Monogram dan damier, dua hal yang identik dengan rumah mode asal Prancis, Louis Vuitton. Dikenal dengan karyanya sebagai pengrajin kulit artisanal, Louis Vuitton tidak melupakan akarnya sebagai pionir luxury travel. Selain fashion, komitmen mereka terhadap voyage juga diproduksi dengan kualitas tinggi, ini bisa dilihat dari Carnets de Voyage, dan tentu saja Objets Nomades.
BACA JUGA: Butik Baru Louis Vuitton Bertema Nusantara
Sejak tahun 2010, Louis Vuitton memulai publikasi in-house dengan mengeluarkan seri Travel Books yang berkolaborasi dengan para seniman. Singkat cerita, tahun ini Louis Vuitton mengeluarkan dua titel baru, yakni Indonesia dan Amsterdam. Indonesia menjadi buku ke-26 dari seri ini. Seniman yang diajak berkolaborasi kali ini adalah Atak, seniman asal Jerman, untuk seri Indonesia. Kemudian ada Laurent Cilluffo, seniman dari Lille, untuk seri Amsterdam.
Keduanya menumpahkan ekspresi mereka sesuai dengan gayanya sendiri. Warna-warna vibran memenuhi halaman Travel Book Indonesia by Atak. Ragam warna, kultur dan budaya jadi kekayaan negara Indonesia yang digambar oleh Atak Georgbarber. Sendirinya, Atak adalah seorang pelukis dan ilustrator kontemporer. Kebanyakan waktunya ia mengajar dan juga penulis buku untuk anak.
Louis Vuitton Travel Book bertujuan untuk mengundang para seniman ternama dan para talenta baru di dunia untuk mengunjungi destinasi yang belum pernah mereka datangi. Melalui pengamatan serta pengalaman yang dirasakan langsung oleh sang seniman, seri publikasi ini terus berkembang.
Sementara Laurent Cilluffo yang identik dengan elemen grafisnya menggambarkan kota Amsterdam dengan kadar humor yang sempurna. Portofolio impresif sudah dibangun Laurent sejak lama. Banyak klien Laurent, di antaranya publikasi The New Yorker, New York Times, dan The Neighbors, yang gemas akan ‘garis’ dan bentuk geometrical yang menjadi ciri khasnya.
BACA JUGA:
Louis Vuitton The Place Bangkok: Destinasi Impian Bagi Para Penggemar Fashion
10 Buku Terbaik yang Harus Dibaca Sepanjang Hidup Anda
