Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Merancang Hunian yang Bersahabat dengan Bumi

Rumah ramah lingkungan bukan seperti laboratorium yang kaku. Ia bisa hangat, penuh karakter, dan juga sangat personal

Merancang Hunian yang Bersahabat dengan Bumi
Courtesy of Pexels/Rachel Claire

Dalam dunia desain masa kini, konsep keberlanjutan tak lagi sekadar pelengkap melainkan telah menjadi gaya hidup yang diaplikasikan banyak orang. Konsep hunian ramah lingkungan kini melampaui sekedar panel surya atau lampu hemat energi. Desain berkelanjutan menjelma menjadi perpaduan harmonis antara keindahan, inovasi, dan juga tanggung jawab jangka panjang. Baik Anda tengah membangun rumah baru maupun merenovasi ruang lama, menciptakan hunian yang mendukung kelestarian lingkungan juga berarti merancang tempat tinggal yang menyehatkan jiwa.

1. Pembangunan yang Bertujuan

Courtesy of LUXE Interiors + Design

Pondasi hunian ramah lingkungan dimulai dari pemilihan material yang bijak. Arsitektur berkelanjutan mengedepankan penggunaan batu alam lokal, kayu reklamasi, bambu, serta logam daur ulang yang masih berkualitas baik. Bahan-bahan ini tak hanya mengurangi jejak karbon, tetapi juga memberi tekstur dan karakter pada ruang.

Contoh desain: Sebuah rumah bergaya farmhouse modern dibangun dari kayu bekas dan dinding batu ekspos. Pintu geser kaca besar menghadap ke selatan untuk memaksimalkan cahaya matahari saat musim dingin, sementara atap berjuntai lebar diyakini dapat memberikan keteduhan alami di musim panas. Sebuah contoh cerdas dari desain pasif yang menyesuaikan diri dengan perubahan musim.

Lalu, hunian yang dirancang selaras dengan lanskap alaminya pun akan menua dengan lebih anggun. Palet warna bumi, atap hijau, dan sentuhan akhir berbahan alami membuat rumah terasa seperti bagian dari alam sekitarnya.

2. Efisiensi Energi

Courtesy of MyDomaine

Efisiensi energi bukan soal bekerja lebih keras, melainkan bekerja lebih cerdas. Desain yang matang dapat secara drastis mengurangi kebutuhan akan pemanas, pendingin, dan pencahayaan buatan yang selama ini sering digunakan dalam rumah-rumah modern. Jendela berkualitas tinggi, insulasi yang rapat, dan sistem ventilasi efisien pun berperan penting dalam mengurangi pemborosan energi.

Contoh desain: Rumah bergaya minimalis Skandinavia dengan jendela tiga lapis, panel surya di atap, dan ruang tamu terbuka yang diterangi skylight. Sistem smart home semacam ini bisa difungsikan untuk memantau penggunaan energi dan menyesuaikan suhu ruangan secara otomatis berdasarkan aktivitas penghuni sehingga bisa menjadi sebuah desain yang sederhana namun cerdas sekaligus hemat energi.

Bagi yang ingin berinvestasi lebih jauh, sumber energi terbarukan seperti panel surya atau turbin angin mini dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada jaringan listrik konvensional.

3. Bijak Mengelola Air

Courtesy of Hommes Studio

Penggunaan air secara bijak merupakan elemen utama dari praktik green living. Fitur seperti keran hemat air, sistem penampungan air hujan, dan daur ulang air abu-abu (greywater) dapat memangkas tagihan air sekaligus melestarikan sumber daya yang kian langka.

Contoh desain: Rumah bergaya Mediterania dengan taman terbuka dan saluran air hujan dari gerabah yang mengalir ke tangki penyimpanan. Lanskap ditanami tumbuhan lokal tahan kekeringan seperti lavender, rosemary, dan pohon zaitun yang estetis, harum, dan hemat air.

Sedangkan di dalam rumah, penggunaan toilet dual-flush, keran sensor, dan desain pipa yang ringkas dapat membantu mengurangi pemborosan air tanpa mengurangi kenyamanan. 

4. Desain yang 'Hidup'

Courtesy of YouTube/Pineapple Decor

Hunian ramah lingkungan tak hanya baik untuk bumi, tapi juga terbukti mampu menyehatkan penghuninya. Udara bersih, cahaya alami, dan bahan bangunan non-toksik dapat berkontribusi besar pada kualitas hidup yang lebih baik.

Contoh desain: Loteng bergaya bohemian modern dengan dinding plester berbahan kapur, cat bebas VOC, dan karpet serat alami. Tanaman indoor seperti peace lily dan lidah mertua pun dapat membantu memurnikan udara. Sementara, jendela tinggi akan membawa masuk cahaya matahari dan mengurangi kebutuhan akan lampu siang hari.

Desain yang mendukung ventilasi silang, bisa dipadukan dengan tekstur alami seperti kayu, linen, dan tanah liat sehingga menciptakan suasana rumah yang terasa hidup, segar, dan juga nyaman.

5. Hidup Sederhana dengan Makna

Courtesy of Houzz

Desain berkelanjutan berjalan seiring dengan gaya hidup minimalis. Dengan mengurangi benda tak perlu dan mengutamakan fungsi, rumah ramah lingkungan terasa lebih tenang dan tertata.

Contoh desain: Rumah mungil bergaya Jepang dengan partisi geser shoji, area duduk multifungsi yang sekaligus berfungsi sebagai tempat penyimpanan, dan ragam furnitur built-in dari kayu poplar yang cepat tumbuh. Tata ruang yang ringkas ini diyakini dapat meminimalisir kebutuhan pencahayaan buatan dan mendorong konsep hidup slow-living.

Upcycling juga menjadi ciri khas desain ini. Meja makan vintage tampil mencolok di dapur modern, sementara pintu tua disulap menjadi sandaran ranjang atau meja kopi — memberi kehidupan baru pada barang lama.

Lebih dari Sekadar Denah, Ini Merupakan Sebuah Pilihan Gaya Hidup

Courtesy of Pexels/Jan van der Wolf

Desain berkelanjutan bukan hanya soal konsep cinta lingkungan yang mengawang melainkan sebentuk pola pikir tegas yang begitu nyata. Tentang bagaimana Anda Dan kita semua mampu mengevaluasi kebutuhan sejati, menghargai sumber daya alam, dan menciptakan ruang yang menopang baik lingkungan maupun kehidupan batin kita.

Setiap langkah kecil begitu berarti. Baik memasang panel surya, menggunakan kayu reklamasi, atau sekadar memaksimalkan cahaya alami dan udara segar. Dengan begitu, Anda telah menjadi bagian dari gerakan global menuju cara hidup yang lebih baik, dan juga lebih indah.