Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Apa yang akan Terjadi dengan Brand Eponim Jonathan Anderson?

Ia akan bergabung dengan Dior, namun sang desainer juga tengah menggoda publik dengan sederet gambar baru yang menarik untuk JW Anderson.

Apa yang akan Terjadi dengan Brand Eponim Jonathan Anderson?
Foto: Courtesy of BAZAAR US

Judul-judul berita akhirnya mengonfirmasi rumor lama di industri: Jonathan Anderson telah ditunjuk sebagai satu-satunya direktur kreatif untuk Dior. Ia akan bertanggung jawab atas lini womenswear, menswear, couture, dan aksesori—sebuah pencapaian yang hanya berhasil diraih oleh segelintir desainer legendaris seperti Karl Lagerfeld dan Christian Dior. Jonathan sendiri sudah dianggap sebagai salah satu talenta desain terbesar di generasinya dan ekspektasi pun tinggi untuk debutnya di Dior.

BACA JUGA: Langkah Besar Dior: Jonathan Anderson Ditunjuk Sebagai Direktur Kreatif Baru sang Rumah Mode

Ia telah melepaskan takhtanya di Loewe, namun desainer asal Irlandia Utara ini berencana tetap bertahan di JW Anderson—meskipun belum banyak informasi yang dirilis mengenai masa depannya. Namun, beberapa unggahan Instagram terbaru tentang koleksi berjudul New Beginnings mengisyaratkan adanya rebranding. Akun resmi JW Anderson merilis serangkaian carousel yang membangun citra sebuah merek gaya hidup yang utuh—dan terlihat sangat mirip dengan Loewe dalam beberapa tahun terakhir.

Pertama, ada perubahan literal yang mengungkap tampilan yang lebih mewah dan logo baru (huruf W kini sejajar dengan huruf J, padahal sebelumnya berada sedikit lebih tinggi). Lalu, ada juga pengenalan kategori-kategori baru. Jonathan sejak lama dikenal memiliki ketertarikan pada kebun miliknya. Di sini, kita melihat gambar-gambar yang menampilkan sekop dan garpu taman bergaya antik yang dihiasi logo JW Anderson. Ada juga foto lain yang memperlihatkan keramik yang tampak sangat mirip dengan lilin sayur ikonis milik Loewe (atau cukup ganti tomat kemarin dengan lemon hari ini).

Selama lima tahun terakhir, Jonathan memusatkan perhatian pada unsur surealisme di Loewe yang tercermin dalam karya-karya seperti gaun dengan potongan kain yang tampak seolah-olah menekan balon merah ceri hingga hampir meledak. Namun, ada juga sentuhan elegan dalam pendekatan ini ditambah dorongan besar dari dukungan finansial LVMH. Meski secara objektif memiliki kemiripan dengan Loewe, merek JW Anderson selama ini menjadi wadah bagi ide-ide sang desainer yang lebih eksperimental seperti hoodie yang tampak terbuat dari Play-Doh pada koleksi Musim Semi 2024 atau clutch berbentuk burung merpati yang sempat menuai pro dan kontra. Gambar-gambar terbaru yang dirilis oleh JW Anderson menampilkan nuansa whimsical yang lebih rapi dan terkesan mewah seperti celana pendek sutra bermotif, flat suede berumbai, serta tas Loafer ikonis yang pertama kali dirilis tahun lalu.

Foto: Courtesy of BAZAAR US

Apa yang dilakukan Jonathan di Loewe setelah ia ditunjuk sebagai direktur kreatif pada tahun 2013 sungguh magis. Ia tidak hanya membangkitkan semangat kreatif baru dalam dunia mode, tetapi juga berhasil mengubah rumah mode kulit asal Spanyol yang sebelumnya tengah kesulitan menjadi salah satu merek paling diidamkan di dunia. Penjualan Loewe melonjak dari sekitar €230 juta pada tahun 2014 menjadi diperkirakan €2 miliar.

Selain pertunjukan runway yang memukau, Loewe juga memiliki deretan duta merek yang diambil dari kumpulan talenta muda paling keren seperti Ayo Edebiri, Josh O’Connor, dan Greta Lee. Kampanye mereka menampilkan para amabassador ini berdampingan dengan bintang besar seperti Daniel Craig dan mendiang Maggie Smith, semuanya tampil menawan dalam balutan koleksi Loewe dan dipotret secara brilian oleh fotografer Juergen Teller. Tas Puzzle dan clutch Flamenco pun menjadi barang wajib untuk dibeli. Pada tahun 2020, Loewe meluncurkan lini wewangian rumah, lilin beraroma tanaman yang ditempatkan dalam wadah keramik mirip bejana minum asal Yunani kuno yang telah menjadi incaran dan kemungkinan besar membantu meningkatkan margin keuntungan. Dalam ranah produk rumah tangga, Loewe juga menjual selimut, bantal, handuk, dan lainnya. Singkatnya, Jonathan membangun sebuah merek gaya hidup yang menyeluruh dan kita semua ikut terbawa arusnya.

Foto: Courtesy of BAZAAR US

Kini ada kekosongan yang ditinggalkan semenjak kepergian Jonathan dari Loewe. Mantan desainer Proenza Schouler sekaligus direktur kreatif Loewe yang baru, Lazaro Hernandez dan Jack McCollough memiliki sensibilitas desain modern yang serupa namun kemungkinan besar (dan sebaiknya) akan membawa Loewe ke era baru dengan sentuhan mereka sendiri. Sementara itu, Jonathan kini memiliki rumah mode baru yang harus ia tafsirkan sendiri di Dior, meskipun ia hampir pasti akan membawa sentuhan khas funk miliknya ke brand yang penuh sejarah itu.

Kita sudah berspekulasi bahwa dalam rangkaian pergantian desainer terbaru ini, ke mana loyalitas pelanggan akan berlabuh masih menjadi perdebatan. Apakah para penggemar (terutama mereka yang benar-benar berbelanja) akan tetap setia pada brand, sang direktur kreatif, atau hanya mencari sesuatu yang tampilannya sesuai dengan selera mereka (lihat saja bagaimana pelanggan berbondong-bondong ke label yang mirip dengan Celine era lama)? JW Anderson secara teknis mencentang dua dari tiga kotak itu, minus harga selangit ala Dior.

BACA JUGA:

Loewe Memperingati 10 Tahun Tas Puzzle dengan Deretan Re-edisi dan Satu Desain Ikonis Terbaru

Jonathan Anderson Berpisah dari Loewe Setelah 11 Tahun Berinovasi

(Penulis: Camille Freestone; Artikel ini disadur dari: BAZAAR US; Alih bahasa: Chelsea Allegra; Foto: Courtesy of BAZAAR US)