Selama menjalani keseharian di tengah pandemi, banyak sekali muncul aktivitas-aktivitas yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Mungkin saja dari beberapa aktivitas tersebut akhirnya menjadi hobi Anda hingga saat ini, seperti memasak, berolahraga, melukis, pottery, dan termasuk juga bercocok tanam. Selain sebagai sumber oksigen alami, tanaman juga dipercaya dapat menurunkan tingkat stres dan salah satu bentuk relaksasi hanya dengan melihatnya. Tak heran, tanaman bisa dijadikan dekorasi estetis untuk menambah kenyamanan rumah Anda.
Namun, melihat perkembangan zaman, sudah banyak alternatif untuk bercocok tanam dengan mudah dan tidak kotor. Seperti tren yang menjadi hit pada awal pandemi yaitu tanaman hidroponik. Bagi Anda yang mengikuti, pastinya tahu bahwa tanaman hidroponik secara garis besar merupakan tanaman yang dalam prosesnya hanya menggunakan air dan nutrisi, tanpa perawatan seperti layaknya tanaman biasa (yang menggunakan tanah). Bagi Anda yang ingin mencoba di rumah, ayo simak penjelasan dari Bazaar berikut ini.
FAKTA MENGENAI HIDROPONIK
Tanaman hidroponik sebenarnya sangat mudah untuk dideskripsikan sebagai cara bercocok tanam tanpa tanah, melainkan menggunakan air untuk media tanamnya. Jika dilihat secara sekilas, mungkin cara ini cukup mudah untuk ditiru. Nyatanya ada beberapa metode yang cukup sulit untuk diterapkan dalam prosesnya. Meskipun tidak menggunakan tanah, bukan berarti tanaman tidak membutuhkan nutrisi. Harus selalu diingat bahwa semua tanaman pasti membutuhkan asupan nutrisi, cahaya, air, dan oksigen yang cukup.
Alasan utama banyaknya orang yang berminat dengan tanaman hidroponik adalah kepraktisannya. Selain tidak membutuhkan peralatan mahal, proses pertumbuhannya lebih cepat, lebih mudah, dan higienis. Anda bisa saja melakukan semuanya sendiri tanpa bantuan orang lain.
TEKNIK DAN TANAMAN YANG COCOK UNTUK HIDROPONIK SEDERHANA
Menurut Agriculture Academy, ada enam teknik hidroponik yang paling sering digunakan, yaitu Nutrient Film Technique (NFT), Sistem Sumbu, Pasang Surut, Deep Water Culture (DWC), Sistem Drip, dan Aeroponik. Ada pun dari beberapa teknik ini, ada dua teknik yang sangat memungkinkan untuk Anda coba di rumah:
- Teknik Sistem Sumbu
Sistem sumbu yang dikenal juga dengan wick system merupakan metode yang paling sederhana. Anda bisa menggunakan peralatan yang pasti ada di rumah, seperti gelas plastik, botol, atau wadah bekas untuk menampung nutrisi tanaman. Teknik ini akan memberikan nutrisi pada tanaman melalui sumbu yang telah tergantung dan menempel dengan akar. Selain memiliki peluang yang kecil untuk rusak akibat pembusukan, sistem sumbu juga tidak terlalu membutuhkan penggunaan pompa udara seperti teknik profesional. Akar dapat memperoleh oksigen dari ruang di dalam sistem atau langsung dari cairan nutrisi.
- Teknik Deep Water Culture (DWC)
Tidak jauh berbeda dengan teknik sebelumnya, DWC yang bisa disebut juga dengan Floating Raft System (FRS) atau sistem rakit apung juga mudah untuk ditangani. Banyak dari pelaku hidroponik komersial menggunakan metode ini karena sifatnya yang murah dan bisa digunakan untuk jumlah yang masif (menggunakan styrofoam). Namun, untuk praktik di rumah Anda bisa menggunakan papan plastik atau apa saja yang memiliki pembatas di atas wadah. Teknik ini tidak membutuhkan pompa udara, namun Anda bisa menata dengan alat tersebut jika menginginkannya.
Setelah sekiranya mengetahui lebih jauh mengenai hidroponik sederhana, tentunya jenis tanaman yang cocok juga perlu diperhatikan. Karena tidak semua tanaman bisa tumbuh sempurna, hanya dengan peralatan seadanya di rumah dibandingkan di pabrik komersial. Tanaman-tanaman yang dapat Anda coba yaitu selada, seledri, bayam, kangkung, daun mint, daun basil, dan cabai. Jenis tanaman yang lebih banyak daunnya cenderung akan lebih berhasil.
TIPS MEMBUAT TANAMAN HIDROPONIK DI RUMAH
Masuk dalam sesi pembuatan, ada beberapa hal yang harus diingat saat proses berlangsung (yang sering dilupakan):
1. Pilih teknik dengan matang
Memilih teknik mana yang ingin Anda gunakan akan mempermudah langkah-langkah berikutnya. Jika langkah awal ini masih membingungkan untuk diputuskan, perbanyaklah pengetahuan dan penelitian Anda sendiri. Hindari perkiraan atau asumsi yang keluar dari hati atau dari mulut orang lain, karena seluruh proses akan bersangkutan.
2. Siapkan wadah yang memadai
Bagi pemula dan hanya ingin mencoba satu bibit tanaman, botol dapat menjadi pilihan yang sangat praktis. Dengan sedikit DIY, karya Anda dapat langsung digunakan untuk uji coba. Namun, jika sudah ingin melangkah sedikit lebih jauh, mungkin Anda harus membuat atau membeli tempat lebih layak yang sekaligus bisa dijadikan dekorasi untuk rumah, sebelum nantinya menjadi masalah besar.
3. Jangan memaksakan tanaman yang tidak cocok
Terkadang dihadapi dengan keterbatasan atau pilihan, memang menjadikan diri kita seorang pemberontak. Dengan pilihan tanaman yang ada, Anda pastinya bertanya-tanya dengan pernyataan tersebut, 'apakah benar tidak bisa?'. Faktanya, memang tidak semua tanaman bisa dijadikan hidroponik sederhana. Tanaman yang tidak cocok bisa mengalami kegagalan dalam proses pertumbuhan. Namun, bila ingin mencobanya dengan tangan Anda sendiri, pastikan mencoba dalam jumlah yang kecil.
4. Tidak bisa berjalan tanpa campuran nutrisi
Nutrisi memiliki peran penting dalam pertumbuhan hidroponik, jika mengalami kekurangan nutrisi sudah pasti tanaman tidak dapat hidup dan akan mati. Biasanya ada tiga macam jenis yang paling sering digunakan yaitu nutrisi AB Mix, pupuk NPK Gandasil, dan pupuk organik cair.
5. Periksa pH cairan
Tanaman hidroponik dapat bertumbuh dengan sempurna jika air yang digunakan memiliki pH netral sekitar 5.5-7.5. Karena pH terlalu asam yang berada di bawah 5.5, akan menyebabkan sel-sel akar tanaman rusak dan tidak bekerja dengan optimal. Dan pH terlalu basa yang berada di atas 7.5, dapat menghambat kinerja akar untuk menyerap nutrisi yang ada pada air.
6. Penempatan kurang cahaya
Seperti yang telah tertulis di atas bacaan, pencahayaan merupakan faktor penting pada setiap tanaman apapun. Anda harus memastikan tempat penempatan hidroponik akan cukup terkena cahaya, walau tidak harus matahari. Gunakan alternatif cahaya untuk bercocok tanam di dalam rumah, seperti lampu LED yang sudah dipadukan dengan spektrum biru dan merah akan cukup memenuhi kebutuhannya.
7. Periksa kesehatan tanaman
Sebisa mungkin, periksa kesehatannya setiap hari untuk mengurangi peluang tersebarnya penyakit atau hama. Dengan jarak yang berdekatan, satu tanaman yang sakit akan dapat menularkan ke tanaman yang lainnya. Jadi, sangat penting untuk memantau dan memindahkan tanaman yang sudah memiliki gejala tidak wajar.
8. Mengganti air seminggu sekali
Untuk menghindari penyakit dan hal yang tidak diinginkan, gantilah air tanaman Anda secara rutin satu minggu sekali. Pada saat mengganti, pastikan juga wadah telah disterilkan kembali. Air yang digunakan harus dengan kualitas yang baik dan hindari pengunaan air yang tercemar polusi atau limbah rumah tangga. Karena, harus selalu diingat bahwa air merupakan satu-satunya media pada tanaman hidroponik.
Baca juga:
Tips Sukses Memulai Suatu Usaha dan Cara Menjaganya Dari Didiet Maulana
Tips Bersahabat dengan Laki-Laki Tanpa Romansa dari Tika Panggabean
(Penulis: Gracia Sharon, Foto: Courtesy of Bace, IKEA, Apartment Therapy, Back To The Roots, Instagram @hidroponikpedia)