Mungkin Bangkok dan Phuket adalah dua lokasi yang terlintas di benak Anda ketika ingin berkelana di negara tetangga, Thailand. Meski berpergian ke luar negeri belum menjadi pilihan yang tepat, mengingat kita semua di tengah masa pandemi, bukan berarti destinasi liburan tidak boleh diintip secara virtual. Mungkin tahun depan atau dua tahun lagi, sekarang menjadi waktu yang tepat untuk mencari destinasi (dan juga menabung).
Jika Anda memilih untuk mengeksplorasi kawasan Asia Tenggara, mungkin berkunjung (atau datang kembali) ke Thailand dapat menjadi pilihan. Bila Anda ingin berbelanja dan menikmati hiruk pikuk ibukota, Bangkok tentu menjadi pilihan yang cocok, tetapi bila keindahan alam beserta ketenangan adalah dua hal yang Anda butuhkan, mungkin Koh Lanta adalah destinasi yang cocok.
Melalui perjalanan udara dari pusat kota Bangkok ke Krabi selama kurang lebih satu jam dan kemudian memakan waktu 90 menit perjalanan sampai ke tempat penginapan, Koh Lanta adalah sebuah pulau di negara ini yang mulai menyambut para turis sejak tiga puluh tahun lalu. Meski telah menjadi destinasi wisata selama tiga dekade, pulau seolah-olah tidak pernah berubah, mulai dari keindahan pesisir tanpa jejak kaki hingga hutan rindang yang menjadi tempat tinggal monyet makaka.
Meski pusat kota Krabi mulai kental dengan kehadiran turis dan Phuket telah menjadi destinasi wajib untuk relaksasi, Koh Lanta masih menawarkan pengalaman otentik budaya dan keindahan alam dari Negara Gajah Putih tersebut. Mungkin ketika para supir taksi di Bangkok mendengar nama Koh Lanta sebagai tujuan Anda, mereka tidak akan lepas dari pertanyaan alasan Anda berkunjung ke sana, tetapi pengalaman terbaik sebuah negara tersimpan baik dalam pulau tersebut.
Layaknya semua destinasi rahasia di setiap negara, terlepas dari perubahan gaya hidup modern termasuk pariwisata yang tidak jarang mengorbankan kondisi lingkungan alam, memiliki cara tersendiri untuk menjaga otentisitasnya. Hal tersebut juga dilakukan oleh masyarakat setempat yang bersama-sama menjaga kondisi alam Koh Lanta agar dalam kondisi baik bagi generasi mendatang.
“Kini, turis lebih banyak mencari pengalaman di lokasi yang kaya akan keindahan alam dan dalam kondisi yang baik. Kami adalah salah satu pihak yang terus melestarikan keindahan alam tersebut,” ungkap Anurat Tiyaphorn, pemilik Pimala Resort & Spa, tempat penginapan bintang lima pertama di Koh Lanta.
Kaitan erat dengan pulau dan pusat lokasi dari Pantai Kantiang, Pimalai dirancang untuk mendorong pelestarian alam bawah laut melalui Scubafish Dive Center dan Lanta Diver mengampanyekan pelestarian serta penjagaan koral yang berada di kawasan pesisir Koh Haa dan Koh Rok. Kampanye tersebut meliputi merawat koral-koral yang masih hidup sebelum kemudian direlokasi ke area laut yang baru. “Lebih banyak cara dan pola pikir yang ramah lingkungan dibandingkan sebelumnya,” ungkap salah satu anggota Lanta Diver, Naiyana Leethongdee.
Selain bawah laut, tim dari Pimalai mengajak para tamu beserta masyarakat setempat untuk melakukan pembersihan Pantai Kantiang setiap bulan untuk menjaga kondisi destinasi utama dari pulau ini. Dengan sampah yang terkumpul kemudian akan melalui proses daur ulang untuk menjadi kerajinan tangan seperti tas dan gelang yang kemudian dijual di sebuah toko berlokasi di Kota Tua Koh Lanta.
Pimalai juga melakukan program edukasi sebagai salah satu bagian dari gerakan Rak Lanta (Cinta Lanta) yang mengajak komunitas lokal, pemilik bisnis, dan sekolah untuk mendaur ulang materi yang tidak dapat membusuk atau terurai dengan cepat, serta menyediakan tempat pembuangan sampah di Pantai Kantiang.
Pimalai sebagai salah satu tempat penginapan terbesar di Koh Lanta berusaha meningkatkan kepekaan masyarakat dan memperkenalkan Koh Lanta sebagai salah satu destinasi wisata yang ramah lingkungan dan dapat menjadi destinasi wajib dalam daftar liburan Anda di masa mendatang.
(Penulis: Vanessa Masli)