
Hikari Yokoyama, pendiri studio bunga Naum Flower yang berbasis di London, memandang bunga dengan cara yang jauh lebih mendalam dari sekadar keindahan luarnya. Baginya, merangkai bunga bukan hanya soal kelopak dan batang, tapi juga akar—bahkan hingga ke tanah tempat mereka tumbuh. “Semua orang menyukai bunga, tapi banyak yang tidak sadar bahwa bunga-bunga itu sering ditanam di tanah yang dipenuhi pestisida dan herbisida,” ujarnya. Melalui Naum, ia ingin menjadikan seluruh proses perbungaan—mulai dari cara menanam hingga siapa yang memanennya—lebih etis dan tetap indah.
BACA JUGA: Mengenal Pribadi, Tujuan dan Harapan UN1TY
Yokoyama tergolong pendatang baru di dunia perbungaan. Desainer kelahiran Jepang dan besar di Chicago ini sebelumnya berkarier di dunia teknologi, kemewahan, dan seni (ia adalah istri pendiri galeri White Cube, Jay Jopling) sebelum pandemi membuatnya mengevaluasi ulang hidup. “Aku merasa seperti tersesat ke lubang kelinci yang salah,” ujarnya.
Selama pandemi, pasangan ini tinggal di Yorkshire bersama bayi mereka, dikelilingi lahan pertanian. “Saat itulah aku mulai benar-benar merasakan beratnya krisis iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati,” kata Hikari. Ia merasakan dorongan untuk “menemukan sepetak tanah yang bisa aku lindungi.” Pada tahun 2021, ia mengambil alih lahan seluas 1,5 hektar di Oxfordshire, menemukan seorang tukang kebun, dan mulai menanam berbagai jenis bunga, dari tulip hingga hydrangea dan sweet peas. Tak lama kemudian, ia meluncurkan Naum Flower dan studio desain Naum House, yang berfokus pada komunitas dan koneksi dengan alam.
“Aku percaya kita membutuhkan taman yang merayakan keberagaman, kelimpahan, dan keterbukaan—taman yang menjadi ruang untuk merenung, menemukan, dan membayangkan kemungkinan.”
Secara historis, kata Hikari, taman sering kali bersifat eksploitatif dan mencerminkan “hasrat manusia untuk mengendalikan, mengeksploitasi, dan mengoleksi.” Namun, ia menyoroti beberapa taman di berbagai penjuru dunia yang memiliki pendekatan berbeda. “Taman-taman ini menunjukkan visi akan dunia di mana manusia dapat hidup selaras dengan alam,” ujarnya. Taman favorit Yokoyama mencakup lahan pertanian organik edukatif di Auroville, India; taman era Victoria yang direwilding di Sussex, Inggris; serta taman di Brasil tenggara tempat seni dan alam saling berdialog secara harmonis.

Buddha Garden di Auroville, India, adalah komunitas spiritual yang terbuka dan terjangkau, tempat di mana siapa pun bisa tinggal beberapa minggu dan belajar dasar-dasar pertanian organik. Siapa saja bisa datang dan menjadi relawan di sini. Saat saya menghabiskan waktu di sana di usia 20-an, saya mendapati diri saya dengan senang hati berjongkok di tanah merah, dikelilingi oleh irigasi tetes dan menghirup aroma arugula yang pedas. Bahasa Inggris patah-patah dan gerakan tangan menjadi alat komunikasi utama, karena para relawan berasal dari berbagai penjuru dunia. Tanah di Buddha Garden yang dulunya rusak akibat intervensi kimia, kini telah dipulihkan secara perlahan selama beberapa dekade dan kembali subur. Jika ingin menginap di guest house dekat area ini, pastikan untuk memesan jauh-jauh hari!

Salmon Creek Farm adalah komunitas tahun 1970-an yang terletak di tengah hutan redwood di California Utara. Tempat ini telah diubah menjadi kolektif seniman, tempat retret kreatif, dan sekolah oleh arsitek sekaligus seniman Fritz Haeg.

Hacienda de San Antonio di Colima, Meksiko, adalah bekas perkebunan kopi terpencil di kaki Gunung Berapi Colima yang kini telah diubah menjadi peternakan organik dan tempat retret. (Resort saudaranya adalah Cuixmala yang terkenal.) Properti ini terletak sejajar dengan sungai yang mengalir dari dataran tinggi ke dataran rendah, melewati lanskap pertanian yang subur. Taman formal di sekitar rumah menampilkan jaringan geometris saluran air kecil yang mengikuti kontur alami tanah, membuat kita sadar akan topografinya. Saat berjalan menyusuri kawasan ini, kamu merasakan kekuatan air dan menyadari bahwa tempat ini diberkahi dengan kelimpahan sumber daya alam. Menginap di sini terasa seperti tinggal di salah satu rumah terindah di dunia—ditambah lagi dengan layanan yang sempurna.

Inhotim, taman seni seluas 345 hektar di Brasil bagian tenggara, adalah proyek menarik di mana seni berdialog dengan taman dan alam. Para seniman yang diajak berkolaborasi di sini masing-masing diberikan paviliun tersendiri di dalam taman untuk memamerkan karya mereka, sekaligus kesempatan untuk merancang taman di sekitarnya dan jalur menuju paviliun tersebut. Galeri milik Adriana Varejão—yang dirancang oleh Rodrigo Cerviño Lopez—menjadi salah satu yang paling terasa lengkap dan surealis, karena ia menghabiskan banyak waktu di sana selama pengembangan taman (ia pernah menikah dengan pendirinya, Bernardo Paz) dan memiliki koneksi yang mendalam dengan tempat ini. Sebuah resort bernama Clara Arte juga baru saja dibuka di dalam taman ini.

Knepp di Sussex, Inggris, memiliki taman berdinding bergaya Victoria yang direwilding serta kebun pasar yang dikelola secara regeneratif di atas lahan keluarga seluas 3.500 acre yang diwariskan kepada konservasionis Charlie Burrell pada tahun 1980-an. Setelah memperbarui teknologi, peralatan, dan sistem pertanian, Burrell dan istrinya, Isabella Tree, tidak berhasil mendapatkan keuntungan, sehingga mereka beralih ke metode pengelolaan lahan baru dengan satu tujuan utama: mengembalikan alam. Kini taman-taman di sana penuh dengan kehidupan. Pengunjung dapat menginap di tenda sederhana namun menarik atau rumah pohon, dan menikmati hidangan di Wilding Kitchen yang menyajikan hasil panen dari kebun pasar tersebut.

Saya mengenal Tokachi Millennium Forest di Hokkaido, Jepang, karena 20 tahun lalu, teman saya yang kini menjadi kolaborator, desainer lanskap Dan Pearson, diminta untuk merancang taman di sana. Saya tertarik dengan konsep satoyama, cara hidup dan bekerja bersama alam yang sudah berlangsung selama ribuan tahun di daerah pedesaan. Ini sangat menantang di tempat dengan musim tanam yang sangat pendek, terjepit antara periode dingin yang ekstrem dan salju tebal. Saat berkunjung ke sana, Pearson merekomendasikan menginap di Seijyakubow di Tokachigawa onsen, yang berjarak sekitar 45 menit berkendara.
BACA JUGA:
Rekomendasi Buku dari Maudy Ayunda yang Wajib Anda Baca di Usia 20-an
Padel dan Tennis: Ini Bedanya yang Wajib Anda Tahu!
(Penulis: Gisela Williams ; Artikel ini disadur dari: BAZAAR US; Alih bahasa: Chelsea Allegra; Foto: Courtesy of BAZAAR US)
- Tag:
- taman
- Hikari Yokoyama