Ada fakta baru yang menarik bahwa koleksi perhiasan antik Indonesia menjadi jauh lebih bernilai daripada deretan tas mewah berlabel internasional.
Terdapat kebanggaan tersendiri ketika mengenakan sebentuk perhiasan antik yang berusia lebih tua bahkan dari diri sendiri. Karena tak hanya terlihat indah dengan detail menakjubkan, perhiasan antik tradisional pun semakin langka, terutama yang berasal dari kerajaan kuno atau suku adat tertentu. Perhiasan antik Indonesia memiliki sejuta pesona. Dari Sabang sampai Merauke, keananekaragaman bentuk perhiasan antik tradisional memiliki nilai sejarah, nilai filosofis, dan nilai budaya. Tiap daerah juga memiliki ciri khas yang membedakannya dengan daerah lain, berkaitan dengan asal mula suku atau daerah tersebut serta sejarah kesukuan mereka.
Perhiasan antik semakin lama semakin punah dan momen terbaik untuk mengoleksinya adalah sekarang. Namun bila belum memungkinkan, boleh juga melirik perhiasan replika sebagai langkah awal. Perhiasan replika banyak ditemukan di pameran-pameran besar yang diadakan oleh komunitas pecinta budaya, seperti Inacraft, Dekranas, dan Adiwastra. Perhiasan replika sangat berguna untuk meneruskan adat istiadat bangsa, namun hal ini sangat pantang diterapkan sembarangan.
Di kalangan generasi muda, tren penggunaan perhiasan antik berjenis replika dan padu padan dengan busana modern semakin marak ditemukan di ajang kumpul-kumpul society. Salah satu label yang sedang banyak dibicarakan adalah Manjusha Nusantara yang membuat replika perhiasan antik dengan tujuan pelestarian. Perhiasan antik bukan hanya mempertegas kecantikan penampilan berbusana, secara tradisional maupun bergaya modern. Sejatinya, Perhiasan antik merupakan bagian 'inner beauty' wanita Indonesia itu sendiri.
(Teks: Aziz Muhammad dan Lily Marpaung, Foto: Dok. Bazaar).
Perhiasan antik emas