Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Kim Jones Menyuguhkan Koleksi Balletcore untuk Pria

Terinspirasi oleh Rudolf Nureyev , seorang penari balet legendaris, Dior menghadirakan koleksi ready-to-wear dan juga couture untuk pria.

Kim Jones Menyuguhkan Koleksi Balletcore untuk Pria
Courtesy of Dior by Brett Lloyd

Dior Fall/Winter 2024-2045 Fashion Show mengalir seperti sebuah puisi lirik yang terinspirasi dari serba-serbi dunia balet yang romantis, serta membawakan koleksi yang flamboyan. Kim Jones, desainer rumah mode Dior untuk pria membuat dedikasi yang lebih intim kepada pamannya, yakni seorang penari balet dan juga fotografer, Colin Jones. Ia sempat menjadi teman karib penari balet legendaris Rudolf Nureyev.

Rudolf Nureyev adalah seorang penari balet dan juga koreograf dengan tampilan yang androgini, Rudolf Noureev (1938-1993) merupakan seorang superstar balet internasional yang mendedikasikan hidupnya dalam sebuah karier artistik.

Courtesy of Dior by Adrien Dirand

Courtesy of Dior by Adrien Dirand

Seperti tahun sebelumnya, Dior mengambil tempat untuk peragaan busananya dihalaman depan École Militaire, dengan membangun sebuah box putih raksasa yang menjulang megah untuk Paris Fashion Week Men's Collection. Ketika memasuki pintu show, kita dibawa dalam sebuah labirin kecil yang didominasi warna hitam dan berhadapan dengan ruang show berbentuk bundar yang luas dan remang-remang. Ditambah dengan kerlipan bintang-bintang yang menaungi semua tempat perhelatan, memberikan kesan yang tenang tetapi sekaligus misterius. 

Sejak dari kemunculan model pembuka, musik hadir secara intens yang merupakan bagian irama musik yang paling populer dari Roméo et Juliette dibawah arahan Marx Richter, yang mana musik ini memberi sebuah spektrum yang dramatis.

Langkah awal model pembuka memberi arti yang signifikan, langkah yang pelan dan pasti seperti seorang Roméo modern yang tidak lagi terkungkung oleh cinta platonik , tetapi melangkah pasti mencari sebuah cinta abadi.

Courtesy of Dior

Jumpsuit-short dengan aksen zip tampak depan, second skin dari bahan rajut, rangkain sepatu balet dengan motif cannage ataupun detail mutiara disanding dengan kaus kaki panjang dengan warna yang flashy .Trend balletcore untuk pria menjadi kelihatan kasual, fun dan tetap dalam alur yang elegan. Sedangkan detail seperti neckline yang rendah tanpa melupakan belitan turban dari jersey dan sutra mengingatkan akan penampilan khas dari Rudolf Nureyev.

Courtesy of Dior

Courtesy of Dior

Sedangkan kehadiran tailoring yang ditilik balik secara kontemporer, cutting yang lebih nyaman dengan double-breasted berkancing satu, yang menggabungkan antara savoir faire rumah mode ini dengan kualitas material yang digunakan dalam permainan warna abu-abu, beige dan cokelat.  

Courtesy of Dior

Sebagai penutup dalam ritme cresendo, tampil sekitar 20 look couture. Sebagai sebuah selebrasi warisan rumah mode Dior dengan tampilan jumpsuit hitam berkelip dari sulaman kelopak bunga yang terbuat dari tulle dengan mutiara, inspirasi dari sequined evening gown Christian Dior tahun 1950 untuk dipakai oleh seorang balerina terkenal Margot Fonteyn. Kehadiran secara magistral kimono couture keperakan, inspirasi kimono kepunyaan Rudolf Nurevey dengan teknik pembuatan tekstil dari Jepang yang distingtif dari generasi ke generasi. Koleksinya menyuguhkan potongan couture yang tidak sering ditemukan, terutama untuk koleksi pria.

Show di kota Paris sebelumnya, Kim Jones memberi sebuah kejutan dengan kemunculan para model dari lantai show, dan kali ini, kejutan muncul di akhir show dimana para model berdiri statik dan secara  perlahan stage sentral mulai berputar dihadapan para pecinta fashion dan sederetan selebriti di rank pertama seperti Kate Moss dan Lila Moss, Jay Chou, Pharell Williams serta TXT dari Korea selatan. 

BACA JUGA: Siapakah Kim Jones? Simak 10 Fakta Tentang Direktur Kreatif Dior Men dan Fendi