Gucci dari Alessandro Michele mungkin identik dengan kemewahan yang luar biasa, maksimalisme tanpa batas, tetapi Anda mungkin terkejut saat mengetahui tas ikonis ini diciptakan karena kekurangannya bahan.
Pada saati itu, tas Gucci Bamboo ini hanya dikenal dengan nomor produknya, 0633, mulai membuahkan hasil pada tahun 1947, di Italia sesudah perang.
Desainer Guccio Gucci dan tim pengrajin Florentine-nya menanggapi masalah besar kekurangan bahan kulit dengan melengkapi tas terbaru mereka dengan pegangan khas, dan penutup turnlock yang dibuat dari bambu, bahan yang terkenal sangat tahan lama dan juga ringan. Terlebih, bambu mudah diimpor dari Jepang. Seperti yang mereka katakan, kebutuhan adalah bibit dari penemuan yang baru.
Meskipun penemuan materi ini berasal dari penghematan, hasil dari tas 0633 justru sebaliknya.
Bentuknya yang seperti pelana yang berlekuk-lekuk, tampan, dan ciri khasnya, pegangan dan penutup atas dari bambu, yang dengan susah payah dipercantik dan dipernis dengan tangan untuk mendapatkan akhir yang sempurna. Berlebih, bentuk pelananya sekaligus menjadi sebuah penghormatan terhadap pengaruh berkuda Gucci. Faktanya, Gucci mematenkan metode ini dan hingga hari ini, semua pegangan bambu dari rumah mode tersebut dibuat dengan cara yang sama oleh para pengrajin ahli.
Tidak perlu dikatakan lebih, Gucci Bamboo menjadi populer berkat bantuan dari bintang-bintang dengan pengaruh besar terhadap mode pada era itu, di layar besar, maupun di keseharian. Alhasil, tas ini menjadi koleksi yang berlanjut, bahkan setelah produksi kulit kembali ke normal. Debut sinematiknya sangatlah dramatis. Terlihat digenggam oleh Ingrid Bergman yang mengenakan sarung tangan kulit sambil berpegangan dengan payung bambu yang serasi, tepat di tengah reruntuhan Grande Plaestra di Pompei di film Viaggio in Italia pada tahun 1954. Tas tersebut juga muncul dalam dua film Michelangelo Antonioni, yang pertamanya di lengan Eleonora Rossi Drago di film Le Amiche pada tahun 1955, dan 11 tahun kemudian, ditopang oleh Vanessa Redgrave yang mengenakan rok mini, dalam film thriller tahun 60-an, Blow-Up. Liz Taylor dan Grace Kelly juga penggemar tas Gucci Bamboo ini.
Bagi Anda yang lebih menyukai tas jinjing yang empuk dibanding Gucci Bamboo orisinal yang berstruktur, Anda tidak sendirian.
Pada tahun 1990-an, Putri Diana jarang sekali terlihat keluar tanpa tas jinjing bergagang bambunya, yang dikenakan dengan gaya yang lebih lapang dan kasual, yang tidak hanya cocok dikenakan dengan penampilan sweatshirt yang dipasangkan dengan celana pendek bersepeda, tetapi juga cocok dengan tampilan blazer kasual yang dipadukan dengan denim dan sepatu pantofel, kedua look yang sering menjadi inspirasi orang lain. Tahun lalu, Alessandro Michele meluncurkan kembali tas jinjing ikonik ini sebagai Gucci Diana, mengabadikannya sebagai bagian dari koleksi 'Gucci Beloved', sebuah kumpulan tas-tas ikonik yang diterbitkan kembali, dan alhasil, lahirlah generasi baru pemakai tas jinjing bambu, termasuk Alexa Chung, Jodie Turner-Smith, dan Elle Fanning.
Tas 0633 orisinal yang masih sama relevannya pada tahun 2022 ini, sama seperti pada abad pertengahan, menjadi bukti akan desainnya yang tidak lekang oleh waktu, meskipun sekarang tas tersebut sudah memiliki nama yang lebih sesuai dengan status ikoniknya. Alessandro Michele meluncurkan 'Gucci Bamboo 1947' yang baru pada bulan Februari 2022 yang lalu, dan seperti yang disarankan oleh nama panggilannya yang modern, tas ini telah ditata ulang dengan palet cat kotak khas Michele, dan tersedia dalam berbagai ukuran dengan tambahan tali yang panjang, dan juga pilihan kulit hanya di web. Meskipun demikian, posterboy, Harry Styles lebih suka menggenggamnya dengan pegangan bambunya, gaya ini merupakan gaya Ingrid Bergman bertahun-tahun yang lalu. Sekarang juga tersedia koleksi yang diperluas, tentunya, semua dibuat dengan hardware bambu, dari ransel, tas pinggang, and model mini.
Gucci Bamboo bukan hanya sebuah wardrobe essential selama 75 tahun ini dan masih hingga sekarang, tetapi seperti yang ditunjukkan oleh sejarah filmnya, tas ini berfungsi ganda sebagai objek seni, sebuah gagasan yang dimainkan Alessandro Michele untuk peluncuran ulang. Sebagai pengganti kampanye tradisional, direktur kreatif menugaskan sekelompok artis untuk menerjemahkan ke seni apa itu tas Gucci Bamboo 1947 di mata mereka. Alhasil adalah sebuah galeri potret virtual, dari fotografi, ilustrasi, dan yang lainnya. Artis Masayoshi Matsumoto menciptakan kembali tas ikonik dengan seluruhnya dengan balon, sementara, Nico Ito menanggapi tugas ini dengan serangkai ilustrasi surealis dunia lain. Fotografer Katja Mayer bahkan menempatkan Gucci Bamboo di dalam kotak kaca untuk selamanya diabadikan sebagai sesuatu yang harus dikagumi.
Gaya yang diluncurkan kembali, dan serangkai koleksinya, saat ini tersedia untuk dibeli di butik Gucci, namun hanya di toko-toko tertentu dan di beberapa situs resale. Berkat penerbitan ulang Gucci Bamboo pada tahun 1990an dan 2000an, para penggemar tidak harus memilih diantara membeli tas 0633 yang orisinal atau membeli versi 2022 yang baru. Tersedia peluncuran kembali tas berwarna satin permata Tom Ford, sebuah glamor tahun 90an yang dikemas menjadi produk, atau tas bambu baru Frida Giannini, yang dapat dibedakan melalui detail rumbai yang sering digunakan Florence Welch dan Sienna Miller. Kedua gaya yang dijual kembali secara berkala hanya di 1st Dibs dan Vestiaire Collective.
Semua mengatakan, tas Gucci Bamboo telah membuktikan dirinya sebagai tas yang layak untuk diinvestasikan, tidak masalah apakah Anda akan menyimpannya di dalam lemari kaca atau secara permanen dibawa kemana-mana di lengan Anda.
Harry Styles Beralih Menjadi Perancang Busana untuk Kolaborasi Bersama Gucci
Sejarah Sport Bra: Dari Perempuan Untuk Perempuan
Victor “Masterchef” Agustino: Menemukan Kesempatan Kedua Usai Memperbaiki Diri
(Penulis: Natalie Hughes; Artikel ini disadur dari Bazaar UK; Alih bahasa: Aimee Mihardja; Foto: Courtesy of BAZAAR UK, Instagram @gucci)