Lima belas seniman muda Indonesia hadir, berpartisipasi dalam program EXI(S)T 2017 yang kini digelar di Galeri Nasional Jakarta, mulai dari Selasa (16/5) lalu hingga 5 Juni mendatang.
Bertajuk Tomorrow As We Know It, pameran ini fokus pada interpretasi dan dialog seniman serta pengunjung mengenai prediksi masa depan, dalam berbagai isu, seperti isu spiritual, sains, gender, bahkan realitas dunia maya.
Ke-15 seniman yang terlibat di antaranya, Bey Shouqi, Dhanny Sanjaya, Fransisca Retno, Gadis Fitriana, Sarita Ibnoe, Rianti Gautama, Wangsit Firmantika, dan Yaya Sung. Masing-masing dari mereka membahas isu yang berbeda.
Sarita Ibnoe misalnya membahas mengenai perspektif reflektif, di mana ia membicarakan siklus perbaikan diri melalui perfomative drawing, yang akan terus dialami manusia hingga akhir zaman tiba.
Dhanny Sanjaya memilih fiksi ilmiah yang dituangkannya dalam narasi evolusi manusia dan ikan.
Ichthyhumanology, Dhanny Sanjaya.
Sementara Fransisca Retno yang identik dengan penampilan seni interaktifnya dengan obyek jamu, mengangkat tema kematian realita yang ditemukannya dalam unggahan di media sosial.
Isu gender dan seksualitas diusung oleh Wangsit Firmantikan dengan menciptakan instalasi kamar tidur yang berusaha meniadakan konsep biner dalam gender yang dianggap sebagai sesuatu yang normatif saat ini.
Doki Doki Bedroom, Wangsit Firmantikan
Program EXI(S)T sendiri digagas oleh FX Harsono dan Hermawan Tanzil pada 2011 lalu, untuk anak-anak muda yang baru saja terjun ke ranah seni kreatif untuk diberikan pengarahan untuk terus berkarya dan menajamkan hasrat berkeseniannya.
(Foto: Dok. Galeri Nasional)