Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Menelusuri Gaya Fashion Unik di Film Yuni, Sekaligus Mengetahui Makna Ceritanya

Tentunya penuh dengan warna ungu.

Menelusuri Gaya Fashion Unik di Film Yuni, Sekaligus Mengetahui Makna Ceritanya
Courtesy of Instagram @fourcoloursfilms

Sebagian besar dari Anda tentu sudah mendengar kabar mengenai film Yuni karya Kamila Andini bukan? Bagaimana tidak, sebelum perilisannya pada tanggal 9 Desember 2021 di seluruh bioskop Tanah Air saja, film tersebut sudah banyak masuk ke dalam daftar nominasi penghargaan bergengsi dalam negeri maupun luar negeri. Dimulai dari memenangkan Platform Prize Festival Film Internasional Toronto 2021 hingga mendapatkan total 14 nominasi di Festival Film Indonesia 2021. Dan, yang lebih mengagumkan lagi, pemeran utama, Arawinda Kirana mencetak sejarah baru dalam karier aktingnya yakni mendapatkan Piala Citra pertamanya untuk Pemeran Utama Perempuan Terbaik diantara daftar nominasi tersebut. 

Baca juga: Isu Pelecehan Seksual Semakin Banyak, Arawinda Kirana: Negara Kita Sudah Merdeka Kenapa Tubuh Kita Belum

Indonesia tentunya sangat bangga dengan para sineas yang tetap berjuang untuk menciptakan dan memajukan industri film, dengan nilai moral tinggi, di tengah pandemi yang tak kunjung henti. Banyak sekali isu-isu penting yang diangkat di dalamnya, yang membuat Anda akan semakin penasaran, terutama isu mengenai perempuan. Lihat saja dari pemilihan warna mencolok yang menjadi identitas keseluruhan film, baik poster, pencahayaan, busana, semuanya berwarna ungu.  

Courtesy of YouTube StarvisionPlus
Courtesy of YouTube StarvisionPlus

Tak hanya itu, jika Anda telah menyaksikan trailer resmi yang dirilis oleh Starvision, Anda juga akan sadar bahwa pakaian yang dikenakan oleh para pemeran merupakan salah satu daya tariknya. Hagai Pakan, selaku penata busana, berhasil membawa kami semua merasakan apa yang dirasakan oleh masing-masing karakter melalui padu padannya. Maka dari itu, jika Anda semakin penasaran tentang semua makna di belakangnya, mari simak tuntas bersama Bazaar, di bawah ini!

Courtesy of Instagram @kamilandini
Courtesy of Instagram @kamilandini

TENTANG FILM

Pada dasarnya, Kamila berusaha untuk menyeimbangkan permasalahan gender yang meningkat, dalam masyarakat, pada film dengan potret kehidupan emosional yang luas. Menuangkannya dengan kisah yang melibatkan sosok perempuan muda bernama Yuni yang dihadapkan dengan pilihan antara pendidikan atau menikah. Seperti remaja pada umumnya, ia memiliki cita-cita pribadi yang ingin ia wujudkan, sebelum akhirnya dirinya terkubur dengan banyaknya lamaran yang menghampirinya, termasuk Pak Damar (Dimas Aditya), guru sekolah Yuni. 

Hidup di tengah kuatnya budaya yang dipeluk oleh orang sekitar, membuat dirinya semakin kebingungan mencari solusi untuk dirinya sendiri. Terlebih, pernikahan merupakan hal yang sangat normal untuk sebagian besar pihak di lingkungan tempat tinggalnya. Yang paling terdengar ialah sebuah mitos tentang Anda tidak dapat menolak lebih dari dua lamaran, jika tidak, Anda tidak akan pernah menikah selamanya. Di saat semuanya menentang cara berpikirnya, Yoga (Kevin Ardilova), teman sekolah Yuni, selalu mendukung dengan mengapresiasi puisinya. Namun, pada akhirnya, Yuni tetap harus memutuskan pilihan mana yang akan ia jalankan untuk masa depannya. 

Courtesy of YouTube StarvisionPlus
Courtesy of YouTube StarvisionPlus

Sekilas dari penjelasan mengenai film, kita semua tahu bahwa memang perempuan masih sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Dianggap hanya memiliki masa depan sebagai ibu rumah tangga yang akan melayani keluarganya, tidak untuk memiliki pendidikan tinggi, apalagi mimpi yang sulit diwujudkan. Kamila benar-benar ingin memberantas dan memberi pesan tentang kebebasan yang harus dipegang oleh para perempuan di dunia ini, bahkan sejak Anda merasa bisa mengambil keputusan untuk diri sendiri yakni remaja. 

ARTI WARNA UNGU DALAM FILM

Lalu, mengapa segala hal yang terkait dengan film ini memiliki unsur warna ungu? Tenang, kami punya jawabannya! Selain kecintaan Yuni, yang mungkin sedikit terobsesi hingga disebut mempunyai "penyakit ungu", dengan segala hal yang berwarna ungu, pemilihan warna tersebut memiliki makna terselubung mengenai perempuan. Setiap scene, poster, pencahayaan, color grading, dan juga busana, semuanya, secara harafiah, memiliki sentuhan warna ungu. Menurut Arawinda, pilihan warna ungu berasal dari sang sutradara sendiri, yang mempunyai teman penggemar ungu, sehingga ia memasukannya ke dalam film. Namun, ia juga berpendapat bahwa, “Ungu belakangan digunakan untuk simbol isu perempuan. Lalu, ada stigma bahwa ungu adalah warna janda jadi bisa diaplikasikan sebagai ironi di film ini,” ucapnya mengenai pemilihan warna.

Courtesy of Instagram @kamilandini
Courtesy of Instagram @kamilandini

Tetapi bagi Alvin Hariz, selaku desainer poster film tersebut, "Secara historis, warna ungu adalah warna yang menyimbolkan gerakan perempuan dan digunakan dalam peringatan Hari Perempuan Nasional." Sehingga, ungu digunakan untuk menyuarakan keadilan dan martabat seorang perempuan, kapanpun dan di manapun mereka berada. 

PEMILIHAN GAYA BUSANA UNIK

Inilah yang Anda tunggu-tunggu, busana unik yang dipakai oleh katakter di dalamnya. Seperti yang sudah kami sebutkan sebelumnya, Hagai Pakan telah dipilih untuk menjadi penata busana Yuni. Dan dari cuplikan trailer saja, Anda pasti akan langsung menyadari bahwa gaya busana yang digunakan sangat unik, berbeda, dan jarang sekali terlihat di produksi film lain. Ada sesuatu di dalamnya yang cukup ganjil untuk dilihat, tetapi di saat yang bersamaan, itu chic. Penuh dengan warna, motif, dan tekstur, yang biasanya tidak akan pernah digabung dalam padu padan busana, karena akan terlihat aneh dan membingungkan. Namun, itu tidak berlaku di sini.

Courtesy of Instagram @hagaipakan
Courtesy of Instagram @hagaipakan

Itu semua dilakukan demi mendalami karakter demi karakter dengan budaya yang masing-masing mereka pegang dalam hidupnya. Salah satu alasannya juga karena karya film Kamila ini merupakan "rekonstruksi realita", di mana hal tersebut menjadi tantangan baru bagi Hagai. Ia mengatakan, "bukan hanya tentang keluar dari zona nyaman, tapi, mendalami culture yang tidak akrab demi membuat komposisi fashion yang 'couture' pada porsi itu. Dan mengembalikan setiap warna dan tekstur ke tubuhnya masing-masing, ke ruangnya masing-masing," tulisnya dalam sebuah unggahan foto di Instagram. 

Courtesy of YouTube StarvisionPlus
Courtesy of YouTube StarvisionPlus

Terutama karakter Suci (Asmara Abigail), sosok pemilik salon yang digambarkan mempunyai jiwa bebas dan yolo. Pakaiannya selalu dipenuhi dengan sentuhan eksentrik, yang mungkin tidak pernah sekalipun Anda pikirkan untuk mengenakannya. Dalam film, ia juga sempat mengajak Yuni untuk berbusana seperti dirinya dan mengajarkan untuk menjadi pribadi yang teguh akan keputusannya sendiri. Kalau kata Suci, "Yuni itu cantik dan lucu tapi masih polos."

Courtesy of Instagram @hagaipakan
Courtesy of Instagram @hagaipakan

Jadi, intinya film ini mengandung banyak unsur-unsur istimewa dan detail yang sebelumnya, mungkin tidak pernah dibuat. Mengajarkan Anda bagaimana stigma perempuan di kalangan masyarakat luas yang sekarang harusnya dihindari. Karena gender apapun tidak akan memengaruhi siapa jati diri kita sebenarnya, dan kesuksesan yang ingin kita capai.

Baca juga:

Ini Cara Arawinda Kirana Mengembangkan Budaya Indonesia

Arawinda Kirana Bagi Masukan untuk Para Gen-Z yang Berkecimpung dalam Menjadi Pekerja Seni

(Penulis: Gracia Sharon, Foto: Courtesy of Instagram @kamilandini, @hagaipakan, YouTube StarvisionPlus)