Responsible Jewellery Council (RJC) menyelesaikan revisi besar terhadap Chain of Custody Standard (CoC) pada akhir tahun lalu. Salah satu pembaruan utamanya adalah penyesuaian definisi recycled precious metals, sebuah perubahan yang menegaskan dorongan industri untuk memperjelas makna “daur ulang” dalam praktik nyata. Pembaruan ini menggambarkan arah baru dunia kemewahan yang semakin menuntut keterbukaan.
BACA JUGA: Perspektif Baru dari Perhiasan Warisan di Mata Gen Z
Prinsip transparansi tersebut tercermin dalam Eternal Gold, koleksi perhiasan mewah Prada yang menggunakan emas daur ulang bersertifikasi, baik dari limbah industri maupun barang berharga yang telah digunakan konsumen yang kemudian dimurnikan kembali. Walaupun wacana keberlanjutan ini masih memunculkan diskusi mendalam, London Bullion Market Association (LBMA) melaporkan bahwa lebih dari separuh peredaran emas global kini sudah berasal dari sumber daur ulang. Capaian tersebut menunjukkan kemajuan signifikan, meski pada ranah haute joaillerie, upaya pelestarian dilakukan melalui sistem yang semakin kompleks dan bernuansa.
Berbagai sertifikasi seperti Fairmined dan Fairtrade International Gold juga semakin dikenal karena mengakui penambangan skala kecil dan artisanal (ASM) yang memenuhi kriteria lingkungan, sosial, serta standar ketenagakerjaan. Pada 2014, Chopard mencetak tonggak penting dengan membuat penghargaan Palme d’Or Cannes dari ethical gold, yang kemudian berlanjut pada Green Carpet Collection. Koleksi tersebut menampilkan opal yang dapat ditelusuri ke tambang keluarga Aurora di Australia, serta berlian langka dari tambang Karowe di Botswana untuk seri ikonis The Queen of Kalahari. Kini, keseluruhan koleksi Chopard semakin diarahkan menuju praktik yang etis dan bertanggung jawab.
Selain itu, berbagai laboratorium dan rumah produksi milik maison-maison besar mulai membangun ekosistem keberlanjutan yang mencakup seluruh rantai proses. Fasilitas Manifattura Bvlgari di Valenza, misalnya, telah mengadopsi energi terbarukan, matahari dan panas bumi serta menggunakan infrastruktur bersertifikasi LEED Gold (Leadership in Energy and Environmental Design), sebuah standar internasional untuk bangunan dengan efisiensi energi tinggi, pengelolaan limbah yang baik, dan kualitas udara ramah lingkungan yang mendukung terciptanya karya berkualitas tinggi.
Sementara itu, para desainer kini melangkah melampaui batasan batu permata dan precious metals, menuju eksplorasi material dan teknik desain yang semakin inovatif. Fred (di bawah grup LVMH) memperkenalkan Audacious Blue, berlian biru hasil laboratorium seberat 8,88 karat serta empat batu tambahan 0,50 karat yang diciptakan melalui teknologi CVD (Chemical Vapor Deposition). Metode tersebut memungkinkan terciptanya berlian warna biru Fancy Vivid berukuran besar dengan konsistensi warna yang hampir mustahil didapat dari proses geologis alami. Dalam ranah ini, kelangkaan dan nilai kemewahan diukur melalui kreativitas, konsep, serta harmoni visual yang unik dan tak dapat direplikasi.
Boucheron juga merilis koleksi Impermanence, yang menggabungkan keramik hitam dan aluminium berhiaskan black spinel dan berlian, menghasilkan bentuk yang tampak ringan meski dibangun dari struktur rumit. Maison tersebut memanfaatkan teknik high-tech substrates untuk menciptakan konstruksi hibrida yang fleksibel dan responsif, termasuk rangka ranting magnolia yang menyerupai bentuk alaminya dan dihiasi berlian. Karya-karya ini dirancang adaptif, dapat dipakai sebagai kalung atau tiara, menghadirkan fleksibilitas baru bagi perhiasan mewah agar lebih terpaut pada keseharian dan gaya hidup penggunanya. Keseluruhannya memperkaya pertemuan antara keahlian tradisional, sains, dan desain yang berkesadaran.
Kini setiap mahakarya perhiasan divalidasi melalui Digital Product Passports (DPP) yang terhubung dengan teknologi blockchain. Setiap detail, mulai dari asal material seperti fairmined, daur ulang, hingga urban-mined, proses pengerjaan di atelier, sertifikasi etis, sampai riwayat kepemilikannya terekam secara permanen dan tak dapat diubah.
Inisiatif seperti Aura Blockchain Consortium, yang digagas oleh LVMH, Prada Group, OTB Group, dan Cartier, semakin mendorong adopsi sistem ini dan membangun ekosistem transparansi digital dengan jejak keaslian yang terjamin. Menurut Deloitte, DPP kini menjadi alat strategis untuk memperkuat kepercayaan konsumen sekaligus mempercepat ekonomi sirkular di sektor kemewahan.
Dengan demikian, high jewelry masa kini bukan hanya merayakan keabadian batu mulia dan logam, tetapi juga menghadirkan transparansi sebagai bentuk kemewahan baru, sebuah kilau yang bertahan melampaui waktu.
BACA JUGA:
Perjalanan Merawat Diri yang Tidak Lagi Tentang Menjadi Sempurna Tetapi Seimbang
Apa Itu Adiksi Kortisol dan Dampaknya pada Tubuh?
