Anting Divas’ Dream dengan mutiara mother-of-pearl dan berlian pavé, Bvlgari
Anting bermotif kipas dan cincin Divas’ Dream dengan hiasan mutiara mother-of-pearl dengan pavé berlian di jari tengah kiri, di jari tengah dan di jari manis kanan, jam tangan Serpenti Seduttori dengan bezel berlian dan
dial opaline putih, cincin Serpenti Viper di jari telunjuk kanan dan gelang berlapis, Bvlgari.
Gaun payet, Michael Kors Collection
Kalung Tubogas di lapisan teratas, kalung bertakhtakan berlian, dan kalung di bawahnya, gelang Tubogas di lengan kanan, kiri dan gelang berlapis, dan jam tangan Serpenti bermotif kepala ular di lengan kiri, Bvlgari.
Gaun kulit, Diesel
Anting hoop B.zero1, cincin B.zero1 di jari telunjuk dan di jari tengah, kalung Serpenti dan kalung Divas’ Dream dengan berlian pavé, Bvlgari.
Atasan one-shoulder, Nana Jacqueline
Anting Divas’ Dream dengan onyx hitam berlian dan kalung berlapis berbahan onyx hitam, kalung Tubogas bertakhtakan stud pavé berlian dan dua gelang berlapis, cincin B.zero1 Rock di jari telunjuk kanan, cincin Serpenti Viper di jari tengah kiri, jam tangan Bvlgari dengan case emas kuning dan dial opaline hitam, dan gelang Serpenti berlapis, Bvlgari.
Setelan jaket dan rok dengan detail tali serut, Blumarine.
Atasan dalam, Fancì Club
Harper’s Bazaar (HB): Saat ini, Anda pastinya sedang mendapat respons-respons terhadap single Dirty Work. Bagi Karina, apa arti lagu ini?
Karina (K): Ini adalah lagu yang sudah saya ingin coba sejak lama sebelum akhirnya dirilis. Saya mendengar ulang lagu-lagu seperti Armageddon, Whiplash, dan dibandingkan dengan Dirty Work, begitu mendengar ketiganya, kami langsung berkata, “Ini lagu kita!” Di antara semua, Dirty Work adalah lagu yang paling melibatkan keempat member secara aktif. Justru karena itu, saat harus merilisnya paling akhir, saya merasa agak khawatir. BPM (ketukan musiknya) lebih lambat dibanding lagu-lagu kami lainnya, dan nuansanya easy listening, jadi saya sempat berpikir, orang mungkin akan merasa asing (dibanding lagu Aespa lainnya). Dan memang ada cukup banyak respons yang berkata hal yang sama.
BACA JUGA: Bvlgari Luncurkan Koleksi Polychroma dalam Perayaan Megah di Taormina, Sisilia
HB: Berbeda dari koreografi khas Aespa yang unik, kali ini groove (dalam lagu Dirty Work) justru lebih menonjol. Banyak fans berkata, mereka sangat suka melihat Anda tampil dengan gaya hiphop, betulkah?
K: Betul. Lagu ini memang lebih kental nuansa hiphop daripada fokus pada koreografi yang rumit. Banyak tarian dengan gerakannya memusat pada gravitasi rendah pada genre hiphop, dan karena saya cenderung mengeluarkan seluruh tenaga saat menari, kekuatan saya lumayan baik. Jadi, kali ini saya dapat mempelajarinya lebih cepat daripada lagu-lagu lainnya.
HB: Hari ini, sebagai ikon cover star Bazaar, Anda tampil bersama berbagai jam tangan dan perhiasan Bvlgari. Bagaimana pengalaman pemotretannya?
K: Saya seorang Katolik, jadi biasanya hanya memakai cincin rosario (tertawa). Tapi sekarang, saya mulai tertarik pada berbagai jenis perhiasan. Dalam keseharian, saya suka rambut dan makeup yang simpel seperti hari ini, lalu membiarkan perhiasan menjadi sentuhan yang menguatkan tampilan. Saya suka desain- desain detail pada koleksi jam tangan Bvlgari. Ini pertama kalinya saya mencoba jam tangan Serpenti yang melingkar di pergelangan tangan, dan saya langsung jatuh hati.
HB: Anda baru saja menyelesaikan tur dunia kedua selama 10 bulan dan kini bersiap untuk tur baru. Apa yang pertama kali terlintas di pikiran setelah menyelesaikan tur panjang tersebut?
K: Saya berpikir, “Kami berhasil!” (tertawa). Karena saya berusaha untuk menikmati setiap momen. Meski durasinya panjang, tur akan terasa sangat menyenangkan. Jika ada hari libur, saya pasti mencoba makanan khas negara tersebut. Saya juga suka mengunjungi landmark kota yang disinggahi. Rasanya luar biasa bisa tampil di begitu banyak kota. Dan yang menarik, setiap negara punya energi penonton yang benar-benar berbeda.
HB: Apakah ada perbedaan yang Anda rasakan dibanding tur pertama?
K: Saat tur pertama, saya fokus untuk menampilkan segalanya secara sempurna, sesuai format yang sudah ditentukan. Bahkan posisi di panggung pun kami latih sesuai nomor urut (tertawa). Tetapi, kali ini, (tindakan) saya lebih spontan. Misalnya, langsung turun mendekati fans, atau menambahkan aksi di panggung agar dapat bermain bersama mereka.
HB: Berarti, sekarang Anda lebih santai dan menikmati setiap momen. Tapi kami pun mendengar, Anda justru sering gugup sebelum tampil, dan hal tersebut cukup mengejutkan. Dalam wawancara sebelumnya, Anda pernah bilang kalau Anda justru menikmati rasa gugup itu. Apa rahasianya?
K: Sebelum naik panggung, saya selalu bilang, “Sepertinya saya enggak bisa, saya ingin kabur,” sambil gemetar seperti pohon ditiup angin. Tapi, saya merasa sangat hidup dari rasa gugup tersebut. Saya bisa terus menerima dan menyadari emosi-emosi baru. Saat bekerja, demi efisiensi, kami (member Aespa) sering kali mengabaikan perasaan-perasaan kami. Tapi kemudian saya menyadari, “Saya masih gemetaran seperti ini!” (tertawa) lantas saya merenung. Winter dan Ningning jarang merasa gugup, tapi Giselle dan saya sering (gugup). Jadi kami saling menyemangati, seperti mengatakan “Kamu pasti bisa! Kamu keren sekali! Suka ataupun tidak, harus jalan terus,” pada satu sama lain.
HB: Di akun media sosial Anda, banyak sekali foto-foto Anda yang sedang menikmati berbagai kota, seperti museum Prado atau bukit Montmartre, bahkan penggemar Anda menyebutnya sebagai “Karina Course?”
K: (Hal-hal tersebut) Terjadi setelah saya selesai tampil (di kota dan negara-negara berbeda), lalu saya merasa lega dan senang sekali. “Hari ini (saya) benar-benar sudah bersenang-senang. Sekarang waktunya istirahat,” (tertawa). Setelah saya istirahat total, saya kembali ke panggung. Saat turun dari panggung, saya berusaha mengingat, “Saya ini Yu Ji-Min (nama asli Karina).” Sejak debut, perbedaan persona di panggung dan di luar panggung saya memang tidak terlalu besar. Dulu, saya sempat bertanya- tanya, “apakah ini salah?” Mengingat besarnya cinta penggemar- penggemar terhadap saya. Tapi di tur kali ini, saya justru yakin, membedakan sisi “Karina” dan “Yu Ji-Min” adalah hal yang penting.

Cincin Divas’ Dream berhias carnelian di jari telunjuk kanan, cincin pavé berliandi jari tengah kanan, telunjuk kiri dan cincin dengan mutiara mother-of- pearl dengan berlian pavé di jari manis kiri, cincin B.zero1 di jari manis kanan, di jari tengah kiri dan gelang di masing-masing lengan, dan kalung Serpenti full pavé dengan berlian, Bvlgari.
Jaket kulit, Nana Jacqueline
Cincin Divas’ Dream berhias mutiara mother-of-pearl di jari tengah kanan, dua cincin dengan mother-of-pearl dengan berlian pavé di jari kelingking kanan, cincin Serpenti Viper di jari kelingking kiri, cincin B.zero1 di jari manis kanan, di jari manis kiri, dan telunjuk kiri, dan cincin Serpenti Viper di jari kelingking kiri, Bvlgari.
Atasan belted strap dan sarung tangan kulit, milik stylist
Anting hoop B.zero1 dengan berlian pavé dan cincin di jari tengah dan manis kanan, kalung rantai B.zero1 Rock dengan liontin stud bundar yang dipadukan dengan choker, cincin di jari telunjuk kiri, gelang bertakhtakan stud berlian pavé, dan gelang Tubogas berlapis, Bvlgari.
Halterneck, YCH.
Inner top dan celana pendek, milik stylist
HB: Kenapa menurut Anda penting menjaga sisi “Yu Ji-Min”?
K: Saya mulai menjadi trainee agak terlambat, jadi saya sempat menjalani kehidupan sekolah seperti remaja lainnya. Selama lima tahun mematuhi aturan, tentu banyak mengalami kesulitan untuk beradaptasi. Saya pun melihat banyak teman-teman yang menjadi trainee di usia muda menjadi bingung soal identitas diri mereka. Sejak itu, saya punya keinginan besar untuk tetap mempertahankan pendirian (dari diri sendiri) meski sekarang saya sudah menjadi idol. Sampai sekarang, saya masih mencari cara untuk tetap bekerja tanpa kehilangan sisi “Yu Ji-Min”.
HB: Anda juga pernah tampil solo, seperti kolaborasi dengan band Jannabi, hingga dalam lagu Up tahun lalu. Benarkah lagu itu awalnya dibuat untuk rangkaian penampilan solo pada konser grup Anda?
K: Betul, awalnya memang untuk penampilan solo saya pada konser Aespa. Tapi berkat permintaan penggemar-penggemar saya untuk dirilis dalam bentuk digital, akhirnya lagu tersebut dirilis. Menurut saya, bekerja sebagai tim (dalam Aespa) dan mengharmonisasikan persona kami untuk kegiatan grup sangat menyenangkan, tetapi mengerjakan semua hal dengan cara saya sendiri pun juga menyenangkan.
HB: Apakah ada genre atau lagu yang ingin Anda coba suatu hari nanti?
K: Saya sangat suka R&B dan jazz, walaupun sulit membayangkan diri saya membawakannya (tertawa dengan malu). Meski saya akan terus mengutamakan hiphop sebagai genre utama, saya ingin setidaknya saya merilis lagu dengan genre tersebut (hiphop dan jazz), walau hanya sebagai track tambahan.
HB: Aespa sudah memenangkan banyak penghargaan sejak debut, tapi tahun ini kalian meraih Billboard Women in Music 2025, pasti rasanya lebih istimewa.
K: Menerima penghargaan di acara bersejarah seperti itu dan fakta bahwa para musisi yang saya kagumi menyaksikan penampilan kami terasa surreal. Rasanya seperti mimpi yang tak pernah terbayangkan tiba-tiba menjadi kenyataan. Melihat penggemar kami bersorak memberi saya begitu banyak kekuatan. Dari kejauhan pun saya bisa melihat semua lightstick (kami), dan saya sangat bersyukur. Melihat para solois menguasai panggung memberi kami motivasi untuk menunjukkan sinergi yang lebih besar lagi sebagai grup beranggotakan empat orang. Tentu saja, kami juga terus berkata, “Tyla dan Doechii cantik sekali!” (tertawa)
Cincin B.zero1 di jari telunjuk dan tengah kanan, anting hoop dengan pavé berlian, gelang B.zero1 berlapis, dan cincin di jari telunjuk dan tengah kiri, cincin Serpenti Viper di jari manis kanan, gelang pavé berlian dan gelang full pavé berlian, dan cincin di jari manis kiri, kalung Serpenti bermotif ular, kalung Divas’ Dream pavé berlian, dan jam tangan Serpenti Seduttori Automatic dengan bezel bertakhtakan berlian dengan case baja tahan karat dan dial opaline putih di lengan kiri, Bvlgari.
Atasan one-shoulder dan rok, Nana Jacqueline
HB: Setelah enam tahun debut, identitas Aespa sudah kuat di mata publik. Apa yang Anda pikirkan untuk langkah berikutnya?
K: Saat mempersiapkan comeback, kami banyak berdiskusi tentang apa yang bisa kami tunjukkan selain karakter khas Aespa. Kami sadar, meski publik selalu melihat kami dengan segar, secara internal kami pun harus bertanya, “Apakah kami terlalu main aman?” Contohnya, kami langsung menyukai (lagu) Armageddon saat pertama kali dengar, tapi ternyata ada (beberapa orang) yang mengatakan lagunya sulit dan terdengar asing. Mungkin karena kami hanya mendengar lagu “khas Aespa”, jadi kami tidak menyadari reaksi itu. Kesimpulannya, kami sepakat untuk mencoba lagu-lagu yang menurut kami benar-benar menantang.
HB: Anda pernah berkata ingin menjadi “kakak yang baik” bagi member- member Anda, bahkan lebih dari sekadar “leader yang baik.” Tetapi, adakah momen di mana Anda tetap harus mengambil peran sebagai leader?
K: Sebenarnya, hubungan kami tetap seperti teman dekat, tetapi tergantung pekerjaan, kadang kami bergantian memegang peran leader. Tapi, jika menyangkut keputusan yang harus diambil, saya yang biasanya mulai bicara, saya akan berkata, “Jadi, mau bagaimana? Mari kita putuskan sekarang.” Rasanya seperti kakak tertua di rumah yang sedang membagi tugas, seperti contohnya mengatakan “Kamu beli tahu, lalu kamu yang membereskan rumah!” (sambil tertawa)
HB: Apa arti para member Aespa bagi Anda?
K: Untuk saat ini sepertinya agak rumit (untuk mengartikan), karena kami sudah sangat mengenal satu sama lain. Kami bahkan bisa menebak reaksi dan perasaan satu sama lain tentang suatu tindakan, jadi kami lebih berhati- hati (pada perkataan dan tindakan masing-masing). Bahkan, jika seseorang melakukan sesuatu yang orang lain tidak akan mengerti, di antara kami sudah mengerti dan menanggapinya dengan berpikir, “Memang begitulah dia,” dan kami memahaminya. Kami bisa saling memberi nasihat mendalam dan menghibur satu sama lain. Akhir-akhir ini, dengan jadwal solo masing-masing, kami lebih sulit untuk berkumpul, tapi saat kami tinggal bersama, kami selalu bertemu seminggu sekali untuk membicarakan segalanya. Lalu, kami akan menanggapi cerita satu sama lain seperti, “Saya berharap Anda tidak melakukan ini” atau “Saya berterima kasih untuk itu (tindakan dan perkataan satu sama lain),” (tertawa), Itu sudah menjadi budaya kami sejak masa trainee.”
HB: Anda bilang setiap akhir tahun, Anda merefleksikan hal baru yang sudah dicoba. Tahun ini, apa hal baru yang Anda lakukan?
K: Saya ingin punya hobi di luar pekerjaan, jadi kesimpulannya saya ingin mencoba semua hal. Saat saya berulang tahun, saya membuat kerajinan dari keramik dan ternyata sangat menyenangkan. Berpikir fokus pada proses pembuatannya tanpa memikirkan hal lain itu rasanya menenangkan. Saya pikir, jika ke depannya saya sedang menghadapi masa sulit, saya akan melakukannya lagi. Saya pun suka menulis dengan pensil, sehingga sekarang saya mulai melakukan penyalinan tulisan tangan (copywriting).
HB: Seperti apa Anda membayangkan diri Anda di lima tahun mendatang?
K: Saya ingin selalu membuat pilihan dengan berani. Bermain aman terus- menerus adalah hal yang paling saya takutkan. Selama saya bisa bekerja dengan member (Aespa) dan orang-orang baik di sekeliling saya sambil tetap bersenang-senang, saya tidak meminta lebih.
Cincin B.zero1 di jari tengah dan manis kanan dan cincin di jari manis kiri, gelang rantai B.zero1 Rock dengan full pavé berlian, dua kalung Divas’ Dream masing-masing berhias berlian dan mutiara mother-of-pearl, dua kalung masing-masing berhias berlian dan mutiara mother-of-pearl, dan cincin dengan mutiara mother-of-pearl di jari telunjuk kiri, anting hoop Serpenti Viper full berlian pavé, dan dua jam tangan Serpenti Tubogas bermotif kepala ular, Bvlgari.
Atasan, Self-Portrait
Anting Divas’ Dream dengan mutiara mother-of-pearl dan berlian, kalung dengan malachite dan berlian, cincin di jari tengah kanan, cincin berhias malachite di jari telunjuk kiri, cincin B.zero1 di jari telunjuk kanan, cincin Serpenti Viper di jari manis kiri dan gelang berlapis, jam tangan Lvcea dengan rose gold dan baja tahan karat serta automatic movement, Bvlgari.
Jaket, rok, dan sabuk, Alexander McQueen.
Atasan dalam, milik stylist
Portofolio ini:
Fotografer: Go Wontae
Editor Fashion: Yun Hyeyoung
Makeup: Cho Eunbee
Hair: Yoon Seoha
Nail: Lim Miseoung
Stylist: Choi Misun
Set stylist: Han Songyee
Asisten: Kim Jinwoo
Desain: Han Sangyeong
BACA JUGA:
Bvlgari Resort Bali Sambut Il Ristorante, Niko Romito: Tonggak Baru Kuliner Italia di Pulau Dewata
Dua Jam Tangan Bvlgari Yang Mencuri Perhatian di Watches & Wonders 2025
