Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Tips Berbicara Di Muka Umum Dari Erwin Parengkuan

Bagaimanakah cara Erwin Parengkuan menghadapi atensi di depan umum?

Tips Berbicara Di Muka Umum Dari Erwin Parengkuan

Kemampuan orang berkomunikasi merupakan aset utama yang harus dimiliki setiap orang untuk mengejar kesuksesan dalam karier dan kehidupan. Kalimat tersebut dikutip dari buku terbaru Erwin Parengkuan yang bertajuk How Not to Give a Boring Speech. 



Menurut sang penulis yang sudah 32 tahun berkecimpung di atas panggung hiburan, ia banyak sekali belajar dari setiap panggung yang berbeda.

“Dalam kata lain, buku ini adalah rumus yang saya pelajari dari mulai menjadi penyiar di broadcasting media, bagian dari tim kreatif, MC, presenter televisi, hingga lima belas tahun belakangan yang aktif sebagain fasilitator,” tuturnya pada acara peluncuran buku ke-tujuhnya tersebut di Perpustakan Nasional Republik Indonesia.



Meski dapat ditelaah lebih dalam lagi, 5 hal berikut ini yang memiliki dampak paling besar ketika sedang menjadi pusat perhatian di muka umum:


1. Bahasa Tubuh

Ketika sedang jadi pembicara, bahasa tubuh Anda menjadi elemen yang terdepan dan paling diperlihatkan oleh para audience.

Bahasa tubuh berkontirbusi sebanyak 55% dan terlihat dari cara Anda berdiri, berintraksi, hingga penampilan menarik dari sisi busana, karena orang yang berbusana secara rapi akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk didengar dan diperhatikan.




2. Suara

Penyampaian pesan juga dinilai dari seberapa pandai Anda mengatur intonasi suara Anda kepada penonton. 


3. Kata-Kata

Sebelum Anda dapat memilih rangkuman kata yang tepat, Anda harus melakukan riset terlebih dahulu. Seperti topik apa yang Anda hendak bahas, target audience, dan juga lokasi.




4. Riset

Ketiga hal diatas tidak akan berhasil tanpa adanya persiapan sang pembiacara terhadap topik dan konten. Setiap topik yang hendak dibahas pasti harus memiliki bagian opening, dimana sang pembicara akan memberikan sedikit perkenalan terhadap apa yang akan hendak dibahas. 


Lalu content atau isi, bagian yang sangat penting dari sebuah speech. Menurut Erwin, seseorang yang bercerita menggunakan pengalamannya sendiri akan mendapatkan perhatian atau level of engagement yang lebih tinggi dibanding yang bercerita berdasarkan berita di televisi ataupun media lainnya. 


“Jika Anda selesai menyampaikan informasi yang Anda hendak sampaikan, maka lakukanlah prinsip 3T,” ujar Erwin. 3T adalah terstruktur, terarah, dan tuntas.


Ketika Anda merasa sudah melakukan ketiga hal tersebut, lalu sudahilah speech tersebut dengan cara merangkum informasi penting, selipkan konten yang menyentuh perasaan audiens, dan berikan kalimat penutup di akhir pidato yang bersifat mengajak audiens untuk bertindak.


5. Kesan

“Kesan pertama terjadi di bawah delapan detik, dimulai sejak Anda memasuki ruangan, berjalan, duduk, berdiri, dan akhirnya membuka mulut,” tulis Erwin di halaman 23 dari buku How Not to Give a Boring Speech.


Ulasan mengenai berpidato ini diadaptasi dari buku How Not To Give A Boring Speech – Strategi Sukses Berpidato Secara Efektif karya Erwin Parengkuan. 


(Foto: THANANIT SUNTIVIRIYANON©123RF.com, lightpoet©123RF.com)