BACA JUGA: Sarinah Merayakan Semangat Warisan Budaya di Panggung Karya Nusantara (PKN) 2024
Mengusung tema Dari Tradisi untuk Generasi, Festiloka merupakan bagian dari program Transformasi 2.0 Sarinah yang menyuarakan peran baru Sarinah sebagai ruang kreatif dan kolaboratif. Tidak hanya sebagai pusat retail, Sarinah kini hadir sebagai wadah yang menghidupkan budaya dengan pendekatan modern.
Direktur Utama PT. Sarinah, Raisha Syarfuan menyampaikan bahwa warisan budaya tidak hanya layak dikenang, tetapi juga dirayakan bersama generasi muda. “Sarinah menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan,” ujarnya.
Salah satu sorotan utama dari rangkaian acara ini adalah penampilan tiga ondel-ondel yang didesain ulang oleh Wilsen Willim, Ria Miranda, dan Mel Ahyar. Ikon Betawi tersebut ditampilkan dalam bentuk kontemporer namun tetap menghormati akarnya.
Desainer Mel Ahyar menafsirkan ulang ondel-ondel tradisional Betawi melalui lensa urban yang cepat dan eklektik dalam karya berjudul Dar! Dor! dengan memadukan elemen Jakarta yang bersifat nostalgis dan modern. Penggunaan peniti melambangkan perjuangan sunyi dalam kehidupan perkotaan serta mengajak para penonton untuk lebih menunjukkan kebaikan dan empati.
Sedangkan koleksi Lompatali karya Ria Miranda terinspirasi dari kenangan masa kecil di Jakarta, khususnya kegembiraan sederhana saat bermain lompat tali yang melambangkan ritme, keberanian, dan kebersamaan. Koleksi ini menginterpretasikan ulang warisan budaya dalam bentuk modern dengan tetap menjaga nilai dan cerita yang berakar pada identitas Jakarta melalui desain yang penuh makna.
Berbeda dengan koleksi bertajuk Di Bawah Langit Jakarta karya Wilsen Willim, hasil akhirnya merefleksikan langit Jakarta yang sarat akan kehidupan urban yang serba cepat dengan menggunakan inspirasi dari ondel-ondel dan Gedung Sarinah untuk mengajak kita masuk dalam perenungan dan membangkitkan rasa nostalgia. Koleksi ini menampilkan elemen simbolik seperti kain berwarna biru dan kincir angin yang mengajak warga kota untuk berhenti sejenak dan kembali meresapi keindahan serta semangat Jakarta.
Setelah presentasi dan sesi talk show sebagai wujud apresiasi bagi para desainer, acara dilanjutkan dengan trunk show yang menampilkan beragam koleksi batik yang tersedia di Sarinah. Presentasi ini menyoroti batik dari berbagai daerah di Indonesia dengan penekanan pada keunikan masing-masing motif dan gaya, serta menunjukkan bahwa koleksi ini merupakan busana ready-to-wear yang tidak hanya cocok untuk dikenakan pada acara khusus seja tetapi juga nyaman digunakan dalam keseharian. Merek-merek yang turut ditampilkan antara lain Batik Chic, Pricilla Margie, hingga Rumah Kebaya.
Sarinah juga bekerja sama dengan Harper’s Bazaar Indonesia untuk menghadirkan instalasi seni publik bertajuk Senandung Taman yang menampilkan karya dari sejumlah seniman ternama antara lain Arkiv Vilmansa, Andry Boy, Erwin Windu, Sujana Kenyem, Darbotz, Adi Gunawan, dan Mangmoel.
Melalui instalasi di zona outdoor ini, seni terasa "terjangkau" dan bersahabat lengkap dengan latar panorama yang menyegarkan dengan keriuhan ibu kota.
Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati peragaan busana wastra modern, mencicipi kuliner khas Jakarta seperti kerak telor dan bir pletok, mengikuti lokakarya kreatif, hingga berbelanja produk lokal pilihan.
Festiloka Sarinah 2025 terbuka untuk umum dan menjadi ruang pertemuan budaya, kreativitas, dan semangat kota yang terus berkembang.
BACA JUGA:
Wilsen Willim Rayakan Hari Kartini dengan Koleksi Kapsul yang Memukau
Mel Ahyar Merayakan Wastra Nusantara Melalui Koleksi Tahunannya Bertajuk Kultulibrasi
(Penulis: Megan Isman; Layout: Adzkia Asakiinah)
