Do clothes maketh the man? Yes, and no.
Jawabannya ada di balik konsep penampilan Anda. Pilihan Valentino Couture suit sang investment banker Patrick Bateman dalam film American Psycho (2000) dengan indikasi “made-to-measure” oleh rumah mode eksklusif, pada dunia nyata, sudah menjadi panduan narasi status sosial, dan contoh darinya, digunakan oleh kalangan pria modern di Wall Street.
BACA JUGA:Interpretasi Pharrell Williams Terhadap Gaya Koboi di Koleksi Pria Terbaru Louis Vuitton
Cara dressed to kill ini dinobatkan salah satu “fits” terbesar sepanjang masa sebagai identitas sosok powerful man yang tak terbantahkan. Sosialita muda, Filippo P M di Custoza, menyajikan pesta visualnya di unggahan @gentlemensgram untuk Anda nikmati. Atau bidikan sehari-hari model sekaligus Artistic and Creative Director, Richard Biedul, yang memberi gagasan lebih modis akan genre ini.
“Saya senang memadankan kesan formal setelan jas dengan aksesori kontemporer yang lebih “lembut”, seperti topi beanie, tas feminin, dan/atau sepatu balet. Saya mencoba untuk playful tanpa mengorbankan estetika pribadi saya, karena bagaimanapun juga, fashion is meant to be fun isn’t it?” jelasnya kepada Bazaar Indonesia pada wawancara singkat kami.
Saya sangat setuju. Sebenarnya, dengan masyarakat digital yang sudah menjadi katalis pergerakan transformasi, semakin terbuka luas peluang bagi kaum adam untuk berpenampilan cermat secara “menyenangkan”: Ambil kemeja katun yang ada dan jadikan dalaman untuk atasan piama satin Anda, lalu tumpuk dengan setelan berbahan velvet untuk menyeimbangi tampilan kilap sutra, jangan ragu untuk main warna; pilih tekstur material tebal dan berat seperti wol dan kulit sebagai padu-padan distingtif dalam three-piece-suit; pakai celana bermuda ke kantor dengan crisp white shirt dan blazer, siapkan celana formal sebagai urutan pertama metode layering jika ingin tampilan lebih tertutup. What about necktie? Dasi yang merupakan cerminan profesionalisme sederhana namun tetap dapat memberikan ekspresi.
Keseriusan Boris Mocka terhadap ratusan karya simpul inspiratif, dari teknik ringkas hingga fantastis, patut Anda catat. Ia sebut The Rosed Knot untuk bentuk bunga mawar, kemudian ada aplikasi lika-liku mengikat ala politikus Amerika Serikat, Alexander Stephen, yang hadir begitu menggoda, dan masih banyak lagi di buku Tieknotology.
Menguasai seni berpakaian lantas bagai sebuah keterampilan, dan untuk menjadi piawai dibutuhkan pengetahuan serta keinginan belajar, sekaligus berani memahami bahwa aka nada beberapa kesalahan yang tidak bisa terhindarkan. Dalam perjalanan evolusi gayanya, Richard mengungkapkan bahwa kesadaran yang paling esensial dalam berbusana adalah menyelaraskan dengan bentuk tubuh, bukan hanya mengikuti tren semata.
Memang fenomena fashion sering “memabukkan”, lihat saja labcoat warna Prada Green hasil campur tanganRaf Simons di panggung Spring/Summer 2024, dengan Anthony Vaccarello juga membangkitkan sensualitas pria lewat mantel bulu sintetis Saint Laurent meneriakkan motif macan tutul. Sensasi getaran menyelubungi jiwa saya pula sebagai perempuan ketika melihat lebih banyak laki-laki memakai tweed dalam dandanan ala ladies who lunch (selain Pharrell dan G-Dragon) pada runway musim ini.
Betul, tidak semua individu dapat mempersembahkannya dengan penuh keyakinan, namun jangan biarkan pandangan itu menghambat ketertarikan Anda. “Luangkan waktu untuk mencermati ukuran dan proporsi badan Anda, langkah ini memungkinkan Anda untuk memilih baju yang bisa mempertegas atribut positif di tubuh Anda sembari mengalihkan perhatian dari area yang mungkin kurang desirable,” sugesti Richard yang saya ingin tekankan.
Ibaratnya, dalam menyusun setiap ansambel seperti sedang mengasah jati diri, di mana orang tersebut merangkai cerita visual yang memperkuat esensi siapa dirinya. Terlebih lagi, eksplorasi beragam jenis pakaian di luar norma gender tradisional secara langsung membantu menghancurkan stereotipe konvensional akan maskulinitas.
“Saya menyadari bahwa nilai desain suatu produk tidak berhubungan dengan jenis kelamin yang ditetapkan pada pakaian tersebut. Di wardrobe saya sendiri, saya memiliki berbagai macam barang dari berbagai departemen wanita, semisal celana panjang, busana rajut, blazer, hingga mantel. Menswear sering kali terbatas pada bentuk dan material tertentu, sedangkan koleksi wanita lebih luas dalam hal potongan, warna, dan tekstur. Penambahan kecil pada lemari pakaian Anda benar-benar dapat mengubah cara Anda menciptakan tampilan,” ungkap Richard dalam merangkai konsep sartorial-nya. Persepsi yang sama sekali tidak menurunkan sisi kejantanannya, melainkan ia merupakan contoh sempurna untuk modern gentleman era sekarang.
Dengan demikian, seorang gentleman tidak hanya sebatas mengikuti apa yang sudah dibentuk oleh banyak orang, tetapi sosok yang mampu menyuguhkan alur baru demi memantulkan core identitasnya.
BACA JUGA:
Kim Jones Menyuguhkan Koleksi Balletcore untuk Pria
4 Tren Busana Pria yang Gender-Neutral pada Koleksi Spring/Summer 2024