Film-film Iran mungkin memang tak sepopuler film Asia produksi Jepang, India, atau China, namun film berbahasa Persia ini memiliki karakteristik unik yang mungkin bisa membuat Anda jatuh cinta setelah menonton untuk pertama kali.
Konflik dengan tema permasalahan sehari-hari di latar dan kondisi yang realistis kemudian dinarasikan lewat gaya penyutradaraan sederhana membuat deretan film-film Iran memiliki estetika humanis yang begitu unik. Sehingga terkadang menyaksikan film Iran menjadi sebuah 'penyegaran' setelah menyaksikan film yang penuh efek yang cenderung berlebihan.
Untuk Anda yang tengah mencari opsi pilihan film untuk disaksikan selama bulan Ramadhan ini, Bazaar memberikan delapan judul film Iran yang istimewa untuk Anda saksikan.
The Salesman (2016)
Film yang menyabet predikat Best Foreign Language di Academy Awards ini merupakan film kedua dari sutradara Asghar Farhadi yang berhasil meraih Oscar. The Salesman bercerita tentang sepasang suami istri yang bergabung dalam pentas teater Death of a Salesman, sementara sang istri mengalami penyerangan yang membuatnya trauma.
Pola narasi dalam sebuah narasi ini, menjadi resep sukses bagi film yang sukses menghipnotis penonton dan mendulang banyak ulasan positif.
Taste of Cherry (1997)
Meraih penghargaan Palme d'Or di Festival Film Cannes, Taste of Cherry bisa dibilang sebagai salah satu karya ikonis dari Abbas Kiarostami. Dengan gaya penyutradaraan yang minimalis dan mengandalkan long takes, Taste of Cherry menampilkan seorang pria yang berkendara berkeliling kota untuk mencari orang yang bersedia menguburkan dirinya setelah ia bunuh diri nanti.
Kombinasi sinematografi dengan audio yang cenderung minimalis membuat film ini tetap memiliki efek mendebarkan meskipun penonton hanya disuguhkan aktivitas yang membosankan.
A Separation (2011)
Satu lagi dari film peraih predikat Best Foreign Language di Academy Awards. A Separation merupakan karya dari Asghar Farhadi yang menampilkan drama dalam hubungan suami istri. Konflik yang bermula dari pertengkaran suami istri kemudian meningkat secara drastis hingga ke tuduhan pembunuhan dan penganiayaan terhadap orang lain. It's a must-see movie!
Baca juga: 8 Film Inspiratif yang Wajib Anda Tonton
Jafar Panahi's Taxi (2015)
Jafar Panahi merupakan salah satu figur besar dalam dunia perfilman Iran. Namun sosoknya dianggap musuh bagi pemerintahan Iran, karena film-filmnya kerap dianggap membawa propaganda melawan pemerintah. Jafar Panahi sendiri tengah menjalani hukuman tahanan rumah dan larangan untuk memproduksi film.
Namun hukuman itu tak membuatnya jera, hingga ia akhirnya tetap merilis Taxi sebuah film yang ia sutradarai dan ia perankan seorang diri. Dalam film ini Jafar menjadi seorang supir taksi yang berkendara mengantar penumpang dari beraneka ragam latar belakang, watak, dan konflik. Taxi membawa nafas komedi satir yang cukup kental, ditambah dengan kehadiran keponakan perempuan sang sutradara yang menyumbangkan sindiran terhadap regulasi perfilman di Iran.
Children of Heaven (1997)
Mungkin dari seluruh judul film yang Bazaar sebutkan, Children of Heaven adalah yang paling populer karena kerap ditampilkan di televisi di Tanah Air. Ditulis dan disutradarai oleh Majid Majidi, film ini menampilkan perjuangan sepasang anak kakak beradik demi sepasang sepatu. Lucu dan menyentuh menjadi salah satu karakteristik film Iran yang kental dan bisa Anda temukan dalam Children of Heaven.
The White Balloon (1995)
Film ini merupakan karya kolaborasi dari dua figur besar dalam perfilman Iran. Jafar Panahi duduk sebagai sutradara sementara Abbas Kiarostami bertanggung jawab sebagai penulis skenario. The White Balloon adalah debut film panjang dari Jafar Panahi dan langsung mendapatkan begitu banyak ulasan positif, hingga meraih Prix de la Camera d'Or dalam Festival Film Cannes.
Film ini menampilkan perjuangan seorang anak perempuan untuk mendapatkan seekor ikan mas sebagai peliharaan. Seiring dengan perjalanannya, penonton diajak untuk menyaksikan dunia dari sudut pandang protagonis cilik ini. Bagaimana ia berhadapan dengan orang-orang dewasa di sekelilingnya, menyelesaikan konflik, hingga harus berhadapan dengan banyak ketidakberuntungan dalam pencariannya.
The Willow Tree (2005)
Lewat The Willow Tree sutradara Majid Majidi menampilkan metafora akan perlunya bersyukur atas apa yang telah kita miliki. Film ini bercerita tentang seorang pria bernama Youssef yang telah mengalami kebutaan akibat kecelakaan. Meskipun tak sempurna tapi hidupnya bahagia.
Hingga akhirnya, Youssef mendapatkan kesempatan untuk mengobati kebutaannya. Namun nyatanya, setelah ia 'terbuka' pada dunia yang lebih luas, Youssef malah tenggelam dalam obsesi dan egonya sendiri, lantas kehilangan fokus atas apa yang membuat kehidupannya dulu lebih bahagia. Film ini bisa menjadi cara sang sutradara untuk menunjukan bahwa terkadang kita bisa menemukan kebahagiaan meski di keadaan yang buruk, asalkan tetap mampu bersyukur.
About Elly (2009)
Sutradara Asghar Farhadi memang kerap mengangkat isu dari keluarga middle class Iran dan problematika pasangan sebagai fokus dalam film-filmnya. Termasuk di film panjang keempatnya About Elly, yang berhasil membuatnya meraih Silver Bear dalam Berlin International Film Festival.
About Elly merupakan drama dengan konflik yang dinamis. Suasana liburan yang playful cepat berubah menjadi penuh kemarahan dan kecurigaan. Interaksi antar karakter yang luwes dan alami menjadi salah satu keunggulan Asghar dalam meramu film-filmnya, sehingga selalu menarik untuk disaksikan.
Selamat menyaksikan!
(Foto: Courtesy of Sony Pictures)