Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Kesalahan Umum Intermittent Fasting yang Perlu Anda Hindari

Hindari kesalahan umum intermittent fasting agar hasil optimal, tubuh sehat, dan tujuan diet tercapai dengan maksimal.

Kesalahan Umum Intermittent Fasting yang Perlu Anda Hindari
Courtesy of Freepik

Intermittent fasting menjadi salah satu metode populer untuk menjaga berat badan dan kesehatan, namun banyak orang tidak menyadari bahwa kesalahan kecil dapat menggagalkan hasil yang diharapkan. Beberapa kesalahan umum meliputi memilih jendela makan yang tidak sesuai kebutuhan tubuh, mengonsumsi makanan berkalori tinggi secara berlebihan saat waktu makan, kurang minum air, hingga mengabaikan asupan gizi seimbang. Selain itu, perubahan pola makan yang terlalu drastis tanpa adaptasi bertahap bisa memicu rasa lemas, pusing, bahkan gangguan pencernaan.

Tidak memperhatikan kualitas tidur dan terlalu memaksakan olahraga berat saat fase puasa juga dapat memperburuk kondisi tubuh. Padahal, kunci sukses intermittent fasting adalah keseimbangan antara pengaturan waktu makan, pemilihan menu bernutrisi, dan gaya hidup sehat yang mendukung metabolisme. Dengan menghindari kesalahan-kesalahan tersebut, Anda dapat memaksimalkan manfaat intermittent fasting, mulai dari peningkatan energi, penurunan berat badan yang sehat, hingga perbaikan fungsi tubuh secara keseluruhan.

Apa itu Intermittent Fasting?

Intermittent fasting adalah pola makan yang mengatur siklus antara periode berpuasa dan periode makan dalam jangka waktu tertentu. Berbeda dengan diet yang membatasi jenis makanan, metode ini lebih menekankan pada pengaturan waktu makan untuk memberi tubuh jeda dari proses pencernaan, sehingga dapat memicu berbagai manfaat kesehatan. Selama periode puasa, tubuh akan menggunakan cadangan energi dari lemak, membantu menurunkan berat badan, meningkatkan sensitivitas insulin, dan mendukung proses detoks alami.

Beberapa metode populer termasuk pola 16/8 (puasa 16 jam, makan 8 jam), 5:2 (makan normal 5 hari, membatasi kalori 2 hari), dan eat-stop-eat (puasa 24 jam sekali atau dua kali seminggu). Intermittent fasting juga diyakini membantu meningkatkan fokus, energi, serta kesehatan metabolisme secara keseluruhan. Namun, penerapannya perlu disesuaikan dengan kondisi tubuh, pola hidup, dan kebutuhan nutrisi agar hasilnya optimal serta aman dijalankan dalam jangka panjang.

Courtesy of Freepik

Berikut 10 kesalahan intermittent fasting

1. Memilih Jendela Puasa yang Tidak Sesuai

Menentukan waktu puasa yang terlalu panjang atau tidak sesuai dengan rutinitas harian dapat membuat tubuh mudah lemas dan sulit beradaptasi. Pemula sebaiknya memulai dengan durasi yang lebih singkat, seperti pola 12/12 atau 14/10, sebelum beralih ke 16/8. Jendela puasa yang sesuai akan membantu menjaga energi dan mencegah rasa lapar berlebihan. Dengan menyesuaikan waktu puasa secara bertahap, tubuh akan lebih mudah menyesuaikan metabolisme, sehingga manfaat intermittent fasting dapat dirasakan secara optimal tanpa membebani kesehatan.

2. Makan Berlebihan Saat Jendela Makan

Banyak orang menganggap jendela makan adalah waktu bebas untuk mengonsumsi apa saja, sehingga asupan kalori justru berlebihan. Kebiasaan ini dapat menggagalkan tujuan intermittent fasting, terutama untuk penurunan berat badan. Meskipun ada waktu makan terbatas, penting memilih makanan bergizi seimbang, rendah gula, dan kaya serat agar rasa kenyang lebih tahan lama. Mengontrol porsi makan juga membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Dengan begitu, intermittent fasting dapat memberikan hasil maksimal tanpa membahayakan kesehatan.

3. Kurang Minum Air Putih

Selama berpuasa, tubuh tetap memerlukan asupan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi, menjaga metabolisme, dan mendukung fungsi organ. Kesalahan yang sering terjadi adalah mengabaikan minum air putih karena tidak merasa haus atau terlalu fokus pada waktu makan. Padahal, kekurangan cairan dapat menyebabkan sakit kepala, kelelahan, dan penurunan konsentrasi. Disarankan minum air secara teratur di luar jam puasa, minimal 8 gelas sehari. Hidrasi yang cukup akan membuat tubuh lebih segar, membantu pencernaan, dan memaksimalkan manfaat intermittent fasting.

4. Mengonsumsi Makanan Tinggi Gula dan Olahan

Mengisi jendela makan dengan makanan manis, cepat saji, atau olahan tinggi lemak jenuh dapat menghambat manfaat intermittent fasting. Gula berlebih meningkatkan risiko lonjakan gula darah, membuat tubuh cepat lapar kembali. Sebaiknya pilih makanan utuh seperti sayur, buah, protein tanpa lemak, dan biji-bijian untuk menjaga kestabilan energi. Mengurangi konsumsi makanan olahan juga membantu memperbaiki kualitas tidur dan metabolisme. Dengan memilih asupan bernutrisi, intermittent fasting tidak hanya membantu menurunkan berat badan, tetapi juga meningkatkan kesehatan secara menyeluruh.

5. Mengabaikan Kebutuhan Nutrisi Seimbang

Intermittent fasting bukan berarti mengurangi asupan gizi penting. Kesalahan yang sering terjadi adalah hanya fokus pada waktu makan tanpa memperhatikan kualitas makanan. Tubuh tetap memerlukan protein, serat, vitamin, dan mineral untuk menjaga fungsi organ. Jika nutrisi tidak seimbang, Anda berisiko mengalami kelelahan, rambut rontok, dan penurunan imunitas. Pastikan setiap makanan yang dikonsumsi mengandung kombinasi gizi lengkap. Dengan menjaga keseimbangan nutrisi, intermittent fasting akan lebih efektif memberikan manfaat kesehatan jangka panjang tanpa mengorbankan energi dan vitalitas tubuh.

6. Tidak Memberi Waktu Adaptasi pada Tubuh

Beralih ke pola intermittent fasting secara tiba-tiba tanpa adaptasi dapat membuat tubuh kaget, memicu rasa lapar ekstrem, lemas, atau pusing. Kesalahan ini sering membuat orang cepat menyerah. Sebaiknya mulai dengan pola yang lebih ringan, lalu tingkatkan durasinya bertahap. Proses adaptasi yang perlahan akan membantu tubuh menyesuaikan metabolisme, sehingga manfaat puasa lebih terasa. Dengan memberi waktu tubuh beradaptasi, intermittent fasting dapat dijalankan secara konsisten dan menjadi bagian dari gaya hidup sehat jangka panjang.

7. Melewatkan Waktu Tidur yang Cukup

Kurang tidur dapat mengganggu metabolisme dan membuat rasa lapar meningkat, sehingga tujuan intermittent fasting sulit tercapai. Kesalahan ini sering terjadi karena orang terlalu fokus pada jadwal makan dan puasa, tetapi mengabaikan kualitas istirahat. Tidur cukup 7–9 jam setiap malam membantu tubuh memperbaiki sel, mengatur hormon, dan menjaga energi selama puasa. Dengan pola tidur yang teratur, intermittent fasting akan lebih efektif dalam membantu pengelolaan berat badan dan meningkatkan kesehatan secara menyeluruh.

8. Melakukan Olahraga Berat saat Puasa

Berolahraga memang bermanfaat, tetapi melakukan olahraga intensitas tinggi di tengah puasa dapat membuat tubuh kekurangan energi, dehidrasi, bahkan cedera. Kesalahan ini sering terjadi pada mereka yang ingin hasil cepat. Lebih baik pilih olahraga ringan seperti jalan kaki, yoga, atau peregangan selama puasa, dan simpan olahraga intens setelah berbuka. Dengan cara ini, tubuh tetap bugar tanpa mengganggu proses pembakaran lemak alami. Mengatur jenis dan waktu olahraga akan membantu intermittent fasting berjalan lebih aman dan efektif.

9. Tidak Konsisten Menjalankannya

Intermittent fasting memerlukan konsistensi agar manfaatnya terasa. Kesalahan yang sering terjadi adalah menjalankannya hanya beberapa hari lalu berhenti, atau sering mengubah-ubah pola tanpa tujuan jelas. Kurangnya disiplin membuat tubuh sulit beradaptasi dan manfaat pun berkurang. Sebaiknya pilih satu metode yang sesuai, lalu jalankan secara konsisten selama beberapa minggu untuk melihat hasilnya. Dengan disiplin, intermittent fasting akan menjadi kebiasaan sehat yang membantu menjaga berat badan, energi, dan kesehatan jangka panjang.

10. Mengabaikan Sinyal Tubuh

Memaksakan diri berpuasa meskipun tubuh menunjukkan tanda lemas, pusing, atau sakit dapat berisiko bagi kesehatan. Kesalahan ini sering terjadi karena terlalu fokus pada target tanpa memperhatikan kondisi tubuh. Intermittent fasting seharusnya memberi manfaat, bukan membuat tubuh tertekan. Dengarkan sinyal tubuh, istirahat saat perlu, dan sesuaikan jadwal puasa bila diperlukan. Dengan begitu, Anda tetap mendapatkan manfaat kesehatan tanpa mengorbankan kesejahteraan fisik dan mental, serta dapat menjalankan pola ini dalam jangka panjang dengan nyaman.

BACA JUGA: 

Menu Diet Tanpa Nasi: Tetap Makan Enak Menuju Berat Badan Ideal

7 Jenis Beras yang Baik untuk Diet dan Bantu Turunkan Berat Badan Secara Sehat

Diet 7 Hari Turun 15 Kg? Ini Fakta yang Perlu Anda Tahu