Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Cara Menyusun Jadwal Diet Intermittent Fasting untuk Pemula agar Lebih Maksimal

Panduan praktis menyusun jadwal intermittent fasting pemula agar diet lebih sehat, konsisten, dan maksimal.

Cara Menyusun Jadwal Diet Intermittent Fasting untuk Pemula agar Lebih Maksimal
Foto: Courtesy of ROMAN ODINTSOV/Pexels

Memulai diet intermittent fasting bagi pemula tentu membutuhkan perencanaan yang matang agar hasilnya bisa maksimal dan tetap menyehatkan. Pola diet ini pada dasarnya mengatur jam makan dan jam puasa, sehingga tubuh bisa beradaptasi untuk membakar lemak lebih efektif. Namun, banyak orang yang gagal karena tidak memiliki jadwal teratur atau kurang memahami cara menyusunnya. Tips menyusun jadwal intermittent fasting yang tepat antara lain dengan memilih metode yang sesuai, misalnya pola 16:8 atau 14:10 yang lebih ringan untuk pemula.

Dalam praktiknya, pastikan Anda menentukan jam makan sesuai rutinitas harian, sehingga tidak mengganggu aktivitas penting. Selain itu, pilih makanan bernutrisi seimbang pada jam makan, bukan sekadar asal kenyang, agar energi tetap stabil. Jangan lupa perhatikan asupan cairan dengan memperbanyak minum air putih, teh tawar, atau kopi tanpa gula selama jam puasa. Konsistensi juga menjadi kunci penting, karena tubuh butuh waktu untuk beradaptasi dengan pola baru. Dengan menyusun jadwal yang jelas dan realistis, intermittent fasting tidak hanya membantu menurunkan berat badan, tetapi juga meningkatkan metabolisme serta menjaga kesehatan jangka panjang.

BACA JUGA: Kesalahan Umum Intermittent Fasting yang Perlu Anda Hindari

10 tips sederhana untuk menjalani intermittent fasting dengan hasil maksimal.

Courtesy of Freepik

1. Pilih Metode yang Sesuai

Untuk pemula, memilih metode intermittent fasting yang sesuai sangat penting agar tubuh lebih mudah beradaptasi. Anda bisa memulai dengan pola 12:12 atau 14:10 sebelum mencoba 16:8 yang lebih ketat. Pemilihan metode yang tepat membantu mengurangi rasa lapar berlebihan, mencegah kelelahan, sekaligus menjaga konsistensi. Dengan begitu, tubuh bisa terbiasa secara perlahan tanpa tekanan, sehingga hasil diet lebih sehat, realistis, dan bisa dijalani dalam jangka panjang.

2. Serasikan dengan Rutinitas Harian

Agar lebih mudah dijalani, jadwal intermittent fasting sebaiknya disesuaikan dengan aktivitas harian Anda. Pilih jam makan yang tidak mengganggu pekerjaan, sekolah, atau rutinitas keluarga. Dengan begitu, pola makan tetap terkontrol tanpa mengorbankan produktivitas. Penyesuaian jadwal ini membantu Anda lebih konsisten, karena diet terasa alami dalam keseharian. Hasilnya, intermittent fasting tidak terasa sebagai beban, melainkan gaya hidup yang menyehatkan.

3. Konsisten dengan Jadwal

Kunci keberhasilan intermittent fasting adalah konsistensi dalam menjalankan jadwal yang sudah ditentukan. Hindari sering mengubah jam makan atau waktu puasa, karena hal itu bisa membuat tubuh sulit beradaptasi. Dengan konsistensi, metabolisme menjadi lebih teratur, sehingga tubuh lebih cepat membakar lemak. Selain itu, jadwal yang stabil juga membantu menjaga kualitas tidur, energi harian, dan menurunkan rasa lapar berlebihan.

4. Awali dengan Puasa Singkat

Bagi pemula, lebih baik memulai dengan puasa singkat seperti pola 12:12 atau 14:10. Hal ini membantu tubuh beradaptasi secara perlahan tanpa merasa tertekan. Dengan awalan yang ringan, rasa lapar tetap bisa dikendalikan, sehingga Anda tidak mudah menyerah. Seiring berjalannya waktu, Anda dapat meningkatkan durasi puasa sesuai kemampuan tubuh. Cara ini jauh lebih efektif dibanding langsung menjalani pola ekstrem.

5. Pilih Makanan Bernutrisi

Saat tiba jam makan, pilihlah makanan bergizi seimbang agar tubuh mendapat energi cukup. Fokus pada protein, serat, lemak sehat, serta vitamin dan mineral dari sayur serta buah. Hindari makanan tinggi gula atau lemak jenuh, karena bisa membuat energi tidak stabil. Dengan pilihan makanan tepat, tubuh tetap bertenaga, rasa kenyang lebih lama, dan hasil diet intermittent fasting terasa lebih maksimal serta sehat.

6. Jangan Lewatkan Asupan Cairan

Saat berpuasa, tubuh tetap membutuhkan asupan cairan agar terhidrasi dengan baik. Minumlah air putih, teh tawar, atau kopi tanpa gula selama jam puasa untuk menjaga metabolisme tetap optimal. Hindari minuman manis atau bersoda karena bisa mengganggu proses pembakaran lemak. Dengan cairan cukup, tubuh lebih segar, fokus tetap terjaga, serta rasa lapar lebih mudah dikendalikan sepanjang hari.

7. Perhatikan Waktu Tidur

Tidur cukup sangat memengaruhi keberhasilan intermittent fasting. Kurang tidur bisa meningkatkan hormon lapar, membuat Anda sulit bertahan selama jam puasa. Usahakan tidur minimal 7–8 jam setiap malam agar tubuh lebih bugar. Dengan kualitas tidur yang baik, metabolisme tetap stabil, energi lebih terjaga, serta hasil diet menjadi lebih efektif. Pola tidur sehat juga mendukung konsistensi jangka panjang.

8. Hindari Makan Berlebihan

Saat jam makan tiba, jangan tergoda untuk makan berlebihan sebagai “balas dendam” setelah puasa. Makanlah secukupnya dengan porsi terkontrol agar kalori tidak berlebihan. Jika terlalu banyak, justru bisa membuat perut kembung, lemas, atau menambah berat badan. Kuncinya adalah makan perlahan, nikmati setiap suapan, dan pilih menu bergizi. Dengan begitu, manfaat intermittent fasting benar-benar terasa optimal.

9. Dengarkan "Sinyal" Tubuh

Setiap tubuh memiliki kemampuan berbeda dalam beradaptasi dengan intermittent fasting. Jika merasa terlalu lelah, pusing, atau tidak nyaman, jangan dipaksakan. Dengarkan sinyal tubuh Anda dan sesuaikan jadwal jika perlu. Diet ini seharusnya mendukung kesehatan, bukan menyiksa. Dengan memahami reaksi tubuh, Anda bisa menemukan pola yang lebih tepat, sehat, dan berkelanjutan dalam jangka panjang.

10. Catat Perkembangan Secara Berkala

Mencatat perkembangan berat badan, energi, dan kondisi tubuh bisa membantu memantau keberhasilan intermittent fasting. Dengan evaluasi rutin, Anda bisa mengetahui pola mana yang efektif dan apa yang perlu diperbaiki. Catatan ini juga memberi motivasi ketika melihat perubahan positif yang sudah dicapai. Dengan langkah sederhana ini, perjalanan diet terasa lebih terarah, realistis, dan konsisten.

BACA JUGA: 

7 Jenis Beras yang Baik untuk Diet dan Bantu Turunkan Berat Badan Secara Sehat

Benarkah Yoga Dapat Menurunkan Berat Badan?

(Edited by SS)