Duchess Meghan dan Pangeran Harry Bergabung dengan Para Pemimpin Dunia untuk Memblokir AI Superinteligensi

Lebih dari 800 tokoh publik menandatangani surat terbuka yang menyerukan “pelarangan pengembangan superinteligensi” hingga tercapai “konsensus ilmiah yang luas bahwa hal itu dapat dilakukan dengan aman dan terkendali.”

Foto: Courtesy of BAZAAR US


Sejak mundur dari peran senior mereka di keluarga kerajaan, Duchess Meghan dan Pangeran Harry semakin lantang dalam aktivitas advokasinya. Minggu ini, keduanya bergabung dengan lebih dari 800 tokoh publik dalam seruan menentang kecerdasan buatan “superintelligent” AI.

BACA JUGA: Perkembangan Dunia Virtual yang Semakin Sempurnakan Sesi Berbelanja Online

Pada hari Rabu, sebuah surat terbuka diterbitkan oleh Future of Life Institute (FLI), organisasi nirlaba yang berfokus pada pengurangan risiko dari teknologi yang berpotensi mengubah peradaban.

“Kami menyerukan pelarangan pengembangan superintelligent, yang tidak boleh dicabut sebelum tercapai konsensus ilmiah yang luas bahwa hal tersebut dapat dilakukan dengan aman dan terkendali, serta mendapat dukungan kuat dari publik,” demikian bunyi awal surat tersebut.

Bersama Duke dan Duchess of Sussex, dua tokoh terkemuka yang turut menandatangani dokumen tersebut adalah Geoffrey Hinton dan Yoshua Bengio, pelopor teknologi kecerdasan buatan yang kerap dijuluki sebagai “ayah baptis” AI.

Tokoh lain yang turut mendukung di antaranya adalah aktor Joseph Gordon-Levitt dan Stephen Fry, mantan Presiden Irlandia Mary Robinson, salah satu pendiri Apple Steve Wozniak, serta berbagai politisi, ilmuwan, selebritas, dan pemimpin agama.

Pangeran Harry sendiri menambahkan catatan pribadi, menulis: “Masa depan AI seharusnya melayani kemanusiaan, bukan menggantikannya. Saya percaya ujian sejati dari kemajuan bukanlah seberapa cepat kita bergerak, melainkan seberapa bijak kita mengarahkannya. Tidak ada kesempatan kedua.”

Foto: Courtesy of BAZAAR US

Langkah ini menandai aksi terbaru yang diambil pasangan Sussex dalam upaya menekan dampak berbahaya dari perkembangan AI.

Beberapa minggu lalu, salah satu divisi dari Archewell Foundation milik mereka bekerja sama dengan organisasi nirlaba ParentsTogether, dalam kemitraan yang bertujuan melindungi anak-anak dari risiko yang berkaitan dengan AI.

Sebagai orang tua dari dua anak, Pangeran Archie (6) dan Putri Lilibet (4). Harry dan Meghan sangat tegas dalam komitmennya untuk melindungi buah hati mereka di tengah lanskap teknologi yang terus berkembang.

Dalam wawancara bersama CBS News Sunday Morning pada tahun 2024, Duchess Meghan mengungkap tantangan yang mereka hadapi sebagai orang tua masa kini. “Anak-anak kami masih kecil... Mereka luar biasa,” ujarnya kepada pewawancara Jane Pauley. “Namun yang paling diinginkan setiap orang tua hanyalah melindungi anaknya. Jadi, melihat apa yang terjadi di dunia daring saat ini, kami tahu masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, dan kami bersyukur bisa menjadi bagian dari perubahan yang membawa kebaikan.”

BACA JUGA:

Masa Depan Dunia Fashion di Era Kecerdasan Buatan

Duchess Meghan dan Pangeran Harry Tampil Serasi dalam Setelan Hitam Elegan di Gala New York City

(Penulis: Joel Calfee; Artikel disadur dari BAZAAR US; Alih bahasa: Emily Naima; Foto: Courtesy of Bazaar US)