Bagaimana Penata Kostum Serial TV The Bear Merancang Wardrobe yang Berakar dari Gaya Khas Chicago

Penata kostum utama serial ini, Courtney Wheeler, menguraikan bagaimana para karakter-karakter dalam dapur favorit kita semua menemukan gaya pribadi mereka.

Courtesy of BAZAAR US


Sejak penayangan perdananya pada tahun 2022, serial televisi The Bear mendapat pujian atas penggambaran autentik tentang kehidupan di dapur sebuah restoran metropolitan masa kini. Drama komedi garapan Christopher Storer ini menonjol karena tidak mengikuti gambaran dunia hospitality yang berlebihan seperti yang sering ditampilkan di New York atau Los Angeles. Sebaliknya, The Bear sangat berakar pada kota Chicago budayanya, ketangguhannya, dan orang-orang yang menghuninya.

Serial ini hadir sebagai bentuk perayaan atas sikap warga Midwest yang lugas dan tanpa basa-basi dalam menjalani hidup, cinta, pekerjaan, dan semangat itu juga tercermin dalam cara berpakaian para tokoh utamanya. Berkat penata kostum Courtney Wheeler, musim keempat menghadirkan pandangan yang lebih dalam tentang para karakter dapur favorit kita di luar batasan seragam dapur Bear, mengungkapkan siapa mereka sebenarnya ketika mereka melepas jaket chef di malam hari. Bagi Courtney, itu berarti memilih pakaian dari toko-toko khusus dan butik lokal di Chicago, tempat yang memang akan dikunjungi oleh para pemain, juga oleh warga Chicago pada umumnya.

Selanjutnya, Harper’s Bazaar berbincang dengan Courtney tentang bagaimana dunia mode The Bear terbentuk setelah empat musim, industri vintage Chicago yang jarang disorot, dan gaun-gaun tamu pesta pernikahan yang tak boleh dilewatkan yang dikenakan oleh Brie Larson dan Abby Elliott.

BACA JUGA:

Cara Mendapatkan Karakter Diri, Menurut Seorang Penata Gaya Para Selebriti

Selama empat musim terakhir, bagaimana Andamenyeimbangkan antara apa yang dikenakan para karakter ini di dalam dapur dan di luar? Bagian mana dari kepribadian mereka yang penting untuk ditonjolkan di balik jaket chef mereka?

Saya ingin penampilan mereka tetap mencerminkan siapa mereka, bahkan saat mengenakan seragam. Seragam pun bisa jadi bentuk ekspresi diri; para karakter ini bisa "bermain" dengan apa yang mereka kenakan. Khususnya untuk Sydney, sebagai perempuan kulit hitam, dia mungkin pernah berada di dapur-dapur yang tak memberi ruang bagi suaranya. Tak ada yang mau mendengarkan pendapatnya. Dalam situasi seperti itu, kadang pakaian jadi cara untuk berbicara dan menunjukkan sudut pandang. Jadi aksesori kecil seperti bandana yang dia kenakan itu sangat penting dan juga fungsional, baik di dalam maupun di luar dapur.

Kami juga banyak menggunakan kemeja vintage, dan banyak yang berasal dari Chicago. Pernah ada yang dari Art Institute, dan musim ini kami menggunakan sweatshirt Negro League. Banyak dari pakaian yang dikenakan Syd memang dimaksudkan punya cerita, seperti mungkin itu milik ibunya, ayahnya, atau berkaitan dengan kenangan bersama kedua orang tuanya. Dia juga suka bersenang-senang lewat gaya, dan punya selera terhadap warna dan tekstur.

Jelas, Carmy lebih klasik. Dia tipe orang yang suka berkata, “Sayaambil ini dan itu, semuanya akan cocok dan kualitasnya bagus.” Dia punya mata yang tajam untuk melihat sesuatu, seperti celana jeans dan kemeja yang ia pilih. Meskipun Carmy tidak terlalu eksploratif atau bereksperimen dalam gaya berpakaian, tetap saja itu mencerminkan sudut pandangnya sendiri.

Sementara itu, Tina dulunya sangat keras kepala dan tidak mau mengenakan celemek putih. Tapi seiring dengan keseriusannya dalam dunia masak, kita bisa melihat bagaimana ia mulai merasa bangga dengan seragam dan pakaian yang ia kenakan. Di rumah, tentu saja, kita melihat sisi dirinya yang lebih santai. Dia banyak memakai warna-warna hangat, dengan gaya yang terasa “hidup” dan sudah menyatu dengannya. Tapi fokus utama Tina sekarang, terutama di musim keempat, adalah pekerjaannya.

Untuk Marcus, dia adalah seseorang yang saat pertama kali kita lihat banyak mengenakan kaus grafis. Tapi sejak pergi ke Kopenhagen, gayanya mulai disederhanakan. Dia terinspirasi oleh dunia fashion di sana dan membawa sedikit gaya minimalis itu ke dalam pakaian sehari-harinya. Dia masih punya topi keberuntungannya, yang terus menghantui saya karena itu satu-satunya yang kami punya, dan kalau sampai hilang, saya benar-benar tidak tahu harus bagaimana.

Sementara untuk Richie, perjalanannya jelas: “Sekarang, saya pakai setelan jas” Itu adalah bentuk perlindungan dirinya, tapi dengan cara yang berbeda. Begitulah cara dia ingin menampilkan dirinya ke dunia dan menunjukkan siapa dia sekarang. Jas itu memberinya semangat, membantu dia merasa lebih percaya diri, dan membuatnya menjalani hidup dengan identitas yang sebelumnya tidak ia miliki dan juga tujuan. Tujuan adalah hal yang sangat penting dalam serial ini.

Courtesy of BAZAAR US

Courtesy of BAZAAR US

Jika tentang seragam dapur yang kita lihat di serial ini, Andamendapatkannya dari mana? Apakah itu hasil rancangan khusus? Karena jelas, kita tahu Carmy ingin yang terbaik dari yang terbaik untuk semua orang di dapurnya.

Seragam-seragam itu datang dari berbagai tempat. Untuk staf bagian depan (front of house), seragam mereka sebenarnya dari Rosa Rugosa, merek milik Matty Matheson; kami ingin seragam mereka memiliki nuansa yang mirip dengan yang dikenakan di restorannya di Toronto. Kami juga mengambil dari Uncommon Threads, Stock MFG, Tilit, Carhartt, dan Le Laboureur. Semuanya campuran dari produk yang sudah ada, semua berasal dari tempat-tempat nyata yang memang digunakan para chef. Kami senang mempelajari brand layanan baru, mencari tahu, dan melihat apa saja yang benar-benar digunakan dan disukai oleh para chef di dunia nyata.

Courtesy of BAZAAR US

Episode acara pernikahan di musim ini jelas jadi salah satu yang paling menonjol; kita bisa melihat hampir seluruh karakter tampil dengan busana spesial untuk acara istimewa. Saya khusus ingin membahas gaun yang dikenakan oleh Brie Larson, yang memerankan Francie, sahabat lama keluarga Berzatto dan Abby Elliott, yang memerankan Sugar, karena saat saya membayangkan “tamu pesta pernikahan khas Midwest,” kalian benar-benar menggambarkannya dengan tepat.

Sebelum syuting, kami duduk bersama dan bertanya pada diri sendiri, apa hal paling Midwest yang bisa kami lakukan untuk para perempuan ini? Akhirnya kami sampai pada tampilan ala Hill House Home yang sempurna, gaya cottagecore yang sangat feminin, musim semi, dan romantis. Francie mengenakan gaun dari Selkie, sementara Sugar memakai gaun dari Ganni. Kami pikir, bukankah lucu kalau Francie dan Sugar sama-sama mengenakan gaun piknik yang dreamy, tapi mereka malah saling memaki, marah besar satu sama lain, dan berteriak? Penampilan mereka benar-benar seperti, “Saya hanya seorang cewek manis,” padahal mulut mereka seperti, “Apakan Anda sadar tentang apa yang telah Anda lakukan?!”

Saya pun sangat menyukai busana Sydney untuk acara pernikahan, begitu juga dengan busana Sydney untuk acara pernikahan. Tampilannya chic, tapi tak berlebihan.

Busana tersebut kami dapatkan dari toko Blake di Chicago. Salut untuk toko itu, saya sangat menyukainya. Mereka selalu punya koleksi terbaik dan pilihan desainer-desainer yang keren. Kami sering sekali mengambil (busana) dari sana. Gaun yang dipakai Sydney adalah rancangan Meryll Rogge. Begitu kami melihatnya, kami langsung merasa, ini pas banget buat dia, karena tampilannya playful, chic, dan penuh warna. Seingat saya, kami bahkan tidak menyuruh dia (Ayo Edebiri, yang memerankan Sydney) mencoba gaun lain.

Saya pun ingat dia (Sydney) juga pakai anting yang sangat menarik.

Anting-anting tersebut berasal dari Agmes! Itu salah satu temuan yang sangat mengagumkan. Sydney memang sering memakai aksesori yang lebih halus dan kecil, banyak juga yang berasal dari Catbird. Tapi, saat dia punya kesempatan untuk berdandan sedikit lebih formal, kami suka bermain-main dengan aksesori yang lebih statement. Itu jadi sarana untuk mengekspresikan dirinya. Dia selalu mencari cara untuk itu, bahkan saat hidupnya sedang dipenuhi keraguan atau keputusan besar. Rasanya seperti, “Iya sih, hidup saya sedang berantakan dan mungkin saya akan terkena serangan panik nantinya, tapi setidaknya saya terlihat keren.”

Courtesy of BAZAAR US

Courtesy of BAZAAR US

Kita juga harus membahas salah satu karakter yang cukup kontroversial: Claire! Bagaimana cara Anda menyusun tampilan girl-next-door yang sempurna untuknya?

Ya, dia memang tak akan pernah “menang,” apalagi karena dia jadi love interest-nya Carmy di layar. Untuk gaya kasualnya, kami ingin tampilan Claire terasa santai tapi tetap tak murahan. Dia jelas tahu apa yang dia kenakan, tapi gayanya tetap simpel dan effortless. Banyak pakaian vintage yang kami ambil untuk dia dari toko-toko lokal di Chicago. Dia punya jaket keren yang kami temukan di Goody Vault. Dan sejujurnya, yang dia butuhkan hanya celana jeans yang potongannya pas banget.

Saat Claire berdandan lebih formal, tampilannya sedikit lebih....intinya saya berusaha untuk tidak menggunakan kata “demure,” karena rasanya itu bukan kata yang tepat untuk mendeskripsikan dia. Tapi memang dari musim pertama sampai sekarang, dia mulai terlihat lebih siap untuk berdandan sedikit lebih rapi, tapi tetap tak terlihat rumit. Untuk pernikahan, dia memakai gaun merah marun dari Victoria Beckham yang simpel dan bagus untuk dipandang, dan Carmy pun langsung memperhatikannya. Claire adalah karakter yang percaya diri, dan gaya pakaiannya pun terasa seimbang saat berdampingan dengan Carmy.

Courtesy of BAZAAR US

Courtesy of BAZAAR US

Saya pun ingin berbicara sedikit tentang gaya khas Chicago secara keseluruhan, karena menurut saya Anda berhasil menangkap esensinya dengan sangat effortless selama empat musim terakhir ini. Gaya Chicago itu tak selalu sama dengan gaya Midwest pada umumnya, ia punya ciri yang sangat spesifik. Elemen vintage punya peran besar di dalamnya. saya ingat, waktu tinggal di sana, teman-teman saya yang paling bergaya semuanya mendapatkan baju dari hasil thrifting. Jadi, boleh ceritakan bagaimana Anda merumuskan dan merepresentasikan interpretasi Anda terhadap gaya khas Chicago di serial ini?

Semuanya berasal dari eksplorasi, berkeliling, hang out, dan belanja langsung di sana. Saya dan tim-tim saya sebisa mungkin berbelanja secara lokal; itu membuat segalanya terasa lebih autentik. Karena memang di sanalah para karakter ini seharusnya membeli pakaian mereka. Ada banyak toko keren yang dijalankan oleh warga lokal Chicago, dan banyak lingkungan di kota itu yang punya gaya unik masing-masing. Kami ingin menunjukkan berbagai sisi dari orang-orang itu dan memastikan mereka tidak dikotak-kotakkan. Sebagai penata kostum, Andamemang sebaiknya berbelanja langsung di kota tempat syuting berlangsung.

Wawancara ini telah diringkas dan disunting demi kejelasan.

BACA JUGA:

20 Rekomendasi Kostum Halloween Stylish dari Dunia “Pop Culture”

Mengetahui Proses Kreatif di Balik Kostum Bridgerton Season 2 Bersama Sang Desainer

(Penulis: Bianca Betancourt; Artikel ini disadur dari: BAZAAR US; Alih bahasa: Syiffa Pettasere; Foto: Courtesy of BAZAAR US)