Selama 25 tahun perjalanannya, Harper’s Bazaar Indonesia telah menjadi saksi bisu dari perubahan zaman, bergantinya siluet, suara yang semakin lantang, dan semangat yang terus menyala. Di usia seperempat abad ini, kami mengajak Anda membuka kembali album penuh kenangan dan lembaran-lembaran bersejarah yang membentuk identitas kami hari ini.
BACA JUGA: Selebrasi Gemerlap 25 Tahun Harper’s Bazaar Indonesia di BAZtie Party 2025
Harper’s Bazaar Indonesia memulai perjalanannya pada Juni 2000, menandai debutnya dengan Gisele Bündchen sebagai wajah sampul yang memukau. Gaya hip yang tetap elegan dan sophisticated menjadi identitas visual yang terus melekat hingga kini. Sejak awal, majalah ini bukan hanya menjadi panggung bagi dunia fashion dan society Indonesia, tetapi juga ruang eksplorasi dan pertumbuhan bagi para ikon—baik yang telah mapan maupun yang sedang bersinar.
Dari Luna Maya hingga Nadine Chandrawinata, deretan nama besar yang kini mendominasi industri hiburan dan fashion Tanah Air pernah hadir di halaman-halaman Bazaar. Mereka bukan sekadar wajah, tetapi juga suara generasi yang dibingkai dalam perspektif yang segar dan berbeda.
Memasuki era 2010-an, Harper’s Bazaar Indonesia menunjukkan transformasi signifikan lewat kolaborasi yang lebih luas dan pendekatan kreatif yang semakin berani, khususnya dalam penyajian sampul. Pada dekade ini, budaya pop dan kemunculan media sosial mulai memainkan peran sentral dalam membentuk selera visual serta percakapan publik. Bazaar pun merespons dinamika tersebut dengan pendekatan visual yang semakin penuh karakter.
Salah satu tonggak penting adalah kemunculan Lady Gaga di sampul ulang tahun ke-11, sebuah pernyataan artistik yang menegaskan keberanian, individualitas, dan kekuatan pop culture. Tak berhenti di situ, Bazaar turut memperluas narasi artistiknya lewat eksplorasi visual yang lebih konseptual. Sampul-sampul ulang tahun pada tahun 2013, 2016, dan 2017 menampilkan ilustrasi dan interpretasi seni sebagai bentuk baru dalam menyampaikan pesan. Lebih dari sekadar foto, sampul-sampul ini menjadi medium untuk memulai dialog yang lebih luas, beragam, dan eksploratif.
Memasuki era 2020-an, Harper’s Bazaar Indonesia kembali menunjukkan ketangguhan dan relevansinya di tengah perubahan global yang drastis. Pandemi global Covid-19 menjadi titik balik besar, mendorong dunia untuk berekspresi dengan cara yang baru dan lebih intim. Dalam edisi ulang tahun ke-20, Bazaar merespons keterbatasan fisik dengan pendekatan kreatif berupa pemotretan melalui Zoom bersama tokoh-tokoh seperti Chitra Subyakto, Najwa Shihab, dan Nicholas Saputra. Menghasilkan visual yang personal, autentik, dan penuh makna. Dekade ini juga menjadi cerminan perubahan sosial yang lebih luas. Di mana inklusivitas, keberlanjutan, identitas digital, serta ekspresi Gen Z turut menjadi bagian penting dalam narasi mode. Setiap sampul dan halaman mencerminkan suara-suara baru yang beragam, menggambarkan pergeseran norma dan kaburnya batasan dalam berestetika.
Selama dua dekade lebih, Harper’s Bazaar Indonesia telah menjadi saksi sekaligus bagian dari perjalanan industri kreatif dan percetakan di Tanah Air. Dan di tengah dunia yang terus bergerak, satu hal tetap sama: komitmen kami untuk merayakan kreativitas, mengangkat talenta, dan memberi panggung bagi cerita-cerita yang ingin disampaikan melalui gaya.
BACA JUGA:
Memaknai Gegap Gemipta Perayaan Seperempat Abad Harper's Bazaar Indonesia
Memberikan Napas Baru ke Kain Sisa Produksi
