
Jacquemus memperkuat narasi Le Paysan melalui aksesori yang menggambarkan keindahan folklore dengan sentuhan modern dan imajinatif. Baret klasik, selendang arlésienne, serta espadrilles berpita grosgrain menghadirkan nuansa desa yang autentik, sementara elemen surealis seperti daun bawang dari kulit, kalung bawang putih, hingga anting buah-buahan memberi kejutan visual khas sang desainer. Tas anyaman ikonik tampil kembali dalam versi provençal, disertai tas tangan baru “Le Valerie” yang didedikasikan untuk ibunya. Menariknya, koleksi Le Paysan dipresentasikan di tengah lanskap ladang gandum di Château de Gudanes, sebuah château abad ke-18 di Prancis Selatan lokasi yang memperkuat nuansa nostalgia, keintiman, sekaligus kemewahan alamiah yang menjadi napas utama koleksi ini. Aksesori tidak sekadar pelengkap, tetapi bagian dari cerita visual yang membangun jembatan antara masa lalu dan kini, antara realitas dan imajinasi. Le Paysan menjadi cermin evolusi Simon Porte Jacquemus sebagai desainer yang semakin matang, menghadirkan karya yang emosional, teknikal, dan puitis. Lebih dari sekadar koleksi, ini adalah perayaan akan akar personal yang dituangkan ke dalam bahasa mode kontemporer yang penuh kelembutan dan kekuatan.
BACA JUGA: Jacquemus Perkenalkan Kampanye Spring/Summer 2025 "La Croisière" di Hamparan Eksotis Mesir
Transisi dari nuansa lembut ke tampilan couture yang teatrikal menggambarkan transformasi emosional yang mendalam dari desa sunyi menuju panggung mode global. Instagram sang desainer menjadi media pengantar naratif, tempat ia menuliskan bahwa setiap tahap dalam koleksi ini mencerminkan lintasan waktu pribadi yang menyentuh namun tetap terasa universal. Dalam dunia di mana mode sering terasa jauh, Jacquemus menghadirkan sesuatu yang sangat dekat: kehangatan rumah, wangi musim panas, dan suara linen yang menyentuh kulit di pagi hari.

Koleksi pakaian wanita dari Le Paysan menghadirkan perpaduan struktur dan kelembutan yang memikat. Gaun jupon tebal hadir berdampingan dengan celemek tulle transparan yang dibalik, menciptakan permainan layer yang unik dan subversif. Jaket-jaket dalam koleksi ini tidak hanya tampil sebagai busana, melainkan sebagai bentuk seni, dibentuk oleh korset setengah bagian dalam yang memberikan konstruksi tegas namun tetap feminin. Salah satu daya tarik utama terletak pada eksplorasi poplin dengan potongan geometris yang terinspirasi dari linen vintage, penuh sulaman halus dan titik-titik monogram yang nyaris seperti ukiran. Di antara semua ini, keahlian artisan benar-benar bersinar lewat gaun bobbin tulle yang luar biasa, dirangkai dari 700 meter tali dan diselimuti mousseline tipis bertabur berlian taffeta sutra. Semua detail ini membentuk pengalaman sensorik: rumbai pahatan, hiasan tangan, dan tekstur yang bisa disentuh, menciptakan karya yang bukan hanya untuk dilihat, tetapi untuk dirasakan. Semangat lokalitas dan romansa rural terasa nyata, bukan hanya sebagai konsep, melainkan sebagai fondasi utama dari setiap konstruksi busana yang dihadirkan dalam koleksi ini.

Dalam koleksi Le Paysan SS26, koleksi pakaian pria Jacquemus menghadirkan interpretasi elegan dari gaya pedesaan dengan pendekatan yang lembut namun kuat secara estetika. Terinspirasi dari karakter-karakter karya Marcel Pagnol yang identik dengan kehidupan desa Prancis, desain pria kali ini menggabungkan kesederhanaan dengan nuansa refinement khas Jacquemus. Siluet seperti jaket pendek dan celana longgar dirancang dari bahan-bahan ringan seperti linen lembut dan kulit halus, memberikan kenyamanan sekaligus struktur. Detail seperti motif herringbone dan garis-garis tenun tidak hanya memperkaya tekstur visual, tetapi juga menyiratkan kesan nostalgia akan kehidupan tradisional yang tertata. Warna-warna netral seperti putih susu, krem, dan hitam membentuk pondasi palet, sementara aksen biru muda, merah muda pucat, dan kuning terang menghadirkan sentuhan manis yang mengingatkan pada warna permen Berlingot. Hasilnya adalah citra pria Provençal yang terasa segar dan modern bukan terjebak dalam masa lalu, melainkan menerjemahkan nilai-nilai lokal ke dalam bahasa fashion yang relevan untuk generasi kini. Koleksi ini menjadi bukti bahwa keanggunan dapat ditemukan dalam kesederhanaan yang dirancang dengan presisi dan perasaan.

Pertunjukan Le Paysan Spring-Summer 2026 karya Jacquemus tidak hanya memukau dari segi koleksi, tetapi juga dari daftar tamu undangan yang mencerminkan perpaduan dunia mode, musik, dan seni kontemporer. Di antara para tamu eksklusif yang hadir di Château de Gudanes, tampak musisi Kanada Charlotte Cardin, yang tampil elegan dalam balutan busana Jacquemus bernuansa lembut, memperkuat suasana romantis khas pedesaan Prancis yang menjadi tema utama koleksi. Sorotan lainnya datang dari dunia K-pop, yakni Hong Joong leader grup ATEEZ yang mencuri perhatian dengan penampilannya yang edgy namun tetap selaras dengan estetika natural show ini. Karismanya menambah warna internasional dalam atmosfer show yang intim namun global. Sementara itu, Alexandra Saint Mleux, seniman muda asal Prancis yang dikenal dengan gaya personalnya yang eklektik dan artistik, turut hadir membawa sentuhan bohemian modern yang seolah menjadi interpretasi visual dari tema haute bohème Jacquemus. Kehadiran mereka bukan sekadar simbol status, tetapi mencerminkan audiens generasi baru yang memahami dan menghargai mode sebagai ekspresi personal dan emosional. Dengan latar alam terbuka dan kehangatan komunitas kreatif yang hadir, Le Paysan menjadi lebih dari sekadar peragaan busana yang menjelma sebagai perayaan seni, akar, dan keintiman.

BACA JUGA:
Zegna Tampilkan Koleksi Spring Summer 2026 di Dubai dengan Gaya Mewah yang Lebih Santai