Minggu ini benar-benar menjadi momen besar bagi dunia berita mode. Dimulai dengan pengumuman dari Dries Van Noten bahwa Julian Klausner, yang telah lama menjadi tangan kanan sang pendiri, akan mengambil alih sebagai direktur kreatif. Kemudian, pernyataan emosional dari John Galliano melalui Instagram mengenai kepergiannya dari Maison Margiela turut mencuri perhatian. Namun, dua pengumuman terbesar datang pada Kamis, ketika diumumkan bahwa Louise Trotter, yang sebelumnya di Carven, akan menggantikan Matthieu Blazy di Bottega Veneta. Sementara itu, Matthieu akan menuju Chanel untuk posisi direktur kreatif yang sudah lama menjadi bahan spekulasi dan sangat didambakan.
BACA JUGA: 14 Momen Terbaik Matthieu Blazy di Bottega Veneta
Dalam beberapa bulan terakhir, dunia mode dipenuhi pembicaraan mengenai siapa yang akan pindah ke mana dan kapan. Posisi puncak di Chanel telah kosong sejak Virginie Viard mundur pada Juni, posisi di Dries terbuka sejak Maret, dan rumor mengenai perubahan di Bottega, Dior, Margiela, dan Fendi terus berhembus sepanjang musim panas hingga musim gugur.
Selain berita minggu ini, banyak yang percaya bahwa pertunjukan terakhir Jonathan Anderson untuk Loewe pada bulan September mungkin menjadi yang terakhir baginya. Jika ini benar, dan jika rumor tentang Martina Tiefenthaler atau Glenn Martens menuju Margiela terbukti akurat, maka kita akan menghadapi tahun yang luar biasa seru di dunia mode mewah, dengan perubahan besar yang terus berlanjut.
Dries Van Noten Spring 2025
Sejak pandemi, dan mungkin bahkan sebelum itu, puncak dunia mode tampaknya berada dalam keadaan stagnan. Tren terasa mati atau membingungkan, pakaian sebagian besar bersifat utilitarian atau monoton, dan semuanya menjadi sangat mahal. Hal ini sebagian besar dipengaruhi oleh algoritma media sosial yang mendikte cara berpakaian dan apa yang harus dibeli, serta perlambatan ekonomi global dan persaingan yang semakin ketat di pasar mode mewah. Meskipun banyak talenta dengan visi menarik sedang bekerja di industri ini, para kritikus mode, baik dalam tulisan maupun pembicaraan tertutup, mengakui bahwa belakangan ini mereka merasa bosan. Jika Anda menghitung setiap kali seorang desainer menggunakan kata "Real" untuk menggambarkan koleksinya dalam dua musim terakhir, Anda mungkin kehilangan hitungan. Ada rasa kolektif bahwa dunia mode sedang padam atas sebagian kilau kreatifnya, meninggalkan kekosongan yang sulit diisi. Kejutan dan kesenangan tampaknya menjadi hal yang langka.
Namun, gelombang mulai berubah, dan suasana mulai bergeser. Lihat saja para desainer yang meraih penghargaan di CFDA Awards tahun ini: Raul Lopez dari Luar, Willy Chavarria, Rachel Scott dari Diotima, dan Henry Zankov, semuanya adalah desainer independen yang mengubah lanskap mode Amerika dengan visi yang menyoroti kerajinan, kreativitas, pengalaman hidup, dan komunitas yang kurang terwakili. Di tempat lain, label baru seperti Hodakova, pemenang LVMH Prize, dan Dilara Findikoglu, desainer asal Inggris, telah berhasil masuk ke budaya populer dengan momen-momen besar di karpet merah, berkat dukungan dari nama-nama seperti Cate Blanchett dan Chloe Sevigny. Langkah besar lainnya adalah rumah-rumah mode mewah yang kini mulai mengambil risiko dengan talenta baru dan nama-nama yang relatif belum dikenal, sebuah langkah signifikan menuju pembaruan kreatif di industri ini.
Carven Spring 2025
Semua dimulai pada akhir 2023, ketika Sean McGirr ditunjuk untuk memimpin McQueen dan Sabato De Sarno mengambil alih di Gucci. Keduanya adalah figur di balik layar yang tiba-tiba mendapat sorotan besar, dan meskipun mereka menghadapi ekspektasi yang hampir mustahil, mereka perlahan namun pasti mulai mengembangkan kode rumah mode masing-masing dengan cara yang unik. Julian dan Louise pun tampaknya memiliki potensi besar untuk sukses. Julian memahami dengan mendalam semangat Dries Van Noten setelah bertahun-tahun bekerja dekat dengan pendirinya, sementara Louise kini memiliki kesempatan untuk membawa bakat luar biasanya ke salah satu rumah mode paling ikonis di Italia (dan akhirnya, seorang perempuan diberi posisi ini!).
Adapun pengangkatan Matthieu di Chanel, pekerjaan yang diimpikan hampir semua desainer, bahkan Marc Jacobs, rasanya memang sudah sangat tepat. Matthieu telah mengukir kesuksesan besar di Bottega Veneta: narasi desainnya sederhana dan tanpa kesan pretensi, namun perhatiannya pada detail dan kecintaannya pada kerajinan tangan berada di tingkat yang sangat tinggi. Nilai yang ia tanamkan pada karya buatan tangan, keahlian artisan, dan humanitas dalam desainnya memberikan angin segar di dunia mode yang sering kali mengorbankan kreativitas demi mengejar kesuksesan komersial.
Pesona pribadi Matthieu terasa menyatu dalam pakaian dan aksesori yang ia desain, semuanya dibuat dengan integritas luar biasa namun selalu diselingi sentuhan keceriaan. Desainnya mencerminkan keseriusan dalam kualitas tetapi juga rasa humor, menarik penggemar mulai dari A$AP Rocky, Jacob Elordi, hingga Erykah Badu dan Kendall Jenner. Chanel kini berada di tangan seseorang yang mampu menjaga warisannya sekaligus membawa visi baru yang menarik.
Kegembiraan adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan Chanel dalam beberapa tahun terakhir. Setelah wafatnya Karl Lagerfeld, Direktur Kreatif legendaris rumah mode ini, pada tahun 2019, ia meninggalkan warisan yang tak tergantikan. Namun, ia juga meninggalkan peluang besar untuk mengembalikan unsur ceria, glamor, dan terkadang nyentrik yang ia pelopori di Chanel. Ingatlah koleksi kalung double-C yang bertumpuk di atas tweed merah muda cerah, tas berbentuk bola basket dan troli belanja, serta set runway yang mengubah Grand Palais menjadi latar film yang memukau? Itulah Chanel yang dirindukan semua orang. Itulah mode yang dirindukan. Kembali ke nuansa fantasi dan keajaiban. Dengan Matthieu Blazy di posisi puncak, formula itu (kami harapkan) dapat Matthieu wujudkan, disempurnakan dengan sudut pandangnya yang unik dan kejeniusan teknisnya.
Bottega Veneta Spring 2025
Meskipun Matthieu telah membangun karier yang mengesankan sejauh ini, ia, seperti Jonathan Anderson yang dikabarkan menjadi kandidat untuk Dior, adalah bagian dari gelombang baru kreatif yang mendorong perubahan di dunia mode. Tahun 2025 dan seterusnya tampaknya akan penuh dengan ide-ide segar dan keberanian untuk mengambil risiko, menjanjikan era baru yang memikat.
Namun, minggu ini juga menjadi momen duka dengan berpulangnya Polly Mellen, editor dan stylist mode legendaris, pada usia 100 tahun. Sebagai pendukung setia desainer muda dan talenta kreatif independen, ia pasti akan merasa sangat antusias melihat perubahan besar ini. Dalam wawancaranya dengan Interview pada 2010, Mellen mengenang sebuah nasihat bijak dari editor Carmel Snow saat ia bekerja di Harper’s Bazaar:
“Selalu luangkan waktu untuk bertemu dengan desainer. Tidak peduli sebesar atau sekecil apa mereka. Anda tidak hanya perlu bertemu dengan nama-nama besar. Anda tidak pernah tahu apa yang akan muncul di sudut berikutnya dan talenta yang akan menjadi penting.”
Kata-kata ini, lebih dari satu dekade kemudian, terasa semakin relevan, mengingat masa depan mode yang kini penuh janji dan memiliki energi baru yang segar.
BACA JUGA:
16 Momen Terbaik John Galliano di Maison Margiela
Louise Trotter Resmi Menjadi Direktur Kreatif Bottega Veneta
(Penulis: Brooke Bobb; Artikel disadur dari BAZAAR US; Alih bahasa: Hejira Rachmanto; Foto: Courtesy of BAZAAR US)