Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Sandyakala Smara: Surat Cinta Denny Wirawan Untuk Batik Kudus

Narasi sarat tradisi dikemas penuh drama.

Sandyakala Smara: Surat Cinta Denny Wirawan Untuk Batik Kudus

Bertempat di Kudus, Jawa Tengah, desainer Denny Wirawan kembali mempersembahkan sederet kreasi fenomenal yang menyorot keelokan wastra Nusantara batik Kudus.

Kali ini, dalam tajuk Sandyakala Smara yang memiliki makna cinta yang terbenam di langit senja. Helatan akbar yang menjadi perayaan sewindu kemitraan sang desainer dengan Bakti Budaya Djarum Foundation ini mengajak para pelanggan setia, media, dan pengamat mode mengikuti perjalanan kembali ke tempat asal kelahiran tekstil Batik Kudus di Kudus, Jawa Tengah, tempat yang kerap dijuluki kota kretek. Yang lebih spesial lagi, rumah adat historis Yasa Amrta menjadi latar belakang magis sekaligus sarat sejarah.

 

Membuka pergelaran spektakuler kali ini, Happy Salma mempersembahkan monolog penuh cinta akan keindahan kebaya dan batik Kudus serta ragam influensi budayanya, mulai dari Tanah Air, Arab, Eropa, hingga kultur Tionghoa. Yang mengikuti untuk sekuens pertama adalah sederet siluet kebaya bergaya encim dengan balutan kain batik Kudus dalam perpaduan harmonis palet subtil putih, emas, dan rona pastel.

Detail dengan intrikasi tinggi yang identik dengan Denny Wirawan kembali hadir lewat wujud bordir, payet, aksen pita deng, dan potongan lengan menggembung. Harmonisasi ragam material mengilap taffeta, organza, serta brokat dengan kain batik juga diembuskan napas luks lewat padu padan aksesori sarat tradisi hasil kerja sama dengan EPA Jewel yang mentranslasikan keindahan ragam flora dan motif dari batik Kudus ke dalam koleksi perhiasan kalung, anting, gelang, serta aksesori rambut.

Perlahan, palet subtil diikuti dengan saturasi vibran yang lebih cerah termasuk perpaduan kontras rona merah, hijau olive, kuning, emas, biru, hingga oranye terang. Aksen untaian kristal serta formasi payet dengan kerja tangan presisi menghias sederet luaran jaket, kemudian siluet feminin dikemas dramatis via potongan lengan exaggerated dan peplum.

Siluet potongan cheongsam dan terjemahan elemen oriental juga mendominasi, kembali menekankan influensi budaya Tionghoa yang kental dengan estetika peranakan. Acara kali ini juga berpuncak dengan jamuan penuh selebrasi bagi setiap yang datang dengan seleksi kudapan khas daerah Kudus serta iringan lagu para musisi tradisional setempat. Selamat untuk segenap tim dan pihak yang terlibat untuk persembahan kali ini! 

 

(Foto: Courtesy of Denny Wirawan, Indonesia Kaya, Bakti Budaya Djarum Foundation)