Mengintip Rosewood Amsterdam, Hotel Terbaru di Bangunan Bersejarah UNESCO di Belanda

Ketika monumen bersejarah disulap menjadi ruang seni dan tempat menginap mewah



Rosewood Amsterdam akhirnya membuka pintunya pada tanggal 1 Mei 2025 setelah dipugar dengan cermat selama sepuluh tahun. Bertempat di monumen ikonik yang terdaftar sebagai Warisan Dunia UNESCO, Rosewood Hotel Amsterdam adalah hotel terakhir dalam bangunan monumental yang diizinkan di Amsterdam.

BACA JUGA: 10 Hotel Termahal di Jakarta untuk Merasakan Layanan Bintang Lima

Dibangun pada tahun 1665 asal mulanya gedung ini adalah rumah yatim piatu AaLmonezenier. Pada tahun 1825 arsitek kota Jan de Greefland merenovasi menjadikannya Palace of Justice.Rosewood membeli gedung ini pada tahun 2015. Kehidupan baru gedung monumen ini ditata melalui lensa kemewahan Rosewood Hotel dengan penghormatan kepada warisan hukum gedung tersebut dan kisah kota Amsterdam.

Dengan kolaborasi mitra lokal Studio Piet Boon, 134 kamar tamu elegan termasuk lima suite Distinctive Huis 020 (yang artinya Rumah 020) dirancang dengan inspirasi hunian yang merayakan dan menghormati craftmanship Belanda dan kemegahan bersejarah serta budaya kota Amsterdam. Angka 020 adalah kode area kota ini. Kemegahan bersejarah yang merangkul keanggunan kreatifitas kontemporer pada desain interiornya menawarkan elevasi pengalaman ruang, karakter dan budaya kota unik ini.

Walaupun baru dibuka, bagi penduduk lokal, Rosewood Amsterdam telah tersohor dengan koleksi seninya. Seni memegang peranan penting dalam penciptaan suasana hotel. Di sini seni adalah dialog, undangan untuk berhenti sejenak, melihat dari dekat dan menemukan secara perlahan.

Sambutan Statica karya studio Molen yang terbuat dari rangka aluminium menceritakan tentang ruang dan kemanusiaan. Interpretasi desa Polandia karya Frank Stella terpampang di lobi di depan reception desk yang pencahayaannya agak gelap.

Public space dengan instalasi seni

Grandfather’s Clock karya Maarten Baas terlihat di lantai atas di depan The Grand Library. Dulu ini adalah ruang pengadilan bersejarah. Koleksi perpustakaan diperkaya dengan inisiatif menarik yaitu kontribusi tetangga-tetangga Rosewood Hotel. Karya seniman Belanda favorit Bazaar yang sedang naik daun, Levi van Veluw, juga terpampang megah. Lebih dari seribu karya seni bertema Innovative Media, Urban Art, Re-Masters dan Next Generation Talent dikurasi dan ditempatkan secara cermat di seluruh properti hotel.

Dibawah panduan Chef de Cuisine David Ordóñez yang berpengalaman di restauran berbintang Michelin, restaurant Eeuwen (yang artinya berabad-abad) menampilkan menu Eropa musiman. Interior rancangan firma desain interior Sagrada dari London menampilkan gaya quiet elegance yang terlihat nyaman dan tenang.

Bar Advocatuur yang artinya profesi hukum dalam bahasa Belanda dipimpin oleh direktur Bars & Beverage Yann Bouvignies yang merupakan mantan Head of Mixology untuk Scarfes Bar di Rosewood London. Interior rancangan Sagrada dari London terlihat eclectic dengan sentuhan foto-foto karya fotografer Amsterdam ternama Anton Corbijn. Di samping cocktails, Advocatuur juga memiliki dua oven tandoor autentik yang menyajikan cita rasa premium India di dapur terbukanya.

Restoran Eeuwen

Advocatuur Bar di Rosewood Amsterdam

Keistimewaan lainnya adalah hadirnya ruang penyulingan in-house Jenever bernama PrØvo yang dirancang oleh award-winning Master Distiller, Alex Davies, dari penyulingan gin premier Jepang, The Kyoto Distillery. Nama PrØvo berasal dari kata provoceren yang berarti memprovokasi, sebuah penghormatan pada semangat pemberontakan dari gerakan PrØvo di tahun 1950-an hingga 1960-an

Seperti dikatakan oleh Managing Director Rosewood Amsterdam Thomas Hariander, “Rosewood Hotel adalah babak baru keramahtamahan yang eksperiensial”. Setuju!

BACA JUGA:

Sering Berujung Kecewa, Pelajari 6 Cara Memesan Penginapan Secara Online Agar Sesuai Ekspektasi

Apakah Ini Hotel Paling Mewah di Amerika?

Foto:Courtesy ofRosewood Amsterdam