Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Tradisi Kerajaan dalam Pakaian Berkabung

Aturan berpakaian untuk acara khusyuk telah diterapkan selama berabad-abad.

Tradisi Kerajaan dalam Pakaian Berkabung

Hari ini, dunia mengucapkan selamat tinggal kepada Ratu Elizabeth II, monarki yang paling lama memerintah dalam sejarah Inggris. Di Westminster Abbey, anggota keluarganya berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir. Seperti pemakaman pada umumnya, aturan berpakaian hitam dan suram tetap dipatuhi, meski keluarga kerajaan memiliki aturan tersendiri untuk momen-momen kekhidmatan seperti ini. 

Baca juga: Foto-Foto Pemakaman Ratu Elizabeth II

Anggota keluarga kerajaan dengan gelar militer diharapkan mengenakan pakaian militer seremonial. Raja Charles mengenakan seragam seremonial penuh dengan medali, termasuk Field Marshal Baton emas dan beludru merah, yang diberikan Ratu kepadanya pada tahun 2012 saat ia mendapatkan posisi tersebut. Pangeran Edward, Putri Anne dan Pangeran William, semuanya mengenakan seragam militer dan medali. Pangeran Andrew dan Harry, yang bukan merupakan bangsawan pekerja resmi, mengenakan pakaian sipil – dasi hitam dengan mantel hitam – namun tetap mengenakan medali-medali mereka.

Untuk anggota keluarga kerajaan wanita, tradisi menetapkan mereka untuk mengenakan pakaian serba warna hitam, dengan topi hitam dan kerudung sebagai opsional. Hari ini, Camilla, Ratu Permaisuri; Catherine, Putri Wales; Meghan, Duchess of Sussex; dan Sophie, Countess of Wessex, semuanya berkomitmen dengan kode pakaian ini, sama seperti yang dilakukan Putri Beatrice dan Putri Eugenie. Bahkan Putri Charlotte pun mengenakan topi hitam.

Mengenakan kerudung merupakan tradisi berkabung kerajaan. Kerudung berkisi-kisi adalah interpretasi modern dari aturan ini. Ketika Ratu, ibu dan saudara perempuannya menghadiri pemakaman ayahnya pada Februari 1952 silam, kerudungnya panjang dan tidak tembus pandang.

Ratu, Ibu Suri dan Putri Margaret di pemakaman George VI pada tahun 1952

Meskipun kita dengan teguh mengasosiasikan warna hitam dengan berkabung, pemakaian warna hitam hanya menjadi kode standar berkabung di abad ke-19. Sebelumnya, tradisi 'berkabung putih' telah melekat di antara keluarga kerajaan. Tradisi yang didirikan oleh Mary, Ratu Skotlandia yang mengenakan pakaian putih untuk melambangkan hilangnya anggota keluarganya di akhir abad ke-16. Ibu Suri pun menganut seragam kuno ini hingga akhir tahun 1938, di pemakaman ibunya sendiri, nenek dari Ratu Elizabeth.

Gaun berkabung hitam secara resmi didirikan oleh Ratu Victoria, dan sering disebut sebagai 'janda abadi' karena ia tetap mengenakan pakaian serba hitam sejak kematian suaminya yang tercinta, Pangeran Albert, pada tahun 1861, hingga kematiannya sendiri pada tahun 1901. Ia juga memulai tradisi mengenakan mutiara - satu-satunya perhiasan yang ia kenakan selama periode ini - karena hal itu mereka melambangkan kesedihan dan air mata.

Tradisi itu pun terus diterapkan hingga saat ini. Untuk pemakaman mendiang, beberapa anggota keluarga Ratu mengenakan mutiara, dari Catherine, Putri Wales, dan Meghan, Duchess of Sussex, dan Zara Tindall, cucu sang Ratu. Terlebih, kebanyak dari mutiara yang dikenakan adalah potongan yang diberikan kepada mereka oleh Ratu sendiri. Sebuah penghormatan publik namun intim.

Baca juga: 

Semua Foto Prosesi Peti Mati Ratu Elizabeth II

Anak-Anak dari Ratu Elizabeth Berjalan di Belakang Peti Matinya dalam Upacara Pemakaman

(Penulis: Marie-Claire Chappet; Artikel ini disadur dari Bazaar UK; Alih bahasa: Aimee Mihardja; Foto: Courtesy of BAZAAR UK)