Standar Kecantikan Jepang: Harmoni antara Tradisi, Kesederhanaan, dan Keindahan

Lebih dari sekadar cantik fisik, standar kecantikan Jepang lekat akan kultur dan tradisi.

Courtesy of cottonbro studio, pexels


Kecantikan adalah konsep yang sangat subjektif dan dipengaruhi oleh budaya, sejarah, serta nilai-nilai sosial masyarakat. Di Jepang, standar kecantikan memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dari negara-negara Barat maupun negara Asia lainnya. Kecantikan di Jepang tidak sekadar soal penampilan fisik, melainkan menyatu dengan nilai-nilai seperti kesederhanaan (shibui), kemurnian, dan keharmonisan.

Telusuri standar kecantikan Jepang yang mungkin dapat menginspirasi penampilan Anda:

1. Kulit Putih, Mulus, dan Bercahaya

Sejak zaman Heian (794–1185), kulit putih telah menjadi simbol kecantikan di Jepang. Kala itu, para wanita bangsawan menggunakan bedak putih tebal untuk menciptakan tampilan wajah yang pucat. Hingga kini, kulit cerah tetap menjadi salah satu standar utama kecantikan di Jepang walau tidak lagi harus menggunakan bedak putih yang tebal untuk tampilan sehari-hari/

Yang diutamakan bukan hanya warna kulit yang putih, melainkan juga translucent skin—kulit yang tampak sehat, lembap, dan bercahaya dari dalam. Istilah seperti mochi-hada (kulit seperti mochi) atau hada-tsuya (kulit yang bersinar) populer di dunia kecantikan Jepang, yang menekankan pentingnya tekstur kulit yang halus, kenyal, dan sehat.

Baca juga: 15 Budaya Jepang yang Patut Ditiru untuk Kehidupan Sehari-Hari

2. Riasan yang Natural dan Lembut

Berbeda dari tren makeup dramatis di Barat yang sering menonjolkan kontur tajam dan mata besar, rias kecantikan Jepang cenderung menampilkan kecantikan alami, riasan tidak berlebihan, cenderung menggunakan warna-warna yang netral dan lembut, foundation yang tipis dan secukupnya saja, alis natural, pipi merona yang segar dan rias bibir gradasi. Riasan ini mencerminkan nilai kawaii (imut) dan kesopanan, sesuatu yang sangat dijunjung tinggi dalam budaya Jepang.

3. Tubuh Langsing, Tapi Tidak Berotot

Tubuh ideal menurut standar kecantikan Jepang adalah langsing, mungil, dan ramping. Wanita Jepang seringkali menghindari bentuk tubuh yang terlalu berotot atau berisi. Postur yang tegak, gerakan tubuh yang anggun, dan cara berjalan yang tenang juga dianggap memperkuat aura kecantikan dan lekat dengan nilai kultur Jepang.

Faktor gaya hidup turut memengaruhi bentuk tubuh ini. Pola makan yang sehat, konsumsi sayur dan ikan laut segar, serta kebiasaan berjalan kaki dan bersepeda dalam kehidupan sehari-hari membantu menjaga berat badan tetap stabil. Di Jepang, terlihat sehat dan ringan adalah bagian dari definisi cantik.

4. Mata Besar dan Hidung Kecil

Meskipun Jepang adalah negara yang sangat menghargai keaslian, pengaruh dari media dan budaya populer membuat beberapa ciri fisik seperti mata besar dan hidung mungil semakin diidealkan, terutama di kalangan generasi muda. Mata yang besar dianggap memberikan kesan polos, muda, namun ekspresif.

Untuk mendapatkan tampilan ini, banyak wanita Jepang menggunakan trik makeup seperti eyeliner, eyelid tape, bulu mata palsu, hingga lensa kontak berwarna. Meskipun operasi plastik tidak seumum di Korea Selatan, permintaan untuk prosedur seperti double eyelid surgery juga ditemukan di Jepang, terutama di kota-kota besar seperti Tokyo dan Osaka.

5. Kepribadian sebagai Bagian dari Kecantikan

Yang menarik dari standar kecantikan Jepang adalah bagaimana sifat dan perilaku turut memengaruhi persepsi terhadap kecantikan seseorang. Sifat seperti kesopanan, kelembutan, kerendahan hati, dan ketenangan adalah nilai-nilai yang sangat dijunjung.

Konsep inner beauty ini erat dengan filosofi Jepang tentang wabi-sabi—keindahan dalam ketidaksempurnaan dan kesederhanaan. Wanita yang bersikap tenang, tidak terlalu mencolok, dan memperhatikan detail kecil dalam penampilan dan perilaku akan dianggap lebih menarik.

Standar kecantikan di Jepang tidak statis dan berubah dari generasi ke generasi karena perkembangan zaman. Generasi muda, yang lebih terpapar budaya global melalui internet dan media sosial, mulai menantang norma-norma lama. Beberapa mulai merayakan kulit gelap (terlihat dalam tren gyaru), potongan rambut eksentrik, hingga gaya berpakaian yang tidak konvensional.

Meski begitu, akar budaya Jepang tetap kuat. Banyak wanita Jepang yang tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional dalam definisi kecantikan mereka, hanya menyesuaikannya dengan konteks zaman modern. Standar kecantikan Jepang menekankan keharmonisan antara fisik dan batin, serta menjunjung nilai-nilai seperti kesederhanaan, perawatan diri, dan penghormatan terhadap estetika. Lebih dari sekadar tampilan luar, kecantikan dalam budaya Jepang adalah seni hidup itu sendiri—sebuah bentuk penghormatan terhadap tubuh dan jiwa.

Baca juga: 7 Sunscreen Jepang Terbaik yang Melindungi Kulit Anda Sepanjang Hari

Baca juga: Mengenal Minimalisme Jepang Lewat Busana yang Stylish