Seperti yang kita ketahui, sepeda menjadi salah satu pilihan olahraga yang sedang digemari oleh masyarakat. Hobi ini juga digeluti oleh Sigi Wimala yang merupakan seorang model dan ibu dua anak. Kepada Dave Hendrik, Sigi bercerita tentang alasan ia jatuh cinta kepada dunia sepeda dan tanggapannya mengenai komunitas sepeda yang disebut-sebut menjadi salah satu penyumbang terbesar dari angka kenaikan pasien Covid di Indonesia.
Alasan Sigi jatuh cinta dengan dunia sepeda
Ketika ditanya alasan utama Sigi Wimala menekuni hobi bersepeda ini. Sigi pun menjelaskan alasannya. “Pertama biar tidak bosan, awalnya ingin lebih mengeksplor kota Jakarta. And I met a lot of new friends during cycling. Yang dulunya mungkin biasa ketemunya di bar sekarang ketemunya pagi jam 5 which is very positive we can see more people sleep early, sekarang mereka tidur jam 9 paling maksimal jam 10, makan lebih dijaga, tidurnya juga 8 jam karena harus bangun pagi," ujar ibu dari dua anak perempuan tersebut.
"So you can see all of this transformation di teman-teman. Well they’re very healthy now. They take care of their bodies more and see that transformation kayak memberikan energi positif juga ke kita. Kita selalu diingatkan bahwa our health is very important apalagi sekarang ya. It’s good to know that everyone takes better care of themselves. Seperti cuci tangan kalau dulu kan mungkin we take things for granted, kita cuci tangan saja malas, terus we don't have that level of consideration terhadap kesehatan orang lain, kalau sakit aja dulu flu, batuk, atau pilek masih saja masuk kerja, masuk sekolah, dan tidak pakai masker. Tapi sekarang kita diingatkan bahwa kita menggunakan masker atau kalau kita sakit dan kita diam di rumah itu for other people dan tidak hanya untuk kita pribadi saja, tapi untuk menghormati serta menghargai orang lain juga. Jadi kenapa aku memilih hobi sepedaan balik lagi aku merasa ini seperti huge reminder in your face bahwa kalau kita hangout with people yang punya hobi yang menyehatkan dan positif it’s very good. It’s uplifting-lah," lanjutnya.
Tanggapan Sigi mengenai komunitas sepeda & pandemi Covid-19
Dave sempat melontarkan pertanyaan tentang, berita yang menyatakan bahwa angka kasus Covid-19 bertambah dikarenakan orang-orang yang bekerja di kantor dan komunitas, tentu salah satu komunitas itu adalah pesepeda, lalu bagaimana Sigi menanggapinya?
“Ya saya harus akui, kadang we sometimes lupa dengan pentingnya social distancing and I’m guilty as charged juga, I’m not saying that I didn’t do anything wrong, saya sendiri juga merasa a bit meng-underestimate situasi tapi kita saling mengingatkan saja. But we can’t judge anyone, we can’t point fingers, we can only point fingers to ourselves, karena saya juga tidak bisa bilang ‘oh, itu gara-gara ini nih anak sepeda atau kantoran sudah dibuka, atau ini sudah mulai syuting dan sebagainya’. We can’t point fingers, tapi this is our problem, dan kita sendiri yang harus bertanggung jawab dengan diri kita masing-masing. Saat itu aku juga ngerasa all we can do is mengurangi kontak dengan orang. Kalau misalnya dulu komunitas bisa sampai 10-15 orang, sekarang hanya small groups, maksimal 5 orang untuk sepedaan. Dan kalau sudah selesai sepedaan kalau bisa langsung pulang, but if you want to have drinks or coffee jangan lupa pakai masker. Always social distancing itu harus selalu diingat.”
Baca juga: Sigi Wimala Bagi Tips Memilih Sepeda untuk Pemula
Baca juga: Sempat Krisis Identitas, Kini Sigi Wimala Percaya Diri Lagi
Nantikan video perbincangan lengkap Dave Hendrik bersama Sigi Wimala di kanal YouTube Harper's Bazaar Indonesia segera!
(Foto: Courtesy of Instagram @sigiwimala)