya. Lihatlah outfit yang dikenakannya di musim kedua pada acara promosi produk terbaru klien perhiasan yang dinamai Happy Hearts. Jika Emily memutuskan untuk melakukan sesuatu, ia akan melakukannya sepenuhnya! Hal itu terlihat dari gaun midi Anouki yang penuh motif hati hingga sepatu hak merah dengan hiasan pita.
#12 - The Funhouse
Pakaian ini disebut demikian karena melihatnya mengingatkan pada pantulan terdistorsi dari cermin di rumah hiburan. Saya pikir saya paham maksudnya... atau mungkin belum? Untuk contoh yang lebih jelas tentang permainan warna, saya sarankan melihat gaya Sylvie yang memadukan oranye dan merah muda.
#11 - The Back to School
Dalam penampilan ini, Emily mengenakan rok hijau limau metalik dan aquamarine dari Dundas serta sweater bermotif berlian berwarna-warni dari Essentiel Antwerp. Masing-masing item ini sudah menarik, tetapi digabungkan? Rasanya seperti Emily menemukan katalog September dengan ide pakaian untuk kembali ke sekolah dan langsung berpikir, Ini gaya yang tepat untukku!
#10 - The High-Low
Emily mungkin sering mengenakan berbagai busana dari runway di acara ini, tetapi ia juga tidak ragu untuk memakai tunik seharga $30 dari H&M. Secara khusus, gaun oranye berbusa ini adalah hasil kolaborasi Iris Apfel dengan merek tersebut. Untuk menyempurnakan tampilan ini, Emily melengkapi dengan sepatu bot turkis metalik dari Skorpios — yang harganya lebih dari $1.000.
#9 - The Funeral Chic
Ketika geng mengunjungi desainer Pierre Cadault setelah ia tiba-tiba mengalami patah tulang selangka di musim ketiga, mereka mengenakan busana serba hitam dengan gaya funeral chic versi mereka masing-masing. Namun, tidak ada yang sedang meratapi dunia fashion di sini. Emily terlihat memukau dalam set bergaya Batman, dengan jaket bertudung bahu dari Andrew GN yang dipadukan secara kreatif dengan sepatu transparan bergaris hitam. Terlihat sangat chic!
#8 - The Audrey Hepburn
Emily sangat berhasil saat berperan sebagai Audrey Hepburn (terlebih lagi, Lily memang sangat mirip dengan legenda Hollywood ini). Gaun hitam transparan dari Christian Siriano dan aksesori berlian yang dikenakannya di tangga Palais Garnier di musim pertama mengingatkan pada penampilan Audrey dalam film Funny Face (1957).
#7 - The Flower Power
Salah satu hal yang konsisten dalam pilihan busana Emily adalah tema yang kuat. Ini sangat jelas dalam penampilannya yang cerah berwarna kuning di musim ketiga, di mana ia mengenakan berbagai motif bunga mulai dari headscarf hingga turtleneck berbahan eyelet. Untuk menegaskan tema tersebut, ia menambahkan sepasang kaus kaki setinggi lutut dengan hiasan bunga matahari dari Paul & Joe.
#6 - The Grass Is Greener
Homage untuk era tahun '60-an terus berlanjut! Emily tampil dengan gaya mod revival dalam mantel wol Miu Miu yang didekorasi dengan motif paisley hijau yang mencolok. Ia memadukannya dengan mini dress Emanuel Ungaro yang senada.
#5 - The Cyborg
Berikan saya drama, futurisme, dan tampilan robotik! Emily menghadirkan semuanya dengan penampilannya di pesta musim ketiga, berkat gaun mini rajut spektakuler dari Balmain. Nilai sempurna di semua aspek!
#4 - The Candy Apple
Apakah ini Emily in Paris atau lanjutan dari Mirror Mirror? Lily kembali dengan pesona Putri Salju dalam gaun mini Giambattista Valli berwarna permen merah apel. Keanggunan gaun ini, dengan detail dramatis di musim kedua, membuat penampilannya semakin memukau.
#3 - The Ladybug
Saya pribadi menyukai outfit yang bisa dikenakan oleh model runway maupun bayi berusia enam bulan. Kali ini, Emily menunjukkan kepiawaiannya dalam memadukan pola dengan cara yang lebih elegan dari biasanya. Garis berlian hitam pada celana pendeknya menyatu sempurna dengan turtleneck bermotif polkadot, ditambah mantel trench emas yang memberikan sentuhan eksentrik yang menarik.
#2 - The Anti-Bride
Memakai gaun putih dengan ekor panjang ke pernikahan teman yang pacarnya pernah Anda tiduri? Pilihan yang benar-benar membingungkan! Sayangnya, Emily memilih untuk mengenakan gaun couture Giambattista Valli yang menawan ini dalam situasi yang kurang ideal. Gaun ini adalah salah satu yang paling menakjubkan dari seluruh penampilannya di acara ini.
#1 - The Feathers Galore
Tentu saja, busana ini sangat mencolok — namun, inilah jenis keanehan yang saya harapkan dari Emily. Kombinasi aksesori yang mencuri perhatian! Jubah berbulu harus dipasangkan dengan mini dress Magda Butrym yang bermotif kelopak bunga dan sepatu platform Casadei yang mengkilap.
BACA JUGA:
Fakta Tentang Emily in Paris Musim ke-4
Lily Collins Tampil Seperti "Parisian It Girl" di Acara Pemutaran Perdana Serial Emily in Paris 3
(Penulis: Chelsey Sanchez; Artikel ini disadur dari: BAZAAR US; Alih bahasa: Vanesa Novelia; Foto: Courtesy of BAZAAR US)