Cara Merawat Sukulen dan Kaktus untuk Pemula

Pernah coba merawat sukulen dan kaktus namun gagal? Ketahuilah sebab dan cara penanggulangannya sebagai berikut.

Cara Merawat Sukulen dan Kaktus untuk Pemula


Merawat tanaman hias di rumah merupakan tantangan tersendiri, terutama bagi yang tidak terbiasa. Hal ini berlaku pula untuk sukulen dan kaktus. Banyak yang bilang bahwa kedua tanaman tersebut mudah dirawat tanpa memerlukan perhatian ekstra. Namun kenyataannya tidak seperti itu.

Sukulen dan kaktus punya keunikan tersendiri dan cocok menjadi dekorasi indoor di rumah maupun kantor. Bentuk tanaman ini memiliki daun yang tebal, cocok untuk menyimpan air. Kemampuan inilah yang membuatnya resistan akan minimnya penyiraman.

Meski terdengar mudah, perawatan sukulen dan kaktus nyatanya membutuhkan kesabaran. Berapa banyak dari Anda yang pernah mencobanya namun gagal? Dalam beberapa kasus, sukulen dan kaktus tiba-tiba dapat berangsur layu atau membusuk bahkan tanpa disadari.

Sebelum Anda berhenti karena kecewa dan tidak berhasil, coba dulu sejumlah saran dari Bazaar. Berikut tips cara merawat sukulen dan kaktus agar dapat hidup sehat dan subur.

Pilih pot yang tepat.

Selalu gunakan pot yang memiliki lubang di bagian bawah agar drainase lancar. Hal ini dibutuhkan untuk memastikan air keluar setelah penyiraman dan tidak menggenang dalam pot. Media yang terus-menerus lembap/basah merupakan penyebab utama busuknya akar sukulen dan kaktus. Pot dari tembikar (terakota) tergolong baik untuk sukulen sebab air juga dapat meresap keluar melalui pori-pori. Anda juga dapat menggunakan pot dari bahan keramik yang lebih menarik. Saat ini telah tersedia berbagai pot tanaman unik buatan lokal yang dapat Anda peroleh baik via media sosial maupun situs web.

Gunakan media tanam yang mengalirkan air.

Media tanam sukulen dan kaktus harus memiliki porositas yang baik. Meski kini telah banyak supplier yang menyediakan media siap pakai, tak ada salahnya bagi Anda untuk mengetahui fungsi tiap elemen penyusunnya agar dapat disesuaikan dengan jenis tanaman dan iklim mikro di lokasi perawatan.

Banyak petani lokal di Indonesia yang menggunakan kombinasi material anorganik dan organik, misalnya 70% campuran pumice (sangat disarankan) dan pasir malang, kemudian 30% sekam bakar. Persentase ini dapat berubah menyesuaikan dengan lokasi Anda. Tingginya penggunaan material anorganik berfungsi agar media tanam tidak menyimpan air terlalu lama.

Ada juga saran serupa dari Debra Lee Baldwin, seorang penulis dan hortikulturis yang dijuluki Queen of Succulents. Ia menyarankan campuran dua bagian material anorganik dan satu bagian material organik seperti kompos atau coconut coir. Formula lengkap dari Debra bisa Anda baca di laman berikut.

Anda juga dapat menggantikan pumice dengan perlite, meskipun perlite mempunyai massa yang jauh lebih ringan dan biasanya mengambang di permukaan saat Anda melakukan penyiraman.

Salah satu media lain yang sesuai untuk campuran media tanam sukulen dan kaktus adalah akadama,yaitu media butiran mineral serupa clayyang berasal dari Jepang. Salah satu kelebihan akadama adalah kemampuan baik dalam menyimpan nutrisi dan adanya perubahan warna (menjadi lebih gelap) saat material sedang menyimpan air, sementara kekurangannya adalah harganya yang tergolong mahal sebagai media, biasanya banyak digunakan sebagai campuran media bonsai atau sukulen premium. Jenis akadama yang kurang baik juga cenderung mudah menjadi bubuk, yang bisa menghalangi drainase, oleh karena itu pastikan Anda memilih kualitas yang baik dan mengayak media ini sebelum digunakan.

Perhatikan sinar matahari.

Meski memiliki habitat asli di daerah kering, tak berarti sukulen harus terpapar matahari secara terus-menerus. Hal ini sama saja dengan menyiksanya. Sukulen dan kaktus tumbuh paling baik saat mendapatkan sinar matahari pagi yang cukup, dan membutuhkan penyinaran selama 4 sampai 6 jam setiap harinya. Meski demikian, hindarkan tanaman Anda dari panas terik siang hari yang menyengat. Panas siang hari berlebih dapat menyebabkan daun sukulen “terbakar” hingga memiliki noda kehitaman. Noda ini tak akan bisa hilang secara permanen jika kerusakan sudah terlalu parah.

Seberapa sering harus disiram?

Ini merupakan pertanyaan yang paling tricky! Jawabannya, intensitas penyiraman sukulen dan kaktus bergantung pada area tempat Anda tinggal dan cuaca setempat. Hal ini bergantung pula pada tempat Anda meletakannya. Tanaman sukulen indoor cenderung membutuhkan penyiraman yang lebih sedikit dibandingkan outdoor. Idealnya, Anda dapat menyiram sukulen selama satu hingga dua minggu sekali. Perhatikan kondisi tanah sebelum menyiram dan hanya siram sukulen Anda saat media sudah sepenuhnya kering.

Akar yang sehat adalah kunci tanaman sehat. Gunakan moisture meter jika perlu.

Salah satu alat yang sangat berfungsi untuk mengetahui kebutuhan penyiraman dan dapat membantu Anda untuk mengetahui saat yang tepat adalah moisture meter. Alat ini dapat memberi tahu tingkat kelembapan tanah, intensitas cahaya, hingga PH tanah. Terkadang, permukaan tanah dapat terlihat kering namun bagian dalamnya bisa jadi masih basah. Moisture meter dapat membantu mendeteksi kelembapan hingga ke bagian akar.

Jangan biarkan air mengendap terlalu lama pada daun.

Selain dapat merangsang pembusukan, bulir air dapat membiaskan cahaya matahari ke bagian daun secara ekstrem. Suasana yang terlalu lembap juga dapat mengundang kutu. Sukulen dan kaktus minum dari akar, bukan dari daun, sama halnya seperti manusia yang minum dari mulut, bukan dari kulit.

Pupuk berkala selama 1 sampai 2 bulan.

Jenis pupuk yang disarankan biasanya berupa NPK slow release, dengan beberapa komposisi yang dapat Anda pilih, disesuaikan dengan kebutuhan. Berikan sebanyak 2 hingga 3 butir ke tiap tanaman, jangan terlalu banyak sebab dapat mengakibatkan overheat (panas berlebih) yang merusak kondisi tanaman.

Jangan takut bereksperimen.

Anda dapat menyediakan lingkungan yang lebih layak bagi sukulen untuk tumbuh, misalnya dengan memindahkan letak kaktus dari jendela barat ke jendela timur yang lebih banyak disinari matahari pagi. Atau, Anda dapat mencoba cara penyiraman dengan intensitas air yang berbeda dan melihat reaksi dari tanaman Anda. Ingat, biasanya sukses hanya akan datang setelah mengalami kegagalan!

(Foto: Copyright : lightfieldstudios C123RF.com)