
“Seperti semua desainer sejati, Valentino memiliki tampilan dan gaya dengan ciri khasnya sendiri,” ujar Donatella Versace dalam buku terbaru terbitan Taschen berjudul Valentino: A Grand Italian Epic. “Dan seperti semua desainer hebat, ia setia pada gayanya selama bertahun-tahun, tak peduli dengan tren yang silih berganti.”
BACA JUGA: Putri Naomi Watts Tampil Memukau dalam Debutnya di Runway Valentino
Dibimbing oleh penulis mode legendaris Suzy Menkes dan Matt Tyrnauer, seorang koresponden spesial untuk Vanity Fair, buku ini menjadi penghormatan terhadap dedikasi Valentino pada apa yang disebut oleh Suzy sebagai “kemewahan yang lembut, sensual, dan manis” yang tetap bertahan meski tren era seperti grunge dan minimalisme mendominasi.
Buku setebal 576 halaman yang dirilis pada 10 Juni ini merupakan perpaduan antara estetika visual dan sejarah. Kutipan dari orang-orang terdekat Valentino, termasuk dari dirinya sendiri dan rekan bisnisnya, Giancarlo Giammetti memetakan asal-usul PR fashion, iklan modern, dan prêt-à-porter. Foto-foto penuh kemewahan menampilkan keagungan rancangan Valentino di tengah pesta mewah khas Italia. Sketsa, editorial majalah, dan iklan lawas memperkaya narasi visual yang ditampilkan.

Valentino Clemente Ludovico Garavani lahir pada tahun 1932 di kota kecil Voghera, di selatan Milan. Ia sempat menempuh pendidikan di School of Art and Fashion di Milan namun pengalaman paling berharga justru ia dapatkan saat magang di beberapa rumah mode couture Paris pada era 1950-an. Dikenal lewat gaya feminin yang mewah ala rococo dengan sentuhan satin, renda, dan sifon, Valentino kemudian membangun dan memimpin panggung haute couture Italia. Setelah membuka rumah modenya di Roma pada tahun 1959, ia dengan cepat menarik perhatian klien setia dari kalangan elit yang menjadi salah satu rahasia terbesar dari kesuksesannya.
Valentino merancang gaun pernikahan kedua untuk Ibu Negara Amerika, Jackie Kennedy Onassis. Clientele-nya juga termasuk aktris legendaris seperti Audrey Hepburn dan sosialita Nan Kempner. Di tengah pujian dari ikon mode seperti Karl Lagerfeld, Carolina Herrera, dan Oscar de la Renta terhadap keahlian desainnya, buku ini turut menyisipkan kisah-kisah manis yang mencerminkan gaya hidup dolce vita yang dijalani sang maestro. Tom Ford pernah berkata, “Kalau saya perempuan, saya akan membeli sebagian besar gaun malam saya dari Valentino.” Sementara Claudia Schiffer mengenang kembali momen saat dirinya disambut dengan sorak-sorai oleh publik Italia ketika sedang berpose untuk pemotretan Valentino di Roma, ia bahkan harus keluar ke balkon rumah mode sang desainer untuk melambaikan tangan agar keramaian mereda.
Diana Vreeland pernah merangkum karakter desain Valentino dengan menyebut bahwa ia menyukai perempuan yang percaya pada konsep overdressed, menciptakan peran, dan meninggalkan kesan kuat yang tidak akan sirna. “Perempuannya harus memukau, harus memikat,” ujarnya. Buku ini membuktikan bahwa Valentino sendiri sama memikatnya dengan ragam desain glamornya, terlihat dari setiap potret dirinya di studio hingga foto ikonis gaun tulle bertabur mawar ciptaannya.
Di bawah ini adalah intipan eksklusif dari buku tersebut:

Couture, Musim Semi–Musim Panas 1967. Mantel ringan berbahan wol crepe kuning-turquoise berlapis ganda. Dikenakan oleh Mirella Petteni.

Foto grup di Venesia saat semua orang membaca koran dengan gambar Valentino: Daniela Giardina, Carlos de Souza, Luciano Villarini, Tom Ferris, Germaine Labarthe, dan Georgina Brandolini tahun 1980.

Valentino di dalam ruang kerjanya di Via Gregoriana.

Couture, Musim Gugur–Musim Dingin 1975/76. Setelan wol berwarna madu dengan kerah dan manset berbulu serta detail tali serut di bagian pinggang. Roknya lurus, dipadukan dengan blus sutra bermotif dalam nuansa madu dan hazelnut. Dikenakan oleh Jerry Hall.

Butik, Musim Semi–Musim Panas 1995. Gaun panjang berbahan crepe putih dengan sulaman bermotif chevron serta bagian transparan memanjang di area pinggul. Dikenakan oleh Claudia Schiffer.

Prêt-à-porter, Musim Gugur–Musim Dingin 1991, Model 250.
BACA JUGA:
Florence Pugh Mengenakan Mantel Valentino dengan Detail Logo Saat Berjalan di New York
(Penulis: Camille Freestone; Artikel ini disadur dari: BAZAAR US; Alih bahasa: Amadea Saskia Putri; Foto: Courtesy of BAZAAR US)