Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

30 Kali atau 30 Tahun, Berapa Lama Seharusnya Pakaian Anda Bertahan?

Selama bertahun-tahun, tolok ukur untuk membeli barang baru adalah minimal dipakai 30 kali, tetapi apakah ini cukup?

30 Kali atau 30 Tahun, Berapa Lama Seharusnya Pakaian Anda Bertahan?

Pernahkah Anda menemukan diri Anda mempertimbangkan membeli gaun baru dan bertanya kepada diri sendiri, akankah saya benar-benar memakai ini? Bayangkan menambahkan item baru ke lemari Anda dan hitunglah semua kombinasi pakaian yang dapat dipasangkan. Hal itu dapat membantu memutuskan untuk menambah barang itu ke keranjang atau keluar dari situsnya. 

Selama bertahun-tahun, tolok ukur untuk membeli pakaian baru adalah ketika pakaian yang di rumah telah dikenakan untuk minimal 30 kali. Ide ini pertama kali digagas dari 30 Wears Challenge yang dibuat oleh co-founder Eco Age, Livia Firth dan jurnalis, Lucy Seigle, pada tahun 2015. "Itu adalah lingkungan mode yang sangat berbeda karena ada kesadaran yang jauh lebih sedikit, dan juga lebih sedikit rumah mode yang mempraktikkan sustainability," Livia menjelaskan. "Begitu banyak orang datang kepada saya dan bertanya, 'Di mana seharusnya saya berbelanja? Apa saja yang harus saya beli?'" Sejak itu, para pegiat slow-fashion menggunakan nomor 30 ini sebagai standar minimum sebelum membeli pakaian baru. 

"Pada saat ide itu diciptakan, gagasan ini membantu mendorong orang untuk berpikir ulang tentang cara mereka mengonsumsi," jelaskan Emma Slade Edmondson, konsultan keberlanjutan, penulis, dan pembawa acara podcast, Mixed Up. Dalam tujuh tahun terakhir ini, sustainability telah menjadi topik hangat. Belakangan ini, Emma menjelaskan bagaimana "percakapan pasti lebih cerdas, bijaksana dan dalam," apalagi ketika berbicara tentang fashion. "Orang-orang mulai mempertimbangkan sustainability dan nilai-nilai yang terkait ketika harus membuat keputusan untuk membeli yang baru selagi bertanya pakaian mereka yang lama akan ditaruh kemana," tutur Emma. 

"Agar fashion menjadi sustainable, mode harus melakukan arti dari kata itu sendiri, yaitu bertahan dengan waktu"

Meskipun kesadaran publik sedang meningkat, industri fashion masih penuh dengan masalah. Tidak hanya produksi yang kebanyakan, konsumsi pakaian murah yang berlebihan, dan banyak sekali yang hanya mengenakan sebuah pakaian sekali, ada juga kurangnya infrastruktur produksi yang sisa bahan akhirnya tertinggal di tempat pembuangan sampah, dan juga cara produksi fashion yang penuh dengan bahan intensif karbon, air, dan bahan kimia. Semua ini membuat kita bertanya, apakah aturan minimal 30 kali pakai masih merupakan tolok ukur yang berguna untuk berbelanja dengan lebih bijaksana?

Orsola de Castro, co-founder dari Fashion Revolution dan penulis dari buku Loved Clothes Last, percaya bahwa evolusi natural dari ide Livia dan Lucy adalah penekanan yang lebih besar atas tanggung jawab panjang umurnya pakaian kita. "Saya terus merombak pakaian saya, jadi bagi saya, untuk dikenakan 30 kali sepertinya tidak cukup. Saya lebih tertarik dengan 3,000 kali pakai! Tapi umur panjang dari sebuah pakaian tidak selalu ditentukan dengan seberapa banyak Anda memakainya, tetapi dengan berapa lama Anda berniat untuk menyimpannya," tutur Orsola. "Sampai baru-baru ini, kami dapat melihat akhir dari pakaian kami, tetapi sekarang, kami diizinkan untuk tidak bertanggung jawab atas barang-barang kami. Tentunya kepemilikan berarti tanggung jawab."

Itu tidak berarti kita harus menyimpan pakaian yang kita tidak kenakan hingga akhirnya lemari pakaian kita penuh. Selera, gaya hidup, dan tubuh kita terus berubah seiringnya waktu dan juga dengan bertambahnya usia, jadi secara realistis, kita tidak bisa mengharap untuk mengenakan pakaian yang sama untuk selamanya. Untungnya, sekarang ada lebih banyak pilihan untuk membantu kami memperpanjang usia pakaian kami. Bisa jadi dengan mengubah atau memperbaikinya di tempat-tempat seperti Sojo atau Seam, mungkin menyewakan pakaian Anda ke layanan sewa seperti Loanhood atau By Rotation, menjual kembali di Depop atau Vestaire Collective, atau bertukar dan memberi sebagai hadiah. Dengan begitu banyak solusi ekonomi sirkular yang tersedia, 30 kali pakai hanya menjadi awal dari masa pakai pakaian kami. 

"Anda perlu memahami apa saja yang Anda beli, dan apa yang di dalam pakaian Anda"

Untuk membeli barang-barang berkualitas dan merawatnya dengan benar sehingga mereka dapat bertahan dengan waktu itu sangat penting. "Agar fashion menjadi sustainable, mode harus melakukan arti dari kata itu sendiri, yaitu bertahan dengan waktu," tutur Livia. Ini adalah masalah pengetahuan," tambah Orsola. "Anda perlu memahami apa yang Anda beli, apa yang ada di dalam pakaian Anda, dan pakaian Anda terbuat dari apa, agar dapat menjaganya sebaik mungkin. Semua informasi bawaan yang kita miliki untuk banyak hal lain dalam hidup kita perlu kita terapkan pada pakaian kita."

"Apa yang kami lakukan dengan pakaian kami sebenarnya adalah warisan kami," tutur Emma. Tentu saja, meskipun dibutuhkan sedikit lebih banyak waktu dan upaya untuk menemukan cara baru dan kreatif untuk memperpanjang usia dari pakaian kita, hasilnya untuk lemari pakaian dan planet semuanya berharga. "Seperti semua hal yang patut dilakukan dalam kehidupan, Anda harus terus praktekan."

Baca juga: 

Siasat Membatasi Kehidupan Pribadi Anda dengan Tempat Kerja

Cate Sevilla, penulis buku How To Work Without Losing Your Mind, membagikan sarannya.

15 Produk Kecantikan yang Dukung Sustainable dengan Konsep Refillable

(Penulis: Megan Doyle; Artikel ini disadur dari Bazaar UK; Alih bahasa: Aimee Mihardja; Foto: Courtesy of BAZAAR UK)