Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Jangan Pernah Menyerah Menyelesaikan Apa yang Sudah Anda Mulai

Sebuah saran untuk menangani proyek menakutkan yang terasa mustahil.

Jangan Pernah Menyerah Menyelesaikan Apa yang Sudah Anda Mulai

Seberapa luar biasa rasanya ketika Anda sampai ke sisi lain dari tugas yang sangat besar? Sebuah proyek yang terasa mustahil saat kita memulainya, tetapi pada akhirnya dapat kita selesaikan. Tidak ada lagi gunung yang menghalangi cakrawala Anda, sehingga Anda dapat melihatnya menghilang di kaca spion kehidupan. Akhirnya, Anda dapat berdiri di sisi lain dan berpikir, “Ya! Saya berhasil.” Saya baru saja menyelesaikan sebuah buku teks yang sudah saya kerjakan lebih dari tujuh tahun yang lalu dan telah saya kerjakan secara konsisten selama dua tahun. Saya juga sudah meraih gelar menulis kreatif empat tahun, yang saya mulai di kemudian hari. Selama saya berada dalam masa keraguan dan kurangnya rasa percaya diri, mengabaikan suatu upaya yang memakan waktu ini menjadi sangat menarik.

Baca juga: Apa Mungkin Karier Impian Anda Berubah Menjadi Suatu Mimpi Buruk?

Jalan untuk menyelesaikan tugas yang panjang tidak selalu berjalan dengan mulus dan akan menghadirkan banyak rintangan maupun tantangan. Terkadang, kita ingin menghentikannya secara penuh. Tetapi, dengan harapan yang harus kita penuhi dan tenggat waktu untuk kita hormati, baik secara profesional atau kita paksakan sendiri, kita harus menemukan cara untuk sampai ke titik akhir. Banyak faktor yang dapat menghalangi suatu penyelesaian dari apa yang kita mulai. Terkadang, ketika kita terburu-buru dengan berbagai tanggung jawab, menyelesaikan satu pemikiran atau kalimat justru dapat menjadi sebuah tantangan. Selalu ada sesuatu untuk mengalihkan perhatian kita, seperti yang Julia Bell tulis dalam esainya, Radical Attention. Kita harus berjuang setiap hari agar tidak terganggu.

Di samping gangguan digital yang terjadi secara terus-menerus, pola pikir destruktif juga dapat menyabotase rencana kita. Dari kecemasan bahwa akan ada yang menghakimi kita atas pekerjaan yang telah selesai, hingga ketakutan tentang apa yang akan terjadi setelahnya, dan ketakutan dapat memiliki efek melumpuhkan. Perfeksionisme bisa menjadi melemahkan; jika Anda yakin tidak ada yang cukup baik, Anda akan selalu tergoda untuk menunda atau menghentikan apa yang Anda lakukan.

8 cara untuk membantu Anda menyelesaikan apa yang Anda mulai.

1. BUAT RENCANA

Setiap pekerjaan besar dapat terlihat sebagai serangkaian tugas yang kecil, dan jadwal produksi, kerangka kerja atau rencana merupakan suatu hal yang sangat penting sebelum terjun. Dengan menerapkan tujuan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-Bound), tenggat waktu sementara akan memungkinkan sebuah proyek yang mengerikan untuk membingkai ulang hal tersebut sebagai serangkaian tugas yang lebih dapat dicapai.

Seperti seorang filsuf Cina, Lao Tzu, yang mengatakan bahwa “Perjalanan seribu mil, selalu berawal dari satu langkah.”

(Foto: Courtesy of HBO/Warner Bros)
(Foto: Courtesy of HBO/Warner Bros)

2. MENGEMBANGKAN PRAKTIK KERJA YANG BERKELANJUTAN

Sheryl Garrett adalah seorang pelatih profesional untuk materi iklan dan bekerja dengan penulis, musisi, serta aktor. Ia percaya bahwa memiliki komitmen rutin untuk sebuah proyek merupakan suatu hal yang penting. “Kebiasaan sangat penting. Penulis tidak menulis selama 10 jam sehari, tetapi mungkin untuk membuatnya menjadi dua jam setiap pagi. Charles Darwin melakukan tiga sesi selama 90 menit dalam sehari.

3. IZINKAN PIKIRAN BAWAH SADAR UNTUK MEMBANTU ANDA

Melangkah dengan tenang, konsisten, dan mengerjakan proyek secara bertahap akan memberi pikiran bawah sadar sebuah ruang yang Anda butuhkan untuk mendukung tujuan Anda. Dalam  How to Engage Your Subconscious Mind to Solve Your Toughest Problems, August Birch menulis, “Jika Anda mengisi seluruh waktu Anda dengan pekerjaan yang sibuk, Anda tidak akan memberikan pikiran Anda istirahat agar dapat memunculkan ide baru yang cemerlang…Anda tidak dapat tumbuh jika Anda tidak menyisakan waktu untuk ide-ide yang segar.” Jadi, tidurlah, mandi, jalan-jalan, tetapi Anda harus memasukkan waktu untuk berpikir ke dalam jadwal Anda.

4. LATIH KRITIK BATIN ANDA

Sebagian besar dari kita memiliki sindrom penipu atau kritikus batin, orang yang secara internal mencela kita, memberi tahu kita bahwa kita tidak layak atau cukup baik. Mereka akan berbicara secara mutlak, dan jika mereka mendominansi, tidak akan ada yang pernah selesai. Sheryl menyarankan agar kita berdialog dengan mereka. “Berikan kritikus batin Anda sebuah karakter, nama, dan pakaian. Apakah Anda memberi mereka suara seperti Kenneth Williams, atau mengubah mereka menjadi seorang guru geografi yang tenang dengan mengenakan gaun bunga-bunga, itu akan menghilangkan kekuatan mereka dan menyebarkan kata-kata mereka.” Pada satu tingkat, kritik batin kita ada untuk menghindari kita dari paparan atau potensi luka. Namun terkadang, lebih mudah untuk mengirim mereka pergi berkemas.

5. MEMBUAT JURNAL

Selain melaksanakan pekerjaan ini setiap hari dan secara konsisten, ada baiknya untuk membuat sebuah jurnal, tidak hanya untuk memantau suatu perkembangan, tetapi juga untuk mencatat masalah, perasaan, atau masalah yang sulit. Meluangkan waktu secara teratur untuk merenungkan hasil dari pekerjaan yang memungkinkan kita untuk lebih menyadari pola, batu sandungan, dan kemenangan kecil di sepanjang jalan. Menurut pelatih risiko proyek, Harry Hall, itu juga akan memungkinkan perspektif dan kejelasan, memungkinkan kita untuk melihat dan merencanakan langkah selanjutnya, mengidentifikasi pelajaran, dan mengajukan pertanyaan. 

6. BERSANDAR KEPADA TEMAN ANDA ATAU JARINGAN TERDEKAT

Memiliki kelompok atau teman yang kritis untuk bersandar ketika masa-masa sulit adalah yang terpenting ketika mengelola tugas besar selama periode waktu tertentu. Mungkin ada tim yang dianggap bekerja dengan Anda, atau ini mungkin proyek pribadi. Tidak peduli seberapa disiplin atau motivasi diri Anda, akan ada saatnya di mana Anda membutuhkan sebuah nasihat, pendapat kedua, atau pandangan yang berbeda. Meskipun mendengarkan suatu kritik terkadang sulit, sangat penting untuk memperhatikan bahwa dewan suara Anda merupakan seseorang yang jujur, yang Anda percayai dan hormati. Pada akhirnya, kata-kata mereka harus datang dari tempat dukungan dan niat yang baik.

7. SESUAIKAN DENGAN MENTOR BATIN ANDA

Sementara kritikus batin memiliki suara paling keras dan kadang-kadang bisa menjadi seseorang yang paling cerewet dan gigih, itu sangat penting untuk mengembangkan dan mendengarkan mentor batin Anda, yang lebih lembut dalam berbicara dan bagian dari intuisi mendalam Anda. Ini adalah suara kebijaksanaan: orang yang mengetahui lebih dari kesadaran diri kita dan, yang paling penting, mengenal kita sebagai individu. Mentor batin ini adalah teman kita, jadi Anda harus mendengarkannya dengan baik-baik. Tara Mohr, orang yang menulis Playing Big, for Women Who Want to Speak Up, Stand Out and Lead, menawarkan sejumlah teknik visualisasi untuk mendorong hal ini.

8. RASAKAN KETAKUTANNYA…DAN SELESAI!

Ketakutan bisa menjadi emosi yang korosif dan merusak. Kita mungkin khawatir bahwa orang akan membenci apa yang telah kita lakukan atau bahwa akan ada orang yang menghakimi kita secara kasar berdasarkan hasilnya. Sheryl menyimpulkan, “Ketika kita mencapai akhir hidup kita, kita tidak akan menyesali apa yang kita coba, tetapi apa yang tidak kita coba. Salah satu buku yang sering saya rekomendasikan kepada klien saya adalah Keep Going: 10 Ways to Stay Creative in Good Times and Bad. Dan Fritz Peris, psikiater, dan bapak terapi dari Gestalt, yang mengatakan ‘Ketakutan adalah kegembiraan tanpa napas.”

Jadi, tarik napas dalam-dalam, rasakan ketakutannya, dan lakukan. Dan terus lakukan sampai Anda selesai.

Baca juga:

Anya Hindmarch: "Emosi merupakan sebuah wujud kekuatan"

7 Langkah Efektif Mengatasi Stress Saat Bekerja

(Penulis: Nilgin Yusuf; Artikel ini disadur dari Bazaar UK; Alih bahasa: Christanto Subrata; Foto: Courtesy of Bazaar UK)