Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Susu Oat dan Susu Sapi, Mana yang Lebih Minim Menyebabkan Peradangan?

Cari tahu pilihan terbaik antara susu oat dan susu sapi untuk bantu kurangi risiko peradangan tubuh Anda.

Susu Oat dan Susu Sapi, Mana yang Lebih Minim Menyebabkan Peradangan?
Courtesy of Freepik

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak orang mulai mempertimbangkan jenis susu yang mereka konsumsi, tidak hanya dari segi nutrisi tapi juga dampaknya terhadap kesehatan secara keseluruhan. Salah satu isu yang banyak diperbincangkan adalah kaitan antara konsumsi susu dengan peradangan dalam tubuh. Peradangan kronis dapat memicu berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan pencernaan hingga penyakit autoimun. Di sinilah muncul pertanyaan, apakah susu sapi yang telah lama menjadi pilihan utama lebih rentan memicu peradangan dibanding susu berbasis nabati seperti susu oat?

BACA JUGA: Fakta yang Perlu Anda Ketahui Tentang Oat Milk

Susu oat kini semakin populer sebagai alternatif plant-based yang dinilai lebih ringan di perut, terutama bagi mereka yang memiliki intoleransi laktosa atau alergi terhadap protein susu hewani. Tak hanya itu, susu oat juga dikenal mengandung serat beta-glucan yang memiliki sifat anti-inflamasi alami. Namun, di sisi lain, susu sapi tetap menjadi sumber kalsium dan protein lengkap yang dibutuhkan tubuh. Maka dari itu, membandingkan kedua jenis susu ini dari sisi potensi menyebabkan peradangan menjadi penting, terutama bagi Anda yang tengah menjalani gaya hidup sehat atau sedang mengelola kondisi medis tertentu. Lantas, mana yang lebih minim risiko peradangan? Mari simak ulasannya berikut ini.

Dari sisi potensi menyebabkan peradangan, susu oat cenderung lebih aman bagi sebagian orang, terutama mereka yang memiliki intoleransi laktosa atau alergi terhadap protein susu sapi. Susu oat berasal dari tumbuhan dan tidak mengandung laktosa, kasein, atau whey komponen dalam susu sapi yang sering dikaitkan dengan respon inflamasi, terutama pada individu sensitif. Selain itu, susu oat mengandung beta-glucan, sejenis serat larut yang diketahui memiliki sifat anti-inflamasi dan bermanfaat bagi kesehatan jantung serta sistem pencernaan. Kandungan ini dapat membantu menjaga keseimbangan mikrobioma usus, yang berperan penting dalam mengurangi risiko peradangan sistemik.

Sementara itu, susu sapi tetap menjadi sumber nutrisi yang kaya akan kalsium, vitamin D, dan protein lengkap. Namun, bagi sebagian orang, terutama yang mengalami intoleransi laktosa atau alergi susu, konsumsi susu sapi bisa memicu reaksi seperti kembung, nyeri perut, hingga inflamasi ringan. Selain itu, beberapa studi menunjukkan bahwa produk susu yang tinggi lemak jenuh dapat berkontribusi terhadap peradangan jika dikonsumsi berlebihan. Maka, bagi Anda yang sedang menjalani gaya hidup sehat atau mengelola kondisi tertentu, memilih susu oat bisa menjadi langkah bijak untuk meminimalkan risiko peradangan, meski tentu tetap disesuaikan dengan kebutuhan dan respons tubuh masing-masing.

Courtesy of Freepik

Susu Sapi dan Susu Oat Baik untuk Dikonsumsi 

Memilih antara susu sapi dan susu oat sangat bergantung pada kebutuhan nutrisi dan kondisi kesehatan masing-masing individu. Susu sapi telah lama menjadi sumber kalsium, protein lengkap, dan vitamin D yang baik untuk pertumbuhan tulang dan otot. Protein hewani dalam susu sapi terutama whey dan kasein memiliki profil asam amino yang lengkap dan mudah diserap tubuh, menjadikannya pilihan ideal bagi anak-anak, remaja, atau siapa pun yang membutuhkan asupan protein tinggi. Namun, bagi sebagian orang, terutama mereka yang memiliki intoleransi laktosa atau alergi terhadap protein susu sapi, konsumsi produk susu hewani justru dapat memicu gangguan pencernaan hingga peradangan. Susu sapi juga cenderung mengandung lemak jenuh yang, jika dikonsumsi berlebihan, bisa berkontribusi terhadap peningkatan kolesterol dan risiko penyakit jantung, meski efek ini sangat tergantung pada pola makan secara keseluruhan.

Di sisi lain, susu oat menjadi alternatif yang semakin populer, terutama di kalangan vegan, penderita intoleransi laktosa, atau mereka yang ingin mengurangi konsumsi produk hewani. Dibuat dari gandum utuh, susu oat mengandung beta-glucan sejenis serat larut air yang memiliki manfaat untuk menurunkan kadar kolesterol, menjaga kesehatan jantung, dan membantu kestabilan gula darah. Meskipun kandungan proteinnya tidak setinggi susu sapi, susu oat menawarkan nilai tambah berupa indeks glikemik rendah dan sifat anti-inflamasi alami. Susu ini juga ramah lingkungan karena proses produksinya menghasilkan emisi karbon dan konsumsi air yang lebih rendah dibanding susu sapi. Meski begitu, beberapa produk susu oat di pasaran telah ditambahkan gula atau perisa, sehingga perlu memperhatikan label kandungan sebelum memilih. Kesimpulannya, jika Anda membutuhkan asupan protein tinggi dan tidak memiliki intoleransi terhadap laktosa, susu sapi bisa menjadi pilihan bermanfaat. Namun, jika Anda mengutamakan kesehatan jantung, pencernaan, atau menjalani pola hidup berbasis nabati, maka susu oat adalah pilihan yang lebih ringan, sehat, dan ramah lingkungan. Keduanya sama-sama baik, asal disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan dikonsumsi dalam jumlah wajar.
 

BACA JUGA: 

Fakta Susu Kambing yang Ternyata Bagus Buat Kulit Sensitif dan Eczema

Apakah Minum Susu Benar-benar dapat Menyebabkan Jerawat?